Seorang wanita yang bernama kiyara bernasib malang. ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal. ia harus berjuang hidup sendiri melawan kerasnya dunia.
suatu saat, ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya. kiyara menemui sahabatnya regina untuk membantunya mencari pekerjaan. regina pun membantunya untuk bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan.
kiyara bertemu dengan Adrian seorang akak kelas yang pernah ia sukai saat duduk di bangku SMP. pertemuannya dengan Adrian akan membuat takdir kehidupan kiyara semakin lebih berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jangan membuatku takut dong!
Di dalam kamarnya, Kiyara mencoba memahami tugas yang diberikan Bu Yulia. jika mengingat dia sekelompok dengan Adrian, rasanya kepalanya mau pecah.
"Ini seharusnya aku bisa ngerjakan sendiri bersama Renata. Apa aku coba ajukan saja ke Bu Yulia besok?"
Kiyara ingin berkonsultasi dengan Renata tentang rencananya. Tapi di balik itu ia yakin sekali bahwa Renata akan menolak rencana Kiyara.
Tok tok tok!
Suara pintu berbunyi.
"Masuk saja Ree! Nggak dikunci kok!" teriak Kiyara.
Ceklek.
Betapa kagetnya Kiyara melihat Renald dan disusul dengan Adrian masuk kedalam kamar kosnya. Kiyara yang saat itu memakai baju santai sedikit terbuka pun berteriak.
"Aaaaaaaaaa"
Renald dengan cepat menutup pintu kamar kosnya. Lalu memberi isyarat kepada Kiyara untuk diam. Sementara Adrian mencari sesuatu yang bisa menutupi tubuh Kiyara.
Sebuah selimut yang sedikit kumel di lempar oleh Adrian ke wajah Kiyara. Dengan cepat Kiyara menutupi tubuhnya itu.
"Ka..kalian aa..ada aapaa ke..kemari?"
"Maaf nona Kiyara. Kami datang untuk menanyakan tugas dari Bu Yulia." ucap Renald.
"Tapi apa nggak bisa di kampus saja!" bentak kiyara.
"Emm.. Tidak bisa. Harus sekarang nona." balas Renald.
"Nggak bisa! Aku tidak mau!" ucap Kiyara menolak dengan tegas.
"Tuanku akan membayar mu nona. Anda tidak perlu khawatir." pungkas Renald.
"Jangan mentang mentang anda kaya, anda bisa membeli saya. Pergi dari sini atau saya akan teriak!"
Mendengar itu, Adrian menatap sengit Kiyara.
"Keluarlah." ucap Adrian dengan melirik ke arah Renald.
Renald pun dengan cepat keluar dari kamar kos Kiyara. sementara Adrian perlahan mendekati Kiyara.
"Mau apa kamu? Berhenti!" ucap Kiyara yang merasa takut.
"Jangan bergerak. Aku akan benar benar teriak." ucap Kiyara.
"Teriaklah. sekarang akulah pemilik kos ini." ucap Adrian.
mendengar penuturan Adrian, Kiyara pun kaget bukan kepalang. Pikirannya tiba tiba kacau.
"Berikan nomer ponselmu!" ucap Adrian dengan menyodorkan ponselnya.
"A..aku tidak..tidak punya ponsel." jawab Kiyara gugup.
"Sudah kuduga." balas Adrian.
Adrian merogoh saku jasnya dan memberi sebuah kotak kepada Kiyara.
"Ambil ini. Gunakan itu untuk menghubungiku." ucap Adrian.
Adrian kemudian pergi meninggalkan Kiyara yang masih ketakutan. Saat Adrian pergi, Kiyara benar benar merasa kesal dengan apa yang dilakukan Adrian.
"Iiiisssyiiibaalll.." umpatan Kiyara dengan nada yang keras hingga terdengar oleh Adrian.
Adrian pun tersenyum puas mendengar umpatan Kiyara.
Keesokan harinya, seperti biasa Renata selalu menjemput Kiyara di kamar kosnya. Kiyara sengaja menyembunyikan ponsel yang diberi oleh Adrian semalam.
"Eh Kii, enaknya kita kapan ya ngerjain tugasnya?" celetuk Renata.
"Ee.. terserah saja deh. Aku ngikut aja." ucap Kiyara.
"Gimana kalau entar kita ngobrolin ini dengan Adrian, Varrel dan Renald?"
"Kamu saja deh. aku ngikut aja." jawab Kiyara.
Renata terdengar mendengus kesal. Renata memang merasa senang dengan anggota kelompoknya, namun ia juga tak tau harus memulai dari mana jika Kiyara tak mendukungnya.
Setelah bersiap, mereka berdua pun berjalan kaki menuju kampus. Di tengah perjalanan,mereka bertemu dengan Varrel yang sedang menggunakan skateboard.
"Hai!" sapa Varrel.
"Oh hallo Varrel?" balas Renata.
Kiyara hanya tersenyum kepada Varrel.
"Boleh aku gabung?" tanya Varrel.
"Boleh dong rel." jawab Renata.
