Dean Benicio dan Janella Winkler adalah sepasang suami istri yang saling mencintai.
Karena sebuah penyerangan, Jane yang tengah hamil besar harus berpisah dengan Dean. Tak lama kemudian sebuah kabar membuat Jane hampir kehilangan anak-anak yang dikandungnya. Dean dikabarkan meninggal, Rex sang asisten pribadi pun juga tidak kabarnya.
5 tahun berlalu, Jane bersama anak kembarnya datang kembali ke kota tempatnya dulu tinggal. Jane ingin mengenalkan kenangan Dean kepada Ethan dan Emma.
Tapi saat sedang berada di taman, Jane melihat Dean yang sang duduk di sana. Jane menggandeng kedua anak kembarnya berlari menghampiri Dean. Jane langsung memeluk Dean tapi sebuah kalimat membuat Jane tersentak.
" Kamu siapa?"
Bukan hanya itu yang membuat Jane terkejut, datangnya seorang wanita dan anak kecil yang memanggil ayah pada Dean semakin membuat Jane bingung.
" Jika itu adalah Daddy kita maka tidak ada yang boleh memanggilnya ayah," ucap Emma dan Ethan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Kembar 35
Olinda akhirnya ikut mengantarkan Jane ke bandara. Sebenarnya Jane tidak ingin Olinda mengantar, tapi gadis itu sedikit memaksa. Ia sedikit merasa bersalah karena tidak bisa ikut. Lebih tepatnya dilarang ikut oleh Jane.
" Kak, biarkan aku ikut bersama mu?" pinta Olinda. Sekali lagi dia berusaha membujuk Jane.
" Tidak sayang, jangan. Sebaiknya kamu tidak pernah mengenal dunia ini sama sekali. Cukup untuk kamu mengurus perusahaan, aku lebih tenang. Biarkan ini akan jadi urusanku untuk saat ini. Apa kamu lupa, Dean sama sekali tidak ingin kamu terlibat. Lagipula aku butuh kamu untuk menjaga Dean dan Si kembar di rumah. Ingat, jangan katakan mengenai tujuan dari kepergianku. Cukup katakan bahwa aku ada pekerjaan di luar kota."
Olinda menganggukkan kepalanya, sungguh ia berat melepaskan Jane untuk pergi. Bagaimanapun Jane juga baru kali ini datang ke pertemuan yang sebenarnya tidak ubahnya seperti medan pertempuran. Jika itu Dean, Olinda tidak akan terlalu khawatir karena Dean seorang laki-laki, tapi Jane adalah seorang wanita.
" Jangan berpikir yang macam-macam, aku pergi dulu ya." Jane berpamitan kepada Olinda.
" Ya Kak, selalu berhati-hati lah. Kota K juga bukan kota yang ramah, tingkat kejahatan di sana lumayan tinggi. Joy, jaga Kak Jane dengan baik." Olinda kembali lagi memperingatkan Joy, dia benar-benar sangat tidak tenang melepas Jane pergi.
"Siap Nona, saya akan melakukan tugas saya dengan sebaik nya."
Jane bersama Joy dan 10 orang lainnya langsung masuk ke area penerbangan. Olinda hanya bisa menatap pias. Ia sungguh berharap Jane tidak pergi, tapi sepertinya tekad kakak iparnya sudah bulat. Olinda tidak lagi bisa menahan Jane.
Ternyata hari ini bukan hanya Jane saja yang pergi ke kota K. Pablo dan Eliz juga ke sana. Ya, akhirnya Eliz menyetujui sang ayah untuk pergi mengikuti pertemuan rahasia itu. Pablo tentu senang karena Eliz mau mendengarkan sarannya. Kesenangan Pablo bertambah saat Dawson Graziano mengajak mereka untuk pergi bersama. Itu adalah sebuah kehormatan bagi Pablo. Sebenarnya Pablo berharap Eliz bisa dekat dengan putra Dawson--Oliver, tapi Pablo harus kecewa karena Oliver tidak ikut kali ini.
" Apakah Tuan Muda tidak ikut serta Tuan Dawson?" tanya Pablo dengan hati-hati. Dia jelas tidak boleh menyinggung orang nomor satu Klan Gold Dragon tersebut.
" Anak itu belum mau mengikuti apa yang aku kerjakan sekarang. Dia sibuk dengan kesukaannya sendiri. Aku senang melihat putrimu yang kau mengikuti jejak mu. Kau beruntung memiliki putri yang berbakti."
Pablo tersenyum saat mendengar pujian dari Dawson. Pria itu adalah orang yang sulit sekali memuji orang lain. Maka dari itu Pablo beranggapan bahwa mungkin saja Dawson tertarik pada Eliz untuk dijadikan menantu.
