NovelToon NovelToon
Mantan VS Perfect Husband

Mantan VS Perfect Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Aylin Buana pergi ke klub malam untuk pertama kalinya karena ajakan dari sahabatnya setelah dia melihat tunangannya berciuman dengan seorang wanita di ruang kerja. Di meja bar ada seorang pria botak yang tertarik akan kecantikannya Aylin dan memasukkan obat ke minumannya Aylin. Namun, ada seorang pria ganteng yang berhasil menyelamatkan Aylin dari niat busuk pria botak hidung belang itu. Keesokan harinya Aylin membuka mata dan menemukan dirinya tidur di atas lengan kokoh dan dirinya memakai jubah mandi lalu dia bersitatap dengan senyuman seorang cowok ganteng. Aylin awalnya benci dengan cowok ganteng itu tapi kemudian menjalin kasih dengan cowok ganteng itu. Sayangnya pada akhirnya mereka berpisah karena ego masing-masing. Lalu Aylin dinikahkan dengan cowok pilihan mamanya. Aylin memiliki suami yang sempurna. Namun, Aylin tidak bahagia. Aylin selalu merindukan mantannya, si cowok ganteng itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Pergi!

Gionatan memakan bekalnya sambil menepuk-nepuk dadanya. Makanan yang dia telan rasanya memenuhi dadanya dan membuat dadanya terasa sangat sesak. Pria tampan itu meneteskan airmata saat dia meletakan bekal makannya yang belum habis di atas meja sofa. Lalu dia mengusap cepat airmatanya sambil meraih gelas minumnya yang berisi air putih ketika dia mendengar pintu ruang pribadinya diketuk.

Gionatan bergegas berkata, "Masuk" Sambil meletakan gelasnya yang sudah kosong di atas meja sofa.

Perawat yang seharian penuh menemani Gionatan visit ke ruangan-ruangan rawat inap pasien, melangkah dengan membawa tumpukan map.

"Letakkan saja di meja" Perintah Gionatan.

"Baik, Dok"

Setelah meletakkan tumpukan map di meja, perawat itu bertanya ke Gionatan, "Anda tidak mandi dulu sebelum Anda buka praktek?"

"Ah, nanti saja"

"Baik, saya keluar dulu mempersiapkan ruang praktek Anda, Dok"

"Tunggu!"

Perawat itu balik menghadap ke Gionatan.

"Ada apa, Dok?"

"Pasiennya dokter Bram yang bernama Langit, emm, apa dia.....dia....."

Gionatan ingin menanyakan apa Aylin masih di sana tapi bingung mau bertanya dengan kalimat yang bagaimana agar perawat di depannya tidak memandangnya aneh.

"Oh, Langit itu sangat beruntung, ya, Dok. Mama dan Papanya cakep banget pantes kalau Langit sangat tampan dan Mamanya Langit sangat beruntung, Dok. Suaminya sangat tampan, keren, dan sangat menyayanginya. Tipe suami sempurna, idaman semua wanita. Saya yang masih jomblo ini hanya bisa meringis perih. Pengen punya suami yang seperti itu juga, tampan, maskulin, keren, dan........"

"Cukup!" Tanpa sadar Gionatan menggebrak meja.

Saat melihat perawat di depannya terlonjak kaget dan menatapnya dengan penuh tanda tanya, Gionatan berdeham lalu bergegas berkata, "Ah, maafkan saya. Ada nyamuk di atas meja tadi. Emm, pergilah dulu! Saya akan mandi dulu"

Perawat tersebut mengangguk sopan kemudian bergegas keluar dari ruangannya Gionatan.

Gionatan langsung menjatuhkan kepalanya ke sandaran sofa kemudian meletakkan lengannya di wajah dengan helaan napas panjang yang terasa sangat berat.

Sementara Aylin sedang duduk di sofa dengan kepala tertunduk dan meremas tangannya sendiri.

Theodore Herlambang memang pria yang sangat sempurna di mata orang-orang. Namun, hanya Aylin yang bisa melihat sosok Theodore Herlambang yang sesungguhnya. Theodore Herlambang adalah pria bersumbu pendek. Pria itu mudah sekali marah dan selalu menyalahkan Aylin jika segala sesuatu di sekitarnya tidak berjalan sesuai dengan keinginannya. Aylin hanya bisa menunduk dan meremas tangannya sendiri setiap kali suaminya membentak, menyalahkan dirinya, dan tidak berhenti mengoceh tentang kesalahan-kesalahan yang pernah Aylin lakukan di masa lalu.

"Kamu itu memang sangat ceroboh. Kamu sudah punya anak tapi tetap saja ceroboh. Dasar wanita pembawa sial! Bisa-bisanya kamu teledor dan membuat anak kita sakit seperti ini. Bahkan harus menjalani operasi usus buntu di usia sedini ini. Lihatlah Langit! Di mana hati nuranimu sebagai Ibu, hah?!"

