Seaaon 1 tentang Jill dan Jeff (couple J).
Season 2 tentang Shanum dan Salman (couple S).
Jill kabur dari rumah untuk menghindari perjodohan, ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan dan justru bertemu cowok tampan, mapan, dan menawan yang ternyata adalah bosnya.
Shanum terpaksa menggantikan kakaknya menikahi Salman, pria cacat yang tiba-tiba menjelma menjadi pria paling kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terintimidasi
“Apa yang kamu banggakan dari sikap Jill yang nggak senonoh itu? Jelas-jelas dia kurang ajar pada atasannya.” Jeff mengingat mata Jill yang menatapnya dengan penuh kekesalan.
“Tapi dia benar, bawahan wajib mengakui kesalahan. Lantas, ketika kamu yang salah pada bawahanmu, apa kamu mengakuinya?”
“Omong kosong.” Jeff membuang muka. Ia semakin gondok mendengar penjelasan Edo meski ia mengakui bahwa apa yang dikatakan Edo adalah benar.
“Sepertinya kamu perlu belajar dari Jill, dia akan menjadi gurumu supaya kamu bisa menghargai orang lain. Dia tadi datang menemuimu, tapi kamu cuekin. Untuk kedua kalinya dia menemuimu, tetap saja kamu cuekin. Aku tahu kamu melakukan itu karena kamu merasa punya jabatan di sini, jadi kamu berhak berbuat sesukamu. Begitu, kan?”
“Aku ini pimpinan di sini, jangan samakan dengan mereka.”
“Nah, itulah kamu. Selalu berpikir seburuk itu. Itulah yang sedang Jill tunjukkan padamu, bahwa kamu adalah orang yang selalu merasa benar dan tidak mau dikoreksi. Oke, soal pekerjaan, otakmu memang jitu. Tapi ingat Jeff, tanpa bawahan, kamu bukan siapa-siapa di sini. Memangnya siapa yang akan kamu perintah kalo kamu kerja sendirian di sini?”
“Aaah, udah udah. Pergilah, sana! Kau menambah pusing kepalaku saja.”
Edo tersenyum. Selalu begitu, Jeff tidak mau berubah. Selalu ego yang dia tinggikan. Edo beranjak pergi menuruti perintah Jeff.
Di sisi lain, Jill memasuki ruangan dan menghempaskan tubuh ke kursi dengan gerakan kasar. Masih terngiang di kepalanya bagaimana Jeff memperlakukannya. Tekanan tangan kokoh Jeff bahkan masih terasa di dadanya. Andai saja tangan Jeff menekan satu centi agak ke bawah, Jill pasti akan berteriak sekeras-kerasnya menganggap Jeff sudah melecehkannya. Untung saja dua benda cantik itu masih aman dan sama sekali tidak tersentuh.
Jill menarik napas menyabarkan diri. Sekilas ia melirik abang-abang ganteng yang terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Mereka tampak sudah bersiap hendak ke lapangan untuk menunaikan tugas keseharian. Alif sudah mengenakan topi dan jaket. Zaflan sudah menunggu di luar dengan sepatu boot-nya. Yang lainnya masih mempersiapkan diri.
“Jill, hari ini adalah hari sabtu, kita bekerja hanya setengah hari di weekend ini. kamu nggak usah ke lapangan, tugasmu adalah merekap laporan mingguan. Untuk laporan hari ini, kita akan laporkan via WA dan segera kamu rekap supaya hari senin pagi bisa langsung di email ke pusat. Oke?” Alif memberitahu tugas yang harus Jill kerjakan dengan bijak. Jill adalah karyawan baru, dia masih harus dibimbing untuk mengetahui tugas-tugasnya.
Jill mengangguk.
“O ya, tolong berikan surat ini kepada Lilo. Lilo adalah supir umum di sini. biar dia yang mengantar surat tersebut ke afdeling lima.” Alif menyerahkan sebuah amplop kepada Jill. “Kamu telepon saja dia, ini nomer teleponnya.” Alif mengirim nomer telepon Lilo ke ponsel Jill.
“Oke.”
“Aku dan tim berangkat ke lapangan, kamu baik-baik di kantor. Jangan lupa tetap tersenyum saat bos marah.” Alif mengusap singkat pucuk kepala Jill. Emmbuat Jill merasa seperti menjadi adik Alif saja.
Sepeninggalan Alif dan timnya, Jill meraih smartphone dan menelepon Lilo. Setelah cukup lama terdengar nada tunggu yang lagunya terdengar bergelombang seperti radio jaman dulu, putus-putus dan menyakitkan telinga, akhirnya telepon tersambung.
TBC