Bukan keinginan untuk menjadi istri pengganti. Karena ulah saudara tirinya Zahra harus menjadi korban akibat saudara tirinya tidak hadir di acara pernikahannya membuatnya menggantikan dirinya untuk berada di pelaminan.
Pria yang menikah dengan Zahra tak lain adalah Dokter bimbingannya dengan keduanya sama-sama praktik di rumah sakit dan Zahra sebagai Dokter coast. Zahra harus menjadi korban untuk menyelamatkan dua nama keluarga.
Merelakan dirinya menikah dengan orang yang tidak dia sukai. Tetapi bukannya niatnya dihargai dan justru. Suaminya menganggap bahwa dia memanfaatkan keadaan dan tidak. Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahan Zahra.
Bagaimana Zahra menjalani pernikahannya dengan pria yang membencinya, pria itu awalnya biasa saja kepadanya tetapi ketika menikah dengannya sikap pria itu benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Zahra?"
Apakah Zahra akan bertahan dalam rumah tangganya?
Jangan lupa ngantuk terus mengikuti dari bab 1 sampai selesai.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Kesepakatan Bersama
Setelah acara kelulusan sudah selesai dihadiri suami dan kedua mertuanya juga ayahnya. Zahra sekarang berada di dalam kamar.
Zahra duduk di atas ranjang bersandar di kepala ranjang dengan melihat ponselnya. Zahra baru saja dikirim foto-foto wisudanya bersama dengan orang-orang terdekatnya.
Senyum tipis di wajah itu tampak begitu cantik, bagaimana tidak. Dia sungguh bahagia momen terpenting dalam hidupnya dirayakan bersama orang-orang terdekatnya. Zahra juga begitu lama melihat fotonya saat bersama ayahnya dengan merangkul bahunya.
"Alhamdulillah Papa bisa hadir di momen terpenting ini. Makasih Pa, masih meluangkan waktu untuk Zahra," gumam Zahra dengan tersenyum.
Zahra begitu sangat bahagia dengan kehadiran Wildan di acara terpenting dalam hidupnya. Zahra terus saja menggeser ponselnya dengan melihat foto-foto selanjutnya. Zahra begitu sangat bahagia dengan semua foto-foto itu.
Foto-foto romantis dengan suaminya juga terlihat begitu sangat banyak, walau Naldy tampak terpaksa melakukan semua itu, tetapi difoto itu dijelaskan bahwa dia seolah sungguh-sungguh dan ikhlas berfoto berdua dengan istrinya.
Zahra mengerutkan dahi dengan tiba-tiba saja kepikiran sesuatu, gadis cantik itu tiba-tiba tersenyum penuh rencana. Entah apa yang dia lakukan tanpa begitu serius mengetik pada ponsel.
"Zahra!" panggil Mila.
"Iya. Ma sebentar," sahut Zahra langsung berdiri dari tempat duduknya dan meletakkan ponselnya.
*****
Di sisi lain Tasya berada di depan cermin melihat ponselnya dengan tampak serius. Matanya melotot ketika melihat postingan Zahra ternyata memposting bersama dengan sang ayah dan lebih parah lagi bersama dengan keluarga Naldy dan yang lebih membuatnya kaget Naldy tampak berlutut dengan mencium perut ratanya.
"Aaaaa!" teriak Tasya seperti orang kesurupan.
"Ada apa Tasya?" Shakira memasuki kamar putrinya ketika mendengar suara yang cukup keras.
"Apa-apaan ini. Ma? Mama mengatakan jika Papa tidak akan datang ke acara sumpah Dokter Zahra dan ini apa buktinya?" Tasya tidak terima melihat kedekatan Zahra dan Wildan dan langsung menunjukkan kepada Syakira.
"Bagaimana mungkin Papa kamu bisa ada di acara itu. Kamu bisa lihat sendiri bahwa Papa kamu seharian berada di acara Mama," ucap Shakira.
"Tetapi ini sudah menjadi bukti," tegas Tasya.
"Ini pasti hanya editan Zahra saja. Papa kamu ada di acara Mama!" tegas Shakira tidak percaya dengan foto-foto tersebut.
"Bagaimana mungkin ini menjadi editan dan bahkan bukan hanya foto ini saja. Mama lihat Papa juga makan bersama dengan mereka!" tegas Tasya juga menunjukkan foto kebersamaan itu.
"Mama asyik bersama teman-teman Mama. Mama pasti lengah dan membiarkan Papa pergi tanpa sepengetahuan Mama untuk menghadiri acara sumpah Dokter Zahra!" kesal Tasya dengan penuh emosi yang benar-benar tidak terima.
"Kenapa bisa jadi seperti ini," Shakira juga tampak tidak menyadari bahwa suaminya telah pergi menghadiri acara penting putri kandungnya.
"Lebih parah lagi. Mama lihat ini?" Tasya juga menunjukkan foto keromantisan Zahra bersama dengan Naldy. Jelas Shakira kaget melihatnya.
"Apa-apaan ini? Tasya Kamu jangan terpengaruh dengan semua kiriman Zahra, sudah dipastikan ini adalah editan dan tidak mungkin Naldy sudi berfoto dengan wanita ini!" tegas Shakira mencoba untuk menenangkan putrinya.
"Tidak mungkin bagaimana. Naldy seolah-olah menjadi suami yang paling baik untuknya, tidak terlihat ada keterpaksaan. Aku tidak ingin kehilangan Naldy!" tegas Tasya semakin frustasi.
