Demi balas dendam pada orang-orang yang sudah menjualnya, Aradella terpaksa setuju untuk menikah dengan Devandra, seorang CEO yang dingin dan arogan. Sebuah kisah pernikahan pilu tanpa adanya cinta.
Ketika cinta mulai menyatukan mereka, tiba-tiba saja seorang wanita lain datang mengaku sebagai tunangan Devandra.
~Follow Instagram @asti.amanda24
~Facebook : Asti Amanda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 : Tak Berdaya
🔞Warning!!
Ella mulai menintikkan air mata, tubuhnya tak berdaya untuk melanjutkannya. Apalagi Maysha ada di sampinya. Devan sungguh mulai hilang kesadaran akan aturan kontrak yang ia buat sendiri. Perlahan tangan kiri Ella diganggam oleh Devan lalu menguncinya ke atas kepala. Memberinya kecupan di bagian bawah leher Ella. Ella hanya menahan desahannya agar tak keluar, menggigit bibir bawahnya menerima sentuhan bibir Devan yang menjilat tengkuk lalu menjilat bibirnya.
"Tuan, jang ... jangan."
Devan menyeringai tipis melihat Ella menggeliat geli. Tak peduli dengan wajah Ella yang begitu merona. Devan meraih tangan satunya Ella lalu meletakkannya ke mulut Ella menutup mulutnya agar desahan Ella tak didengar Maysha.
"Mendesahlah, aku suka desahanmu."
Sekali lagi Devan mengecup bagian atas buah dada kanan Ella. Ella meringis dengan mulutnya yang dibungkam oleh tangannya sendiri. Buaian mata semakin menetes, rasanya ia ingin menjerit, mendesah, merintih, bukan karena sakit tapi gejolak nafsu mulai memicu dirinya untuk menikmatinya.
Devan menyeringai tipis, melihat Ella kesusahan mengontrol dirinya. Ingin rasanya menolak, tapi tubuhnya malah menikmatinya. Keringat Ella mulai bercucuran sudah tak berdaya digoda terus menerus menerima sentuhan Devan.
Devan kini menghentikan aksinya, lalu menyentuh wajah Ella, melihat gadis ini mulai kembali terang_sang. Devan mellumat kembali bibir Ella, Ella hanya bisa mengikuti lidah Devan yang sedang bermain mengulum lidahnya. Keringat Devan mulai ikut bercucuran. Kedua mata Devan melebar melihat Ella mulai menikmatinya bahkan malah memeluknya begitu erat dan meraba-raba tubuhnya.
Ella sudah dikendalikan nafsunya, miliknya yang di balik CD-nya mulai terasa basah dan becek.
"Tuan, aku-"
"Nikmati Ella, nikmati selagi kau menyukainya." bisik Devan sambil memasukkan tangannya ke dalam baju Ella lalu meraih gumpalan lembut dan mengelusnya serta memainkan pucuk dada milik Ella. Ella mendesis, ia sungguh tak dapat menolak lagi. Tak dapat memberontak lagi, ingin rasanya lebih dari itu. Apalagi miliknya sungguh dibuat basah oleh aksi pemanasan dari Devan. Devan melemaskan genggamannya membuat Ella yang sudah terkontrol nafsu langsung membalikkan Devan dan menindih lelaki yang sudah membuatnya hilang kendali.
Ella merasakan kejantanan Devan mulai menegang di bawahnya, Ella dengan cepat menepuk lembut kedua pipi Devan lalu mellumat bibir Devan. Kini gilirannya yang akan memuaskan lelaki yang sudah membuatnya semakin bergejolak.
Devan tentu tak menolak, ia juga balik mellumat bibir Ella. Meremas gunung kembar Ella yang menempel di dadanya. Tak lupa satu tangannya menepuk lembut pantatnya lalu mengelus paha Ella.
Ella semakin bergairah, ia mencium dada Devan. Devan hanya tersenyum smirk melihat Ella yang sudah tak polos lagi. Tahu bagaimana menikmatinya. Tapi rasanya masih kurang, Ella tanpa pikir panjang membuka bajunya memperlihatkan gunung kembarnya lagi.