Kiyara, Renata dan Varrel pun berjalan bertiga menuju kampus. Renata dan Varrel pun saling ngobrol satu sama lain. Saling bertanya mengenai tempat tinggal, rencana kuliah dan sebagainya. Sementara Kiyara ia tetap diam. Karena semua pertanyaan Varrel dijawab oleh Renata. Sesekali Kiyara terlihat senyum menanggapi ucapan Renata dan Varrel.
Tiiin..tiinn..
Suara klakson mobil berbunyi hingga membuat Kiyara kaget dan reflek melompat ke samping hingga terjatuh.
"Awww!!"
Renata dan Varrel pun reflek menolong Kiyara kemudian tak lupa Renata menggerutu kepada mobil yang telah membuat sahabatnya itu terjatuh.
"Kamu nggak papa Kiyara?" tanya Varrel.
"Nggak papa kok." ucap Kiyara.
Untung saja tidak ada luka berat. Hanya ada goresan kecil yang ada di kaki Kiyara. Namun itu tak membuatnya menjadi sulit untuk berjalan. Renata tak henti hentinya memakai pemilik mobil itu yang belum ia ketahui.
"Sudah Re.. Tidak apa. Mungkin aku tadi berjalan terlalu ke tengah. Jadi mobil itu pasti ngeklakson kan." Tutur Kiyara.
"Iya sih. Tapi kan nggak pakai ngebut juga." timpal Renata.
Kiyara tak menjawab ucapan Renata. Renata pun faham bahwa sahabatnya itu tak ingin meneruskan perdebatan keduanya.
Sesampainya di kelas, Adrian dan Renald sudah duduk diatas bangkunya. Kiyara pun tak berani melihat mereka berdua. Ia memilih untuk memasukkan kepalanya.
"Kenapa belum menghubungiku?" tanya Adrian yang ternyata sudah berdiri di depan bangku Kiyara.
Kiyara pun perlahan mendongakkan kepalanya keatas. Sementara Renata, ia membulatkan bibirnya karena kaget mendengar penuturan Adrian.
Kiyara pun menghela nafas panjang. Sejujurnya saat itu dia benar benar mati rasa. Ia benar benar merasa kesulitan..
"Jika kamu tak menghubungiku hari ini, tinggalkan kontrakan saja." ucap Adrian tegas. kemudian kembali menuju bangkunya.
Jiwa penasaran Renata sudah berada di ujung tanduk. Ia dengan cepat mengintrogasi Kiyara tentang sebenarnya apa yang terjadi. tak ada pilihan lain selain Kiyara menceritakan semua yang terjadi tadi malam.
Renata lagi lagi membulatkan bibirnya. Ia benar benar kaget bahwa ternyata Kiyara pernah menyukai Adrian.
"Jadi kalian berdua saling kenal?" hanya Renata.
Kiyara hanya menganggukkan kepalanya saja.
Regina kembali heboh melihat anggukan kepala Kiyara.
"Wow! Kenapa kalian seperti tak saling menyapa?" tanya Renata.
"Entah." jawab kiyara singkat
Tak lama, seorang dosen laki laki memasuki ruangan untuk memulai pembelajaran mertua kuliah. rasa penasaran Renata harus ia pendam minimal hingga pak Yoyok sudah selesai mengajar.
Setelah kurang lebih satu jam berlalu, pak Yoyok pun sudah memberi materi untuk mata kuliahnya Renata kembali mengintrogasi Kiyara.
Adrian dan Renald kemudian keluar dari kelas. Hal itu membuat Renata reflek memanggil Renald.
"Kalian mau kemana?" tanya Renata.
"Aku ingin kita membahas kerja kelompok kita." ucap Renata.
Mendengar ucapan Renata, Adrian pun tak jadi keluar kelas dan memilih berdiri di samping Kiyara.
"Cepat katakan sekarang. Apa tugasku?" celetuk Adrian.
"Sabar dong. Ini juga lagi mau di bahas" ucap Renata.
"Oke temen temen. Kapan enaknya kita ngerjakan tugas Bu Yulia?" tanya Renata
"Aku sih kapan saja bisa.' celetuk Varrel.
"Oke, kalau gitu aku tentukan. saja ya." ucap Renata.
"Varrel sama aku dan Kiyara deal untuk berkerja sama." ucap Renata..
Satu menit..
Dua menit ...
Tiga menit..
"Tidak aku tidak setuju dengan pembagian tugasnya." ucap Adrian.
Renata dan Kiyara pun kaget.
"Ayolah adrian" bujuk Renata.
"Nggak bisa." jawab Adrian.
"Lalu mau kamu apa?" tanya Renata sedikit kesal.
"Aku mau satu kelompok bersamanya." Tutur Adrian.
Renata yang mengetahui jalan cerita Kiyara dan Adrian pun dengan cepat menyetujuinya. sementara Kiyara ia merasa gemas dengan pilihan renata. Apalagi sebagian kelompoknya menyetujui bahwa Adrian akan membantu Kiyara mengumpulkan informasi. Sementara Renald bersama Varrel.
.