Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~33
"Tidak apa-apa, mau makan siang sekarang?"
Alexander pun langsung beranjak dari duduknya ketika Victoria mendekatinya.
"Tentu saja, aku sama tante Luna sudah sangat lapar." sahut wanita itu yang memang tujuannya datang kesini ingin mengajak kekasihnya itu makan siang.
"Oh ya sayang ku dengar kamu memberikan makan siang gratis untuk karyawan disini, apa itu tidak terlalu berlebihan? mereka gajinya sudah tinