NovelToon NovelToon
Dosenku Istriku

Dosenku Istriku

Status: tamat
Genre:Janda / Beda Usia / Wanita Karir / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Tamat
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 di ruangan Dion

Hening.

Setelah Dion mengungkapkan sisi buruk dirinya yang telah dipendam dalam-dalam kini Syifa tampaknya tak merespon. Meski masih berada di pangkuan Dion namun dia tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Maaf" kata-kata Dion itu akhirnya memecah keheningan.

"Maaf kenapa?" tanya Syifa penasaran.

"Aku bukan orang baik Syifa, kamu berhak kok kecewa dan marah padaku. Tapi tolong jangan tinggalkan aku ya." wajah Dion terlihat sendu.

"Siapa yang kecewa Dion, dan mana mungkin aku meninggalkanmu?" Syifa mengusap lembut pipi Dion sambil mengulas senyum manisnya.

"Tapi.. Kamu terlihat diam saat aku jujur padamu." ujar Dion.

"Tidak sayang, aku hanya berpikir sebentar. Ya memang awalnya aku terkejut. Tapi bukankah semua orang pasti memiliki kekurangan..dan aku berjanji akan selalu membantumu Dion." tentu saja kata-kata Syifa selalu membuat hatinya terasa hangat.

"Terimakasih Syifa, sungguh saat aku bersamamu rasanya aku selalu tenang. Aku merasakan energi positif darimu dan juga Bella. Tapi aku juga tidak rela jika Syifa ku ini sampai kenapa-napa." Dion mencubit pelan ujung hidung Syifa.

"Aku sangat bersyukur kamu mau menerimaku juga Bella. Dion." ujar Syifa dengan perasaan bahagianya.

"Aku sangat menyayangi kalian. Dan tugasku adalah menjaga dan membahagiakan kalian." balas Dion.

Sementara itu Dion tiba-tiba membuka nakas di samping sofa yang dia duduki. Sebuah amplop berwarna putih dia keluarkan kemudian diberikannya kepada Syifa.

"Syifa, ini buat kamu. Maaf ya aku belum bisa memberi nafkah yang layak untukmu. Sebenarnya cafe ini juga baru saja dirintis jadi penghasilannya belum terlalu banyak. Apalagi dibandingkan dengan gaji kamu." Syifa menerima amplop itu. Dia membukanya dan tersenyum saat melihat nominal uang yang diberikan Dion.

"Dion, terimakasih ya. Ini cukup kok, aku akan mempergunakannya dengan baik." ujar Syifa.

"Tapi segitu mana cukup buat kebutuhan kamu dan Bella? Apa aku terima saja ya uang dari papa." Dion tampak sedikit ragu.

Mengetahui kegundahan Dion, Syifa pun langsung meraih tangan Dion dan mengecupnya lembut.

"Dion, kamu kan pernah bilang sendiri kalau ingin menafkahi aku dengan hasil kerja kerasmu sendiri. Dan sebenarnya ya uang ini kalau digabung sama gaji aku udah cukup kok buat kita sama-sama. Udah ya jangan mikir macam-macam dulu. Kamu fokus sama kuliah aja. Nanti kalau lulus baru fokus ke kerjaan." penuturan Syifa ini tentu saja langsung membuat Dion tertegun.

Jika dikatakan beruntung, mungkin sekarang ini Dion adalah orang paling beruntung di dunia karena memiliki istri sebaik dan sesabar Syifa.

"Dion, aku mencintaimu." kata-kata Syifa yang terakhir ini benar-benar membuatnya semakin melambung.

"Aku juga sangat mencintaimu Syifa." balas Dion dengan senyum kemenangan.

Meski pernikahan mereka terbilang baru dan mendadak namun tak sulit memunculkan cinta di antara mereka. Dion memang sejak awal sudah jatuh cinta dengan Syifa. Sementara Syifa sendiri menerima Dion dengan senang hati. Perhatian serta sikap Dion lah yang meluluhkan hatinya.

Padahal selama ini Syifa begitu tertutup dan sangat pemilih soal perasaan. Karena trauma kegagalan di masa lalunya membuat Syifa sulit membuka hati.

Mungkin karena inilah takdir Tuhan. Syifa seolah memiliki keyakinan penuh atas Dion. Meski usia Dion masih sangat muda namun pemikirannya begitu matang dan dewasa. Membuat Syifa semakin kagum padanya.

Tanpa di duga Syifa langsung meraih tengkuk Dion dan mencium bibirnya dengan rakus. Dion sedikit terkejut dengan tindakan agresif Syifa.

Untung saja keduanya kini sedang berada di ruang pribadi Dion. Dimana tempat itu merupakan sebuah bilik untuk istirahat Dion jika dia malas pulang ke rumah.

Ciuman itu entah kenapa menjadi semakin panas. Syifa bahkan mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Dion. Membuka pahanya hingga membuat rok span se lutut itu tersingkap ke atas menampilkan paha putih mulusnya.

Tangan Dion yang tak mau menganggur pun mulai mengelus paha mulus istrinya. Dan tangan satunya menahan pinggang Syifa.

Suara decakan kedua bibir yang beradu itu terdengar begitu nyaring. saling membalas, membelit dan menyusuri rongga mulut masing-masing.

Sementara di luar Winda sang karyawan Dion di cafe hendak mengantar minuman yang diminta Dion juga Syifa. Dia membuka pintu ruangan tersebut yang memang sedikit terbuka.

Betapa terkejutnya dia melihat pemandangan yang.. sungguh bisa membuat panas dingin yang melihatnya.