Aylin mendongak pelan lalu berkata dengan suara serak menahan airmata, "Ya, aku minta maaf. Aku salah. Aku sudah resign dan akan selalu ada di sisi Langit dua puluh empat jam penuh. Aku tidak akan biarkan Langit sakit yang seperti ini lagi. Aku janji" Aylin semakin meremas tangannya sendiri sampai tangan itu memutih.

Theo mendengus kesal lalu melangkah pelan menuju ke pintu sambil berkata dengan wajah datar, "Aku ke kantor dulu ada meeting dadakan. Kalau ada apa-apa kabari aku dan jaga anak kita dengan sangat baik"

Aylin berdiri untuk mengantarkan suaminya ke pintu sambil berkata, "Iya, aku akan jaga Langit dengan sangat baik. Kamu hati-hati di jalan"

Sesampainya di depan pintu, Theo menoleh sekilas ke belakang lalu dia mencium kening Aylin dan tak lupa mengecup bibir Aylin dan setelah mengusap kepala Aylin dengan lembut, pria itu tersenyum kemudian melangkah pergi meninggalkan Aylin.

Theo pergi dengan senyum lebar saat dia mendengar para perawat berbisik, "Beruntung sekali, ya, wanita itu punya suami romantis dan baik banget"

Aylin menutup pintu dengan kepala tertunduk dan menggigit bibir menahan tangis. Lalu dia melangkah ke ranjangnya Langit. Setelah merapikan selimutnya Langit, Aylin melangkah ke sofa. Setelah menghempaskan tubuh lelahnya ke sofa, perempuan cantik itu menjatuhkan kepalanya ke sandaran sofa kemudian meletakkan lengannya di wajah dengan helaan napas panjang yang terasa sangat berat.

Di saat itulah, ingatan Aylin kembali melayang ke masa lalu. Ke masa-masa bahagianya bersama Gionatan.

...♥️♥️♥️♥️...

Satu bulan berlalu sejak Aylin meminta Gionatan meninggalkan semua kebiasaan buruknya dan selama satu bulan itu bentonya Aylin laris manis. Gionatan selalu setia mengantar jemput Aylin dan membantu Aylin menyiapkan pesanan bento di jam empat pagi.

Aylin bahkan lupa ulangtahunnya sendiri saking sibuknya bekerja di dua tempat dan mengerjakan pesanan bento.

Adikku harus dioperasi secepatnya. Aku harus giat ngumpulin uang. Batin Aylin sambil menata bentonya di atas meja sofa.

"Ay?"

Suara dalamnya Gionatan membuat Aylin berbalik badan dengan cepat.

Aylin terkejut menemukan Gionatan bersimpuh di atas lantai dan cowok itu menjulurkan kotak persegi panjang berwarna merah darah ke Aylin.

"Kenapa kamu bersimpuh? Dan kenapa kasih aku kotak ini?" Aylin menarik lengan Gionatan agar cowok itu berdiri.

Gionatan menggelengkan kepala sambil menahan lengannya.

"Gio, jangan bercanda! Nggak lucu" Aylin melipat tangan di depan dada.

"Selamat ulangtahun, ya, Ay. Ini kado dariku"

Aylin menutup mulutnya yang ternganga kaget.

"Terima Ay! Kakiku udah kesemutan nih"

Aylin mendengus geli lalu berkata, "Kamu berdiri dulu!"

Gionatan berdiri dengan bantuannya Aylin lalu cowok tampan itu memasukkan kotak yang sedari tadi dia pegang ke tangannya Aylin, "Happy birthday, Ay"

Aylin menunduk melihat kotak yang sudah berpindah ke tangannya.

"Buka Ay! Semoga kamu suka" Gionatan berkata dengan wajah semringah dan sedikit tegang.

Aylin mengangkat kepalanya dengan perlahan lalu menatap Gionatan dengan genangan airmata di kedua pelupuk matanya.

"Jangan nangis, Ay! Ini ultah kamu seharusnya kamu happy"

Aylin tersenyum dan menganggukkan kepala lalu berkata, "Terima kasih, ya. Terima kasih untuk kadonya. Aku buka, ya"

Gionatan tersenyum lebar dan mengangguk mantap sambil berkata, "Iya, buka aja!"

Aylin membuka kotak itu dan langsung terkesiap kaget melihat gelang cantik dengan hiasan bintang kecil-kecil. Aylin menatap Gionatan, "Aku tidak bisa terima ini. Ini pasti mahal banget dan........"