"Tasya kamu harus tenang, kamu jangan cepat terpengaruh dan kamu bisa bicarakan semua ini dengan Naldy. Bisa saja Zahra sengaja mengirim semua ini kepada kamu untuk membuat kamu panas. Kamu harus percaya pada Mama jika kamu memberitahu semua ini kepada Naldy dan dia akan memberi pelajaran Zahra. Kamu harus tahu jika saat ini Zahra ingin melawan kamu!" tegas Shakira mencoba memberi arahan kepada putrinya.
Tasya sudah tidak bisa mengendalikan dirinya dan terus saja menangis, dipenuhi dengan rasa cemburu dan tidak terima calon suaminya begitu dekat dengan istrinya.
"Mama juga akan membicarakan semua ini dengan Papa kamu. Apa-apaan dia meninggalkan acara penting Mama dan pergi ke acara tidak penting seperti ini," umpat Syakira dan langsung keluar dari kamar tersebut.
"Tidak! Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Naldy adalah milikku. Zahra tidak akan pernah bisa mengambilnya dariku," umpat Tasya dengan tangan terkepal.
****
Zahra baru saja selesai dari kamar mandi dan sudah mengganti pakainya dengan pakaian tidur. Pintu kamar terbuka cukup membuatnya kaget ketika Naldy membuka pintu kamar itu.
"Kenapa kamu memposting foto-foto itu di media sosial?" tanya Naldy.
"Foto-foto apa?" tanya Zahra.
"Jangan berpura-pura bodoh dan bertanya kembali jika kamu sudah tahu apa yang aku maksud," ucap Naldy menatap istrinya begitu serius.
"Ohhh, aku tidak posting di media sosial," jawabnya dengan datar dan berjalan menuju ranjang.
Naldy terus menatapnya dan tidak menanggapi membuat Zahra kembali melihat Naldy.
"Aku memang posting foto-foto itu di media sosialku, tetapi secara privasi dan tidak semua orang bisa melihatnya," Zahra baru mengakui dengan klarifikasi.
"Maksud kamu hanya Tasya yang bisa melihatnya?" tanya Naldy.
Zahra memang tidak bodoh dan tidak mungkin meng-upload semua foto-foto itu di media sosialnya dan sudah pasti akan dilihat oleh teman-temannya. Zahra privasi semua orang selain Tasya.
"Kenapa? Kamu ingin melihatnya marah dan sengaja melakukan semua itu?" tanya Naldy dengan menduga-duga.
"Jadi dia sudah melaporkan semua kepadamu?" tanya Zahra.
"Jawab saja pertanyaanku apa alasan kamu posting foto-foto itu dan hanya bisa dilihat oleh Tasya. Lalu bagaimana jika Tasya menyebar sama foto-foto itu?" tanya Naldy.
"Tidak beresiko sama sekali denganku, aku memang menikah secara sah dan begitu juga dengan kamu. Tetapi jika dia tidak bodoh maka tidak akan menyebar foto-foto itu, karena dia akan tahu apa resiko pada dirinya. Tetapi entahlah setahuku dia memang orangnya sangat bodoh dan ceroboh," jawab Zahra dengan begitu tenang.
"Zahra apa sebenarnya yang kamu inginkan?" tanya Naldy.
"Aku yang seharusnya bertanya pada kamu. Apa yang kamu inginkan sebenarnya. Jawabannya hanya menikah dengannya dan apa kamu tega menikah dengan wanita lain di saat istri kamu sedang hamil. Kamu akan mengatakan bahwa semua ini adalah resiko dariku. Kamu sendiri bahkan tahu bahwa aku juga tidak menginginkan pernikahan ini," ucap Zahra.
"Bukankah kamu melihat sendiri bahwa aku tidak memutuskan untuk menikah dengan Tasya dan seharusnya kamu jangan mencari gara-gara untuk membuat masalah semakin banyak," ucap Naldy.
"Aku tidak akan mencari masalah. Jika kamu bisa bersikap sedikit baik kepadaku disaat kita masih menjadi pasangan suami istri," ucap Zahra.
Naldy terdiam mendengar perkataan Zahra.
"Kita akan berpisah setelah anak ini lahir. Tetapi apa tidak bisa kita seperti pasangan suami istri pada umumnya sebelum perpisahan itu terjadi. Apa setiap hari harus seperti ini, adanya keributan, adanya permasalahan, baik yang aku timbulkan dan juga yang kamu timbulkan," ucap Zahra.
"Dokter Naldy. Aku akan berpisah denganmu setelah anak ini lahir dan aku mohon, tolong beri kesempatan janin yang ada di dalam kandunganku merasakan kasih sayang dari ayahnya, di saat dia masih berada dalam kandungan ibunya. Aku tidak menuntut apapun darimu dan hanya menuntut sedikit saja kemanusiaanmu untuk aku dan juga anakku selama kita masih menikah!" tegas Zahra.
Matanya bahkan berkaca-kaca meminta semua itu dari suaminya, suaranya juga terdengar begitu lirih. Naldy terdiam dengan semua perkataan itu, mungkin dia harus mempertimbangkan permintaan Zahra dan merasa perbuatannya selama ini juga sudah sangat kelewatan. Zahra juga berhak mendapatkan semua itu.
Bersambung...