NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Danau Sunyi yang Tersembunyi

Setelah beberapa hari menembus Pegunungan Ular, Zhong Li dan Xue Wei akhirnya keluar. Wajah Xue Wei menunjukkan kelegaan yang mendalam, seolah ia baru saja lolos dari maut. Malam telah tiba saat mereka sampai di sebuah bukit yang menghadap ke sebuah hutan rimba yang begitu pekat. Aura alam yang murni terasa begitu kental, mengundang ketenangan.

"Tuan Zhong Li, sebaiknya kita beristirahat di sini malam ini," usul Xue Wei. "Hutan di depan ini luas sekali. Kita bisa langsung masuk ke sana besok pagi untuk sampai ke Danau Sunyi."

Zhong Li mengangguk kecil, menyetujui usulan itu.

Keesokan paginya, Zhong Li dan Xue Wei mulai memasuki hutan lebat. Hutan itu benar-benar luas, namun terasa sangat sunyi. Tidak ada suara burung atau serangga, seolah-olah hutan ini kosong. Padahal, pohon-pohon besar dan subur menjulang tinggi, dan tanaman-tanaman merambat tumbuh di mana-mana. Keheningan itu justru menciptakan perasaan misterius yang aneh.

Beberapa hari kemudian, Xue Wei mulai merasa aneh. Mereka tidak juga menemukan Danau Sunyi. Siang hari, mereka terus berjalan. Malam hari, mereka beristirahat. Selama perjalanan, tidak ada satu pun hewan yang terlihat. Hutan itu seolah-olah adalah tempat yang ditinggalkan.

Malam kembali tiba. Zhong Li duduk di atas sebuah pohon tumbang, sementara Xue Wei menyiapkan makanan. Saat Xue Wei memberikan makanan kepada Zhong Li, ia melihat tuannya menatap ke atas pohon di depannya. Karena penasaran, Xue Wei ikut melihat.

"Cahaya apa itu?" tanyanya, menunjuk ke sebuah cahaya biru cerah yang terlihat dari kejauhan.

Zhong Li bangkit, dan berjalan ke arah cahaya itu. Xue Wei, yang heran, mengikutinya. Semakin dekat, cahaya itu semakin terang. Mereka akhirnya tiba di tepi sebuah danau yang indah, yang memancarkan cahaya biru itu. Danau itu begitu tenang, permukaannya memantulkan cahaya bulan. Di sekeliling danau, terdapat banyak herbal berharga yang bercahaya, beberapa di antaranya berusia ratusan hingga ribuan tahun. Serangga-serangga bercahaya beterbangan, menciptakan tontonan yang memukau.

Xue Wei terpukau. Ia akhirnya mengerti, bahwa Danau Sunyi hanya bisa ditemukan pada malam hari, ketika cahaya biru itu muncul. Zhong Li berjalan menyusuri pinggir danau, lalu duduk di atas sebuah batu, menikmati ketenangan. Xue Wei mencoba menyentuh air danau itu. Ia membersihkan wajahnya, dan seketika ia merasakan tubuhnya terasa lebih segar dan bugar. Ia tahu, air danau ini juga memiliki kekuatan spiritual.

Setelah membasuh muka, Xue Wei kembali ke perkemahan untuk memasak makanan. Ia meninggalkan Zhong Li yang masih duduk santai di tengah danau, menikmati suasana malam. Tidak lama kemudian, lima kultivator wanita muncul, melayang di atas artefak daun terbang. Salah satu wanita, yang kecantikannya mampu mengalahkan rembulan, menunggangi daun yang lebih besar dari yang lain. Ia mengenakan gaun merah muda yang anggun dengan selendang transparan, membuatnya tampak seperti peri yang turun dari langit.

Mereka berhenti melayang di atas tepi danau. Salah satu kultivator wanita berteriak kepada Zhong Li, "Siapa kamu?! Beraninya seorang pria biasa masuk ke danau milik nona muda kami?!"

Zhong Li tetap diam, matanya terpejam.

Xue Wei, yang datang membawa makanan, terpukau melihat kecantikan kelima wanita itu. "Siapa kalian?! Cepat pergi dari sini sebelum terjadi sesuatu!" teriak wanita yang lain. "Danau dan hutan ini milik Sekte Bahagia! Kalian tidak punya hak untuk berada di sini!"