Sungguh kepercayaan diri yang sangat tinggi. Sedangkan Eliz, wanita itu memilih diam tenang duduk di bangku nya sambil melihat ke luar jendela. Dia menikmati hamparan awan di langit yang dilewati pesawat pribadi milik Dawson Graziano.
Lagi, Eliz teringat kepada Dean. Masih terngiang dalam ingatan Eliz saat Dean mengatakan bahwa ia ingin sekali mengajak Eliz dan Bobby jalan-jalan ketika dia sembuh. Tapi semua itu hanya tinggal angan belaka.
Tes
Air mata Eliz membasahi pipi. Dia masih belum bisa merelakan kepergian Dean yang terasa tiba-tiba. " Kau bohong Dean, kau membohongiku. Katanya kamu ingin membawaku dan Bobby pergi. Tapi semua nya hanya omong kosong dan angan semu."
Eliz mengusap air matanya segera. Dia tidak ingin sang ayah tahu kalau dirinya menangis. Pablo pasti akan tidak senang, terlebih saat ini mereka menumpang di pesawat Dawson. Eliz tentu tidak boleh menampakkan wajah sedihnya. Sebagai seorang putri dari keluarga Martinez, dia harus mulai kuat dan tegak berdiri. Seperti yang dikatakan Pablo bahwa dia akan jadi penerus klan gangster nantinya.
🍀🍀🍀
Si kembar kembali ke rumah sebelum makan siang. Mereka berdua langsung menuju ke kamar Dean untuk melihat. Tapi sepertinya mereka harus kembali ke kamar karena Dean baru saja tertidur.
" Apa Daddy baik-baik saja Paman Jas?" tanya Emma dengan raut wajah khawatir.
" Daddy kalian dalam proses pengobatan. Bersabarlah, mungkin akan sedikit merasa sakit, tapi itu adalah tahap yang harus dijalani," jelas Jason.
Emma dan Ethan mengangguk paham. Mereka pernah melihat orang-orang yang berteriak kesakitan saat di rumah sakit sang paman. Tapi selang beberapa Minggu atau bulan mereka akan sembuh dan keluar dari rumah sakit dengan senyuman.
" Baiklah paman, kamu tidak akan mengganggu paman dalam mengobati Daddy. Kami permisi dulu paman."
Ethan menarik tangan Emma untuk kembali ke kamar. Ia ingin sang ayah cepat sembuh maka dari itu mereka tidak boleh mengganggu proses pengobatan yang dilakukan paman mereka.
Jason tersenyum melihat tingkah kedua ponakannya itu. Mereka memang cerdas bisa langsung memahami apa yang terjadi. Tapi Jason juga tidak akan mengizinkan Emma dan Ethan melihat bagaimana Dean kesakitan.
" Mereka pasti tidak akan tega melihatmu kesakitan seperti tadi Dean. Tapi ini memang harus terjadi," gumam Jason lirih.
Satu jam yang lalu, sebelum si kembar pulang, Dean baru saja berteriak kesakitan. Bahkan dia ingin sekali membenturkan kepalanya ke dinding. Jason memberikan serum memperkuat ingatan dan saat Dean melihat lintasan peristiwa masa lalu membuat pria itu merasakan sakit yang tertahankan di kepalanya
" Argghhhh!" Teriakan Dean menggema di seluruh kediaman Benicio. Jason bahkan harus memanggil beberapa pengawal untuk menahan tubuh Dean yang bersikeras ingin membenturkan kepala.
Keadaan Dean yang tidak stabil itu tetap mengeluarkan kekuatan yang besar. Jason pikir dia bisa mengatasi sendiri tapi ternyata dia salah. Jason bahkan terpelanting beberapa kali saat Dean menapis tangan Jason yang berusaha menahan.
Sekarang Dean sudah tenang, bukan karena obat penenang tapi karena Jason terus memberikan kalimat afirmasi kepada Dean untuk melawan rasa sakitnya itu. Jason harus mengurangi pemberian analgesik agar Dean tidak ketergantungan degan obat penghilang rasa nyeri tersebut.
" Mungkin aku kejam Dean, tapi ini memang harus dilakukan. Mari berjuang bersama untuk kesembuhanmu."
Jason berdoa tulus, dia benar-benar akan berusaha untuk membuat Dean segera sembuh. Jason ingin melihat lagi kebahagiaan dari sang adik. ia sangat sedih melihat Jane yang hampir sepenuhnya gila waktu itu saat kabar kematian Dean. Meskipun seaat ini Jane terlihat acuh tapi Jason yakin dalam hati Jane sangat peduli dan khawatir terhadap Dean. Yang Jason lihat, saat ini Jane mencoba untuk menjadi wanita kuat.
TBC
ilang ingatan dll
semoga sukses selalu