"Aku sudah berusaha setengah mati memenuhi keinginan kamu sebulan ini dan aku berhasil memenuhi keinginan kamu. Tidak ke klub malam lagi, tidak main cewek lagi, tidak ngerokok lagi, dan tidak minum minuman beralkohol lagi. Karena aku punya bintang kecil di hidupku dan kamu itu bintang kecilku, Ay. Makanya aku pesen gelang dengan hiasan bintang-bintang kecil itu agar kamu selalu inget kalau kamu itu bintang kecilku, penyemangatku dan kamu selalu inget kalau bintang kecil itu tanda janji kamu dan tanda jadian kita. Kalau kamu nolak hadiahku, aku akan sedih banget dan aku akan anggap kamu suka ingkar janji"

Aylin tersenyum terharu lalu berkata, "Baiklah aku terima gelang ini dan aku akan pakai sekarang"

"Aku boleh bantu kamu pakai?"

Aylin tersenyum dan menganggukkan kepala.

Setelah memakaikan gelang cantik itu di tangan Aylin, Gionatan menatap Aylin dan berkata, "Aku senang kamu mau pakai gelang ini dan itu artinya kamu nggak ingar janji"

"Aku selalu menepati janji"

"Berarti kita udah jadian sekarang"

Aylin mengerjap kaget, "Hah?!"

"Aku udah penuhi permintaan kamu. Sebulan ini aku udah jadi cowok baik. Aku tinggalkan semua kebiasaan buruk aku. Jadi, kita jadian, kan, sekarang, Ay?"

Wajah Aylin sontak merah total lalu cewek cantik itu berbalik badan dengan cepat untuk menyembunyikan wajahnya dan Gionatan dengan sigap menarik lengan Aylin.

Bruk!

Aylin jatuh ke pelukannya Gionatan.

Gionatan memeluk erat tubuh rampingnya Aylin lalu mendaratkan bibirnya di pucuk kepalanya Aylin.

Jantung keduanya berdebar kencang.

Gionatan berkata di pucuk kepalanya Aylin, "Aku mencintaimu, Ay. Bukan suka lagi"

Aylin mendongak kaget dan Gionatan nekat mencium kening Aylin.

Gionatan menarik bibirnya dan menemukan Aylin tengah membeliak kaget.

Gionatan mengusap rambut Aylin dan berkata, "Kita rayakan ultah kamu dan hari jadian kita ini ke restoran mamaku, ya, nanti malam. Aku udah siapkan kejutan buat kamu di sana"

Aylin hanya menatap Gionatan dan terpaku saat itu.

Jantung keduanya masih berdebar kencang.

...♥️♥️♥️♥️...

Aylin kemudian ketiduran dan jatuh ke dalam mimpi indahnya bersama Gionatan bukan bersama Theo.

Gionatan membuka pintu setelah empat kali ketukannya di pintu tidak ada jawaban.

"Dok, Langit dan mamanya tidur" Ucap perawat yang mendampingi Gionatan visit ke pasien-pasiennya di jam tujuh malam dengan suara lirih.

"Ssstttt! Kamu keluar saja biar saya yang cek Langit. Kalau Langit udah bangun saya akan pencet bel. Kamu bisa kasih obatnya kalau Langit udah bangun" Ucap Gionatan dengan suara lirih.

"Baik, Dok" Perawat tersebut juga berusaha lirik kemudian perawat itu berbalik badan lalu menutup pintu dengan pelan tanpa menimbulkan suara.

Gionatan berjalan pelan ke Aylin setelah pintu tertutup rapat.

Dia duduk di sampingnya Aylin dengan gerakan super lambat dan tatapannya terus terarah ke wajah yang tertutup lengan. Gio bangkit untuk mengambil selimut lalu dia menyelimuti tubuh ramping manatan kekasih dengan hati-hati agar gerakannya tidak membangunkan Aylin.

Saat Gionatan ingin memasukkan lengan Aylin ke dalam selimut terdengar suara, "Om doktel senang beltemu lagi"

Gio berbalik badan dengan cepat dan menemukan senyumannya Langit. "Hai, om dokter juga senang bertemu lagi denganmu. Kamu sudah makan?" Gio berjalan menghampiri ranjangnya Langit.

Langit semakin melebarkan senyumannya di wajah mungilnya yang sangat tampan saat dokter favoritnya duduk di tepi ranjang.

"Ada yang terasa sakit?" Tanya Gionatan dengan senyum ramah ke Langit.

"Langit baik-baik saja, Om doktel"

"Oke, emang bener-bener jagoan, ya" Gionatan mengusap kepala Langit dengan senyum lebar.

"Mau minum lagi?" Tanya Gionatan sambil memencet bel.

Langit mengangguk-angguk lalu Gionatan mengambil gelas dan sedotan untuk membantu Langit minum.

Perawat masuk dan bertanya ke Gionatan, "Dikasih obatnya sekarang, Dok?"

"Iya" Gionatan menyahut sambil meletakkan kelas kembali ke nakas.

