NovelToon NovelToon
One Night Love With CEO

One Night Love With CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mimah e Gibran

Menjadi anak haram bukanlah kemauan Melia, jika dia bisa memilih takdir, mungkin akan lebih memilih hidup dalam keluarga yang utuh tanpa masalah.

Melia Zain, karena kebaikan hatinya menolong seseorang di satu malam membuat dirinya kehilangan kesucian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Sintia mengambil gaun yang ia pandangi terus sejak pertama datang ke gerai ini. Melia senang melihatnya, ada kelegaan tersendiri dalam hati saat melihat senyum mengembang sang ibu karena bahagia.

"Makasih ya, Mel. Berkat kamu dan menantu ibu."

"Jadi yang dimaksud calon menantu, apa orang yang hampir saja membuat chain mereka bangkrut?" pikir Kepala toko dalam hati.

Kepala toko kembali mendekat ke arah Sintia yang terlihat sangat bahagia, ia pun menawarkan kepada Sintia barangkali ingin mengunjungi chain toko yang lain.

"Nyonya Sintia, apa anda mau melihat-lihat ke toko chain kami yang lain?" tawar kepala toko dengan senyum.

Sintia menoleh ke arah Melia, gadis itu mengangguk saja. Melia hanya ingin menyenangkan hati ibunya, terlebih ibunya sudah membelikan beberapa gaun untuknya tadi sebelum datang ke gerai toko ini. Meski bukan gaun bermerk branded, tapi Melia sangat senang. Ibunya selalu saja menghawatirkan nasibnya, penampilannya akhir-akhir ini.

"Baiklah kalau begitu." Sintia mengulas senyum. Kepala toko lantas menemani mereka masuk dari chain satu ke yang lainnya. Melia juga memilihkan beberapa barang untuk ibunya.

"Kamu tak menginginkan sesuatu, Mel?" tanya Sintia terheran-heran.

"Nggak, Bu." tolak Melia. Namun, saat ia memasuki chain berbagai macam sepatu. Pandangannya terpaku pada sebuah sepatu yang berada di balik kaca transparan.

Sepatu gaya anak muda dengan tulisan merk C di talinya warna putih sesuai dengan warna favorit Melia. Sangat cocok dengan gaya Melia yang tomboy dan absurd, terlihat sangat keren.

Melia memegang sepatu itu sebentar sebelum akhirnya suara bariton menyadarkan lamunannya.

"Bukankah itu yang anda pegang sepatu untuk anak muda, Nona?" tanya kepala toko terheran. Melia masih memperhatikan sepatu itu lalu menjawab, "Aku memilih untuk diriku sendiri."

Kepala toko lantas menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Tapi Nona, barusan saya mendapat info dari atasan bahwa member gratis seumur hidup di chain kami hanya berlaku untuk ibu anda." Mendengar penuturan kepala toko, Melia hanya menghela napas kasar. Sudah dipastikan jika Kevin yang mengatur ini semua.

Lalu tiba-tiba ingatannya kembali saat ia dengan keras berkata bahwa dirinya hanya butuh status nyonya CEO, bukan uangnya. Melia lantas menepuk jidatnya pelan. Menyesal dan merutuki kebodohannya waktu itu.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Jika dia protes pada Kevin bisa dipastikan laki-laki itu akan tertawa puas karena mengejeknya, mengulik perkataan Melia waktu itu.

Sial memang.

"Aku akan membeli dengan uangku sendiri," ucap Melia penuh keyakinan. Lalu tersadar bahwa toko yang ia masuki adalah chain toko branded.

"Baiklah kalau begitu, Nona!" ucap kepala toko yang terheran heran. Heran kenapa hanya ibunya yang dispesialkan? bukankah dia sebagai calon istri juga harus mendapat hak istimewa." batin Kepala toko itu lantas menggeleng-gelengkan kepala.

"Berapa harga sepatu itu?" tanya Melia kepada pelayan toko yang menjaga disana. Melia hendak mengeluarkan uang. Namun, saat pelayan menyebutkan nominal harga yang fantastik membuat Melia mengurungkan kembali niatnya.

"Maaf, aku hanya bertanya. Tidak terlalu butuh sepatu itu." Melia memohon maaf, Sintia merasa iba terhadap putrinya tapi bagaimana lagi, mungkin saja calon menantunya hanya ingin menguji Melia.

Melia masih terus memperhatikan sepatu itu, meski tak jadi beli. Sepatu impian itu cukup mengusik hatinya. Hingga tanpa sadar seorang pengawal melaporkannya kepada Alan.

Berita tentang Melia yang menginginkan sepatu namun tak jadi membeli sampai di telinga Kevin, ia tersenyum tipis seraya bersandar santai di kursi kebesarannya. Lalu muncul sebuah ide brilian, Kevin pun memutuskan untuk menelpon Alan agar ke ruangannya.

Tok tok tok, tak berselang lama ketukan pintu terdengar. Kevin yakin itu adalah Alan.

"Masuk." titah Kevin, Alan langsung menghempas tubuhnya ke sofa.

"Ada sesuatu?" tanya Alan.

"Kamu pasti sudah tau, beli sepatu itu dan bawa kesini, Lan." Kevin menyeringai licik.

Alan langsung paham, "Apa itu hadiah untuk Melia, Kev?" tanya Alan penasaran.

Terus terang Kevin ingin sekali melihat reaksi wajah Melia saat melihat sepatu itu.

"Itu urusanku nanti, kamu cukup pergi dan beli sepatu itu untukku." perintah Kevin.

"Siap." Alan mengangguk.

"Tapi apa tidak sebaiknya,--"

"Bukan untuk Melia, aku akan menyimpannya. Sudah kamu sekarang beli sepatu itu dan bawa kesini secepatnya."

"Baik."

🍁🍁🍁

Sepeninggal Alan, Kevin berulang kali mengusap wajahnya kasar.

"Astaga, kenapa aku bersikap kekanakan." gumam Kevin. Ia membayangkan wajah kesal Melia yang menginginkan sepatu itu.

Kevin kembali menyadarkan punggungnya di kursi kebesaran. Matanya terus menerus dibayangi wajah Melia dan entah kenapa wajah itu seperti tak ingin pergi.

Sial.

Selesai berbelanja, Melia mengajak ibunya yang terlihat pucat untuk kembali ke rumah sakit. Langkahnya tergesa untuk segera keluar mall dengan membawa beberapa paperbag milik ia dan ibunya.

"Ibu gak papa kan?" tanya Melia khawatir.

Sintia menggeleng, lalu tersenyum Melihat raut khawatir putrinya membuat hatinya menghangat. Melia benar-benar anak yang baik, bahkan rela mengorbankan kebahagiaan sendiri demi dirinya.

Kakinya mengayun hingga tanpa sadar sudah sampai di halaman parkir mall, berjalan sebentar ke depan guna mencari taksi.

Pandangannya mengedar ke sekeliling, berharap tak menemukan sosok Lyn ataupun Liona.

"Taksi," pekik Melia, saat melihat mobil taksi melaju ke arah mereka. Ia menarik tangan Sintia masuk.

"Rumah sakit Pusat Medika, Pak."

"Siap, Nona!" jawab sopir taksi itu. Melia khawatir, jikalau Sintia kelelahan. Apalagi ia hanya izin mengajak ibunya makan di luar, bukan jalan-jalan ke mall.

Taksi berhenti, gegas Melia menuntun ibunya masuk ke dalam rumah sakit, menuju bangsal ruang rawat ibunya.

"Ibu, istirahat dulu." Melia meminta ibunya untuk berbaring sementara ia akan menemui dokter Revan.

"Ibu tidak apa-apa, Mel." jawab Sintia lirih.

Tanpa menunggu lebih lama, Melia segera menemui dokter Revan.

"Dok," panggil Melia.

"Oh, Melia. Bagaimana apa ibumu sudah lebih baik, kamu harus sabar karena kondisi ibumu yang tidak boleh tertekan maka apapun permintaannya turuti saja." dokter Revan tersenyum manis, hingga menampilkan lesung pipinya dengan jelas.

"Terima kasih dok, tapi bisakah periksa ibu saya? saya khawatir dengan keadaannya, di tambah tadi saya izin keluar begitu lama. Saya khawatir jikalau ibu saya kecapekan."

"Baiklah, ayo kita periksa." ajak Revan, menyunggingkan senyum. Melia mengangguk, lantas membiarkan dokter Revan berjalan lebih dulu.

Mereka masuk ke dalam ruang rawat Sintia.

"Permisi, bu. Boleh saya periksa sebentar." Doter Revan tersenyum ramah lantas mengeluarkan stetoscopnya.

"Semua stabil ya, tekanan darah, detak dan suhu tubuh. Sepertinya bu Sintia jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya, semakin dijaga Mel, jangan sampai tertekan hal-hal berat." Saran dokter Revan.

"Baik dok."

"Kalau begitu, saya lanjut permisi. Biar nanti perawat yang memberikan obat." pamit dokter Revan.

Setelah punggung dokter itu menghilang, Revan menghela napas lega.

"Syukurlah, oh ya bu. Mel malam ini berangkat kerja ya?" Setelah memastikan keadaan ibunya, Melia terpaksa harus meninggalkan Sintia lagi.

"Bukannya ibu sudah berulang kali menyuruhmu resign?"

1
Nurul Huda
Luar biasa
Dini Lestari
iiihhhh jdi kesel baca nya
Dini Lestari
kapAn nikah nya D percepat ya
Dini Lestari
yg 1 m nya ke mna ya masa udh abisss
Indah MB
Mel : Asikk ada drama gratisan 🤣🤣
Indah MB
duh.. kev... kev... jangan gengsi gitu napa.. kan Mel jadi pergi..

menikah Dengan Mr. Arogan mampir
Indah MB
Kev kamu berhutang lg sama Mel hihihi
Menikah dengan Mr. Arogan mampir
Indah MB
semoga kevin bisa membantu

Menikah dengan Mr. Arogan Mampir
Indah MB
Lyn mak Lampir...
tp kasian deh sama Mel.. pasti dia takut ibunya kecewa karena tidak perawan lagi

Menikah dengan Mr. Arogan mampir
Indah MB
aku fav ya kak... hehhee seruuu

Menikah dengan Mr. Arogan mampir
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kak🙏🏻🥰
total 1 replies
Indah MB
Tom keparat! gini aja udah enek ngebayangin si tom n jerry ini..

Menikah dengan Mr. Arogan mampir
Oom Oom
Luar biasa
Oja Iena
terbaik
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih banyak kaka🥰🤗
total 1 replies
As Thyen
sungguh miris perempuan seperti laras walaupun dari keluarga berpengaruh tapi tidak berharga, luar biasa murahannya
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
bener tuh kata Kevin kalo dia pelakunya pasti sudah gak bakalan bernafas tuh Gio
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Kan ternyata Gio yang kena balas dendam Amelia, karena memang harusnya dia bukan Kevin
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Nah beneran Kevin atau Gio tuh
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑♛⃝꙰ ❤
Salah sasaran mel
Minarni Juita
knapa juga si Kevin GK langsung nikahin si Melia biar gk kerja lagi di club
s
mantappp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!