NovelToon NovelToon
I LOVE YOU, BULE

I LOVE YOU, BULE

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa / Tamat
Popularitas:433.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nona Fi

Sosok gadis manja dan ceria berubah menjadi gadis yang bersikap sangat dingin saat ayah yang begitu dia sayangi menyakiti hati ibunda tercinta. Ara menjadi gadis yang dewasa, bertanggung jawab pada keluarga dan sangat menyayangi keluarganya. Itu sebabnya Ara berusaha melakukan apapun untuk membahagiakan ibu dan kedua adiknya, termasuk menjadi wanita simpanan dari seorang bule tajir.

Seorang Bule yang Ara sendiri tidak tahu siapa namanya, karena yang Ara tahu hanya nama panggilan pria itu, yaitu Al.
"Jangan tanya namaku! Dan jangan mencoba mencari tahu siapa aku! Hubungan antara kita hanya sebatas ranjang, selebihnya aku tidak mengenalmu dan kau tidak mengenalku."

Ucapan bule tajir itu saat dulu membuat kesepakatan dengan Ara, menjadi hal yang selalu Ara ingat untuk membentengi hatinya.

Bagaimana kelanjutan kisah Ara?
Masukan buku ini ke rak baca kalian, ikuti ceritanya dan dukung selalu authornya. Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Fi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bule 35

"Ara, kamu sudah sampai?"

Pertanyaan pertama itu langsung meluncur ketika Ara mengangkat panggilan tersebut. Dia tersenyum senang, karena baginya ini merupakan perhatian kecil dari Al. Wanita itu mengangguk senang, dan saat dia menyadari jika Al tidak bisa melihat anggukannya dia segera menjawab, "Ya, Al. Sudah satu jam lalu."

Ara masuk ke dalam kamar, tak lupa mengunci pintunya. Dia lalu membaringkan tubuhnya kembali di ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Tetapi, bukan melamun seperti tadi, kini Ara tampak terus tersenyum dengan senang.

"Kamu sendiri bagaimana? Sampai dengan selamat, kan?"

Ingin rasanya Ara bertanya, di mana Al saat ini, sedang apa, dan bagaimana kabarnya, tapi dia sadar diri jika lelaki itu tak suka kalau dirinya membahas hal yang mengarah lebih pribadi. Akhirnya Ara hanya bisa menggigit kecil bibirnya sebagai pelampiasan.

"Ya, tentu saja. Aku akan mengajakmu ke sana lagi lain kali. Karena kamu baik-baik saja, aku matikan dulu teleponnya. Jangan lupa makan dan beristirahat, Ara."

Mendengar Al akan berpamitan, membuat Ara segera memekik, "Tunggu!"

"Ada apa? Kamu masih rindu padaku?" tanya Al dari seberang telepon, terdengar terkekeh pelan.

"Itu juga salah satunya," sahut Ara tertawa. "Tapi ada hal lain yang ingin aku tanyakan padamu."

"Apa itu, Ara?"

"Kapan kamu menemuiku lagi?" tanya Ara dengan jantung yang berdebar.

"Entahlah, Ara. Aku masih belum bisa memastikan. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu. Jika semuanya kelar, aku pasti akan menghubungimu," tutur Al.

Embusan napas panjang keluar dari bibir Ara. "Baiklah kalau begitu, aku tadi hanya ingin meminta kita bertemu--"

Ara menggantung ucapannya. Dia tidak mungkin mengatakan pada Al untuk memintanya bertemu di hotel dan tiba-tiba meminta apartemen baru. Al tidak tahu alasannya , dan Ara tidak mungkin menceritakan soal pertemuannya dengan sang ayah. Mau bagaimanapun, Al belum tahu tentang kehidupan pribadinya dengan rinci, dan dia tidak ingin masalahnya dengan sang ayah diketahui oleh Al.

"Ara," panggil Al karena Ara malah terdiam.

"Apa yang ingin kamu katakan?"

"Tidak," sahut Ara cepat. "Aku hanya ingin memintamu cepat-cepat datang untuk menemuiku karena aku sudah sangat merindukanmu. Jangan ulur waktu lama-lama, ya."

"Tentu saja, Sayang. Berikan aku kecupan sebelum mematikan panggilan," ucap Al kemudian.

Ara terkekeh, lalu mengerucutkan bibir untuk mengecup teleponnya. Dia sengaja menimbulkan suara pada kecupan itu agar Al bisa mendengarnya.

"Bye, Al."

Dia lalu meletakkan telepon itu di samping tubuhnya ketika panggilan itu terputus. Senyum yang sejak tadi terpancar saat menelpon, kini lenyap seketika.

"Bagaimana caranya aku mengatakan pada Al jika aku ingin pindah apartemen?" gumam Ara bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Wanita itu lagi-lagi mendesah, karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia kembali mengecek teleponnya, dan mengamatinya dengan lekat. Melihat baterai teleponnya kosong, Ara segera meraih tasnya untuk mencari pengisi daya.