Seketika itulah, kulit tubuh mereka menyentuh saling menyatuh merasakan kehangatan satu sama lain. Apalagi kedua puncak dada Ella sungguh memberi sentuhan pada Devan. Devan semakin menjadi-jadi meremasnya, menjadikan Ella perempuan yang sesuguhnya. Bahkan tangan satunya mulai menyelipkan ke dalam CD milik Ella. Kedua mata Devan melebar merasa mahkota Ella benar-benar basah.
Ciuman panas mulai kembali terjadi, Ella sudah tak peduli dengan tangan Devan yang terselip ke dalam CD. Bahkan Ella merasa miliknya mulai berdenyut-denyut ingin lebih dari sekedar disentuh. Ingin merasakan sesuatu yang baru.
Devan belum puas melihat Ella melakukan aksinya, Devan kembali menindih Ella. Ella begitu memerah, merasakan kejantanan Devan menumbuk mahkotanya.
Ella mendesis dan segera meraih leher Devan lalu menarik kepala Devan ke belahan dadanya. Saat inilah, wajah Devan tenggelam diantara buah dada Ella.
Ella merintih nikmat merasa puncak dadanya di mainkan Devan, bahkan merasa Devan menjilatnya. Merasa ini tidaklah cukup, Devan langsung menyusu ke dada Ella membuat desahan indah langsung keluar dari mulut gadis yang dia tindih.
Devan dengan hati senang memindahkan mulutnya menyusu ke satu dada Ella. Ella menjambak rambut Devan, meremas rambut lelaki yang membuatnya semakin bergejolak menikmati dadanya dillumat lembut bagaikan sedang menyusu bayi.
Mata Ella melebar merasa kejantanan yang masih di dalam celana Devan terasa menumbuk ingin masuk ke mahkotanya.
"Ella, apa kau ingin lebih dari ini?" tanya Devan begitu lembut suaranya. Ella dengan cepat langsung menggelengkan kepala lalu mulai menangis. Tentu Ella tak mau, karena Devan pasti akan marah jika dirinya masih perawan. Devan tersenyum smirk lalu mencium dada Ella. Ella mendesis kembali, merintih merasa Devan memberinya sentuhan pada mahkotanya yang becek. Devan sungguh ingin juga memasukkan kejantangannya, tapi melihat Ella tak berdaya, membuatnya tak tega, takut jika Ella akan sakit dan merepotkannya.
Cup!
Devan mengecup kening Ella lalu mengusap kedua mata Ella yang dari tadi berair. Devan menjilat kembali bibir Ella lalu berkata, "Terima kasih." Ella tersentak mendengarnya, terdengar tulus di kedua telinganya.
Devan tersenyum lalu menjatuhkan tubuhnya ke samping Ella, lalu memeluk tubuh Ella dan membisikkan sesuatu.
"Tidurlah, aku tak akan menerkammu malam ini." ucap Devan menutup matanya masih memeluk Ella. Ella menelan ludah, dirinya terselamatkan meski rasa becek dan basah pada mahkotanya membuatnya masih ingin melanjutkannya. Karena rasa itu masih ada, Ella tak bisa tidur. Ella berbalik memeluk Devan berharap gejolak dalam dirinya bisa hilang.
Devan membuka matanya melihat Ella dengan inisiatif memeluknya sendiri. Devan tersenyum lalu melihat Maysha yang sangat-sangat terlelap. Kini pandangan Devan tertuju pada ponselnya yang masih menyala di atas meja. Matanya menggambarkan jika dirinya kembali bimbang untuk menceraikan Ella atau tetap mempertahankannya.
Devan tersentak, pelukan Ella semakin erat. Devan ingin tertawa melihat tingkah Ella yang masih bergairah. Devan menarik sprai menutupi tubuhnya serta Ella yang setengah telanjan. Devan menutup matanya mulai ingin tidur saja dari pada menunggu lampu menyala.
Ella mendongak sedikit melihat Devan yang sudah tertidur masih memeluknya. Ella tersenyum lalu tersipu, merasa Devan lelaki yang lembut tidak memaksa dirinya malam ini. Ella senyum-senyum saja lalu memejamkan mata ikut tidur dipelukan Devan. Bersyukur keperawanannya masih bisa dipertahankan malam ini.
..._______...
...Beri like (👍) komen (💬) dan favoritkan (❤) ya readers 😍...
...Supaya author semangat!!...
...Terima kasih sudah mampir di ceritaku ini...
yg bener masuk ke dalam selimut atau ke dlm bed cover...