"Astaga.." gumam Winda lirih. Beruntung dia masih bisa menjaga keseimbangan. Sehingga nampan berisi gelas yang dia bawa tak sampai terjatuh.

Cepat-cepat Winda menutup kembali pintu itu dan bergegas kembali ke pantry.

Sementara di dalam ruangan Dion kini keduanya semakin memanas. Ciuman Dion semakin merambat ke segala arah. Saat ini dia sibuk menciumi ceruk leher Syifa yang begitu memabukkan.

"Eenghh.. " tanpa sadar Syifa mulai mengeluarkan suara des ahannya. Tentu saja Dion semakin bersemangat untuk melahap tubuh istrinya.

"Syifa, boleh ya. Please." Dion memohon sambil menatap lapar dua gundukan kenyal milik Syifa yang sudah nampak membusung.

"Tapi Dion.." Syifa menggantung ucapannya.

Namun Dion yang nafsunya sudah diubun-ubun pun langsung merabai benda kenyal tersebut yang terasa penuh dan kencang. Bahkan dengan nakalnya Dion mulai membuka satu persatu kancing kemeja Syifa bagian atas.

Syifa sendiri mulai meremang saat mendapatkan sentuhan Dion.

"Ahh.. Dion. Ya, sentuhlah.. Hmmmhh.." Dion langsung tersenyum smirk. Dia langsung melakukan apa yang Syifa minta. Menyingkap kemejanya serta mengeluarkan benda kenyal itu dari bra hitam yang membungkusnya.

Sementara Winda di pantry sedang mengatur nafas dengan wajahnya yang memerah.

"Loh, kok dibawa lagi minumannya?" tanya Alam.

"Aduh bang, gawat. Tadi Winda lihat Mas Dion sama Mbak Syifa lagi.." Winda menggantung ucapannya.

Alam pun mengerutkan alisnya.

"Kenapa? Lo main nyelonong aja ya? Nggak ketuk pintu?" omel Alam.

Winda hanya tersenyum kikuk sambil garuk-garuk kepala.

"Dah, sini gue anterin. Layani pelanggan sana" sergah Alam sembari mengambil nampan itu dari tangan Winda.

Alam pun langsung bergegas menuju ruangan bosnya yang kebetulan berada di bagian paling belakang cafe.

Saat hendak mengetuk pintu Alam pun samar-samar mendengar suara-suara aneh dari dalam. Dia mendekatkan telinganya ke pintu.

"Astaghfirulloh.." Alam terkejut dan segera kembali ke pantry dengan pikiran-pikiran anehnya.

"Hmm.. Dasar mentang-mentang pengantin baru." Alam uring-uringan sendiri.

Melihat kedatangan Alam yang tampak syok tentu saja langsung di sambut gelak tawa Winda.

"Tuh kan bang, udah gue bilang apa. Ngeyel sih." ujar Winda.

Alam langsung menenggak habis minuman yang hendak diberikan pada Dion. Tak peduli lagi dengan permintaan bosnya.

"Nih buat lo. Bilang aja kelupaan." ujar Alam sembari memberikan segelas milkshake kepada Winda.

Tak berselang lama mereka mendengar suara gaduh. Rupanya itu adalah Nico sahabat Dion.

"Hai Winda cantik, Bos kalian mana? Motornya ada pasti dia disini kan?" tanya Nico tanpa basa-basi.

"A-ada Mas, tapi.." Winda tampak terbata.

"Oh, pasti molor di belakang nih anak." Nico yang sudah hafal dengan kebiasaan Dion pun langsung tahu. Dia dengan santainya menyelonong pergi menuju ruangan Dion.

Sementara Alam yang panik segera menyusul Nico. Namun dia juga harus menyajikan makanan ke pelanggan dulu.

Dengan berjalan secepat mungkin Alam berusaha menyusul Nico.

"Mas Nico tunggu..." Alam berusaha mencegah Nico namun sialnya pria itu justru sudah mendorong pintu ruangan Nico hingga terbuka sempurna.

Pandangan Nico yang lurus ke dalam ruangan Dion langsung membuatnya terbelalak sempurna.

"ASTAAGGAAAA... DION..."

1
Mareta Minthul
zhaoliying
Suharsi Suharsi
Buruk
WwW
dmana mana ada sulaiman wk/Facepalm/
WwW
dmana mana ada sulaiman
Safa Almira
suka
Prafti Handayani
Di tgu season2nya y thor...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Prafti Handayani
Hmm,,Sultan mah bebas euy...☺
Prafti Handayani
Masih itu.
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
kayla: Hallo jangan lupa mampir di karya terbaru ku
" My Baby Girl"
Tentang Baby Charll yang mengejar cinta seorang William Kenneth seorang laki-laki berkebangsaan Amerika Serikat selama 2 tahun lebih

kalau suka jangan lupa di like, komen, sama subscribe yah
THANKYOU 😊🙏🏻😘😘💗
total 1 replies
Prafti Handayani
Ada yg kebelet Hamil nich...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Prafti Handayani
Biar Bella cepet dapet dedek y mas Dion...☺
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄
Prafti Handayani
Mantaaappp Dion...👍👍👍
Pujianto Ajha
Luar biasa
secret
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sri Wahyuni
setelah melewati Lika-liku yg panjang, drama kehidupannya, akhirnya semua berbahagia, 👍👍👍👍💪💪💪💪🌹🌹🌹
Wahyu Sasmito
sapa salah seleh(siapa salah musti ketahuan)
Yani
Sabar Dion
Yani
Harus Dion hatimu hanya untuk Syifa
Yani
Udah lama baru mampir lagi
Almira Tsania
lanjut kk sampek bella udh dewasa
Siti Aminah Mmh Fidi
kusa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!