Lalu, Gionatan menggenggam pelan tangan mungilnya Langit kemudian mengusap-usap lembut punggung tangan Langit sambil berkata, "Obatnya antibiotik dan terasa nyeri sedikit. Tahan, ya" Gionatan terus mengusap-usap lembut punggung tangan Langit saat Langit mengangguk dengan memejamkan mata rapat dan mendesis kesakitan.

"Udah, emang jagoan, ya" Perawat mengusap lembut kepala Langit setelah menarik jarum suntik dari infus.

Langit membuka mata dan berkata ke perawat itu, "Telima kasih, Sustel"

"Sama-sama anak pinter, ihhhh! Tampan banget, gumuusshhh!" Perawat itu hendak mencubit pipi Langit dan Gionatan sontak berdeham keras.

Perawat menatap dokter sekaligus atasannya dengan wajah meringis lalu berkata, "Maaf, Dok, habisnya Langit ngegemesin"

Gionatan menghela napas panjang dan perawat itu langsung berkata, "Saya permisi dulu, Dok"

Gionatan mengeluarkan mainan mobil-mobilan yang dia beli di minimarket yang ada di lantai bawah rumah sakit. "Kamu suka mobil-mobilan?"

"Suka tapi Mama sama Papa tidak mengijinkan Langit telima pembelian olang lain tanpa seijin Mama sama Papa"

"Om Dokter bukan orang lain. Om Dokter temannya Mama kamu. Mama kamu pasti ngebolehin kamu terima mobil-mobilan ini"

Gionatan mengulurkan mobil-mobilan berbentuk Jeep mini berwarna merah.

"Mobil mini ini bisa berubah bentuk jadi robot, lho. Langit pernah nonton film Transformer?"

Langit menggelengkan kepala, "Langit tidak dibolehin nonton film selain Upin Ipin sama dolaemon"

"Oh, kalau gitu Om bukain mobil-mobilan ini dan Om akan tunjukan kalau mobil Jeep mini ini bisa berubah jadi robot"

Langit memperhatikan dengan penuh antusias gerakan dokternya membuka mobil-mobilan mini itu lalu merubah mobil-mobilan mini itu menjadi robot.

"Taraaaaa!!!!" Gionatan mengulurkan robot yang sudah jadi ke Langit.

Langit menerima robot itu dengan penuh antusias sambil berkata, "Terima kasih, Om Doktel"

"Sama-sama" Gionatan mengusap lembut puncak kepalanya Langit saat anak tampan itu tengah asyik merubah robot mini itu kembali menjadi mobil Jeep mini.

Entah sudah berapa menit Gionatan mengajak Langit bermain dan bercanda tawa hingga Langit ketiduran sambil mendekap mobil-mobilan mini itu. Gionatan tersenyum lalu dia menarik selimut sampai ke dadanya Langit dan setelah dia mendaratkan kecupan di pipi gembulnya Langit, dokter tampan itu berjalan ke sofa.

Gionatan duduk di sofa dan meletakkan. kepalanya miring di atas sandaran sofa agar dia bisa melihat dari dekat wajah Aylin. Aylin sudah tidur meringkuk seperti udang dengan kepala miring di sandaran sofa.

"Kamu semakin cantik, Ay" Gionatan tersenyum melihat wajah Aylin yang ada di depannya. Wajah itu tampan damai dan Gionatan sangat merindukan wajah cantik nan damai itu.

"Gio, jangan pergi" Gumam Aylin lirih.

Gio membeliak kaget.

1
Syhr Syhr
kalau terlalu brutal boleh nolak
Syhr Syhr
Kok ngancam Paksu ini.
Syhr Syhr
Memaafkan, tapi masih sering bertemu itu lebih menyakitkan.
Syhr Syhr
Iya, iya. aku tahu
Syhr Syhr
Nggak bau. Tapi karena kamu terlalu tampan. /Smile/
Aksara_Dee
kirim iklan Kaka
Aksara_Dee
rezeki gak boleh di tolak Gio
Aksara_Dee
gimana perasaan aylin ya
R 💤
nyesek deh Gio....
Syhr Syhr
Enak loh, meski banyak debunya. 😂😂
Syhr Syhr
Ini namanya habis di orang lama. Benar-benar belum bisa move on.
R 💤
nonton iklan dulu kak hehehe simingitt
Aksara_Dee
aylin cinta bgt suaminya ya?
Aksara_Dee
pasrah deh gio
anggita
iklan like untuk author 👆👍
〈⎳ FT. Zira
cuma bisa komen di akhir..keterusan bacanya sampe gak sadar.

☕️ dulu buat ka author
Syhr Syhr
cemburu /Sneer/
Syhr Syhr
Aku pikir baik, ternyata suaminya...???
Syhr Syhr
Wah...wah...perawatnya manas-manasin. /Applaud//Applaud/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
dr caranya ngomong udah keliatan banget ciri² cewek manja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!