Namun sesuatu yang ada di tas membuatnya tersenyum. Dia segera mengecek benda tersebut dan memastikan isinya. "Aku hampir lupa memberikan ini pada Bunda."

Ara mengambil benda persegi yang berisi perhiasan yang sempat dia minta pada Al kemarin. Ara berniat untuk memberikan perhiasan itu pada sang ibu. Dia baru saja keluar dari kamar, ketika teriakan keras mengejutkan dirinya. Reflek tangan Ara memegangi dadanya yang sedikit sakit.

"Tidak bisakah kalian tidak membuatku kaget, hah!" bentaknya dengan marah, menatap dua bocah yang tingginya hampir sama dengannya itu dengan tajam.

Tapi sedetik kemudian, dia tertawa. Merentangkan kedua tangannya untuk memeluk adik-adik kembarnya. "Astaga, Kakak benar-benar  merindukan kalian."

Si kembar pun langsung memeluk kakaknya dengan erat. Mereka sempat khawatir saat Ara menatap mereka tajam. Tapi setelah melihat kakaknya itu tertawa, si kembar baru menyadari jika Ara hanya bercanda.

"Kakak kapan sampai rumah?" tanya Keisha.

"Apa Kakak membawa hadiah lagi?" tanya Khansa.

Kedua bocah kembar itu tampak antusias, membuat Ara bingung akan menjawab siapa dulu. Akhirnya Ara hanya berkata, "Ganti pakaian kalian dulu, nanti susul Kakak di bawah."

"Siap, Bos!" jawab si kembar berteriak serempak.

Ara terkekeh melihatnya, lalu membiarkan si kembar pergi dari sana. Wanita itu segera turun untuk menyusul ibunya kembali. Melihat ibunya masih sibuk di depan kompor, membuat Ara menghampiri dan memeluk dari belakang.

"Bunda...," panggil Ara dengan manja.

"Ada apa, Ara? Menjauhlah, tanganmu panas nanti dekat-dekat api," kata Diana, melepaskan paksa tangan Ara sambil membalik badan.

"Ara mempunyai hadiah buat Bunda," tutur Ara, lalu menyerahkan kotak yang sejak tadi dibawahnya pada sang ibu.

Diana langsung mengecilkan api kompornya, lalu cepat-cepat membuka kotak tersebut. Betapa terkejutnya dia saat melihat isinya adalah perhiasan. Diana tampak haru dengan mata berkaca-kaca. "Ara, kenapa tidak kamu simpan sendiri saja, Nak? Ini, kan barang mahal."

"Tidak, itu memang buat Bunda. Ara sudah punya sendiri," ucap Ara. Melihat ibunya senang dengan hadiah yang diberikan, membuat hatinya bahagia.

"Kakak ... hadiah kita mana?"

Ara baru saja akan memeluk ibunya kembali, ketika suara teriakan penuh keluhan terdengar dari belakang. Saat dia menoleh, dia melihat adik-adik kembarnya itu membuka telapak tangan seolah sedang meminta pajak padanya.

1
Vani_27
menjijikkan
Itoh
sbnernya bgs novelnya tpi pnjabarannya trlalu detail jdi bikin cpt boring
echa purin
/Good/
scarlet
Jgn mau Ara,,, lelaki sekali main tgn, maka akan terus main tgn,,, menjauh darinya Ara,,, dia bkn org yg baik
scarlet
Thor,,, AQ tak suka Al,,, 😡
scarlet
sangatttt 🤭😉
scarlet
Tuhan tau hatimu Ara,,, semoga cepat ada solusi yg baik
SUSANTI SUTISNA
syukaaaa cerita ny...seru n gk belibet sat set tp asik
Inonk_ordinary
yg makin parah lagi,,si buke ternyata ude nikah,,dan ara jd pelakor. jangan² ya. kasian ara,,dia benci pelakor tp dia malah jd pelakor..jgn yaa thorr
Inonk_ordinary
see..org yg sangat ceria ternyata...
Lina Yuliana
lanjut thor season 2 nya di tunggu
Ace Syafitri Prawitasari
Luar biasa
Aycha Aia Cw Libra
sempurna
Andriyati
gak cinta kok ada anak 3 hadehhh dasar kamu
dewi wulandari
bagus 👍
Dewi Purwanti
GPP Ra setidaknya hanya satu laki-laki yg berhubungan dengan moe
HARTIN MARLIN
🤔🤔🤔 siapa dia sebenarnya
HARTIN MARLIN
lebih baik kamu tinggalkan Al itu,agar dia menyadari kesalahannya
HARTIN MARLIN
lebih baik gak usah turuti dulu permintaannya
HARTIN MARLIN
Memang menyesak sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!