Xue Wei terkejut, menyadari bahwa mereka adalah murid dari Sekte Bahagia. Ia mencoba bernegosiasi. "Mohon maaf, Nona," katanya. "Kami tiba lebih dulu. Danau ini masih luas, dan kami hanya berdua. Kenapa kita tidak berbagi tempat saja?"

Wanita yang berteriak itu semakin marah. "Beraninya kamu memerintah kami?! Kami adalah murid ketiga Tetua Tinggi Sekte Bahagia, yang sudah mencapai ranah Surgawi. Nona muda kami adalah penerus terpilih Ketua Sekte Bahagia. Kalian tidak layak berada di sini! Cepat pergi atau kami akan mengusir kalian!"

Mendengar ocehan itu, Xue Wei berjalan ke arah Zhong Li dan memberikan makanan serta minuman. Zhong Li makan dengan santai, mengabaikan mereka.

Melihat Zhong Li yang tidak bereaksi, wanita itu semakin marah. Ia melompat dari daun terbangnya, menerjang ke arah Zhong Li dan Xue Wei. Xue Wei dengan cepat menahan serangan itu. "Beraninya kamu menahan seranganku?!" teriak wanita itu.

Tiga wanita lain, kecuali wanita yang paling cantik, ikut menyerang. Xue Wei menghadapi keempatnya sendirian. Ia mengeluarkan jurus pamungkasnya, "Jurus Empat Musim", sementara keempat wanita itu mengeluarkan jurus yang sama, "Jurus Lima Bunga". Jurus mereka berbenturan, menciptakan gelombang kejut yang kuat. Xue Wei terpental mundur, membanting tubuhnya ke sebuah pohon.

Xue Wei, yang berdarah dari mulutnya, segera bangkit. Tanpa ragu, ia kembali menerjang keempat kultivator wanita itu. Pertarungan kembali pecah, dengan pukulan dan jurus yang saling beradu. Namun, melawan empat kultivator sekaligus membuat Xue Wei kehabisan tenaga. Ia terpukul lagi, kali ini hingga berguling-guling dan jatuh di hadapan Zhong Li.

"Maafkan saya, Tuan," kata Xue Wei, terengah-engah. "Saya masih terlalu lemah."

Mendengar itu, Zhong Li menyelesaikan makanannya dan berdiri.

"Cepat pergi dari sini!" teriak salah satu wanita itu dengan nada mengancam. "Atau kami akan membunuh kalian!"

Mendengar ancaman itu, Zhong Li tersulut amarah. Ia melepaskan sedikit auranya, dan seketika keempat wanita itu merasa tertekan, hingga mereka terjatuh ke danau. Wanita yang paling cantik, Yue Li, merasakan aura Zhong Li yang begitu kuat, sama seperti aura masternya yang berada di ranah surgawi. Ia terkejut, dan segera bereaksi.

"Berhenti!" teriaknya. "Kami salah! Mohon maafkan kami, Tuan!"

Zhong Li melepaskan tekanan energi spiritualnya. Yue Li segera mendaratkan artefak daun terbangnya dan menghampiri Zhong Li. Ia membungkuk hormat, lalu memperkenalkan diri.

"Mohon maaf atas kelancangan kami, Tuan," katanya dengan suara lembut. "Saya Yue Li, murid ketiga dari Tetua Xing, Tetua Tertinggi dari Sekte Bahagia. Bolehkah saya tahu bagaimana Tuan bisa sampai di sini? Danau Sunyi ini tidak mungkin ditemukan, karena dilindungi oleh formasi."

Xue Wei menyahut, "Kami secara kebetulan menemukan danau ini."

Yue Li mengangguk. "Kalau begitu, maaf untuk yang barusan. Silakan beristirahat dengan tenang. Kami akan berada di seberang danau ini."

Xue Wei mengangguk sopan kepada Yue Li. "Baik, terima kasih, Nona."

Yue Li dan murid-muridnya melayang ke seberang danau, meninggalkan Zhong Li dan Xue Wei dalam ketenangan. Zhong Li, tanpa membuang waktu, kembali duduk di atas batu di tepi danau. Matanya terpejam, dan ia kembali tenggelam dalam meditasinya, seolah tidak ada hal luar biasa yang baru saja terjadi. Danau Sunyi kembali sunyi, hanya dihiasi cahaya rembulan dan serangga-serangga bercahaya.

1
Yusi Yustiani
Kalo bisa langsung update 20 Thor 😆
Yusi Yustiani
Next Thor 👌
Nafa Nafila
Bagus kan penulisan sama pembawaan Alam Atasnya kebawa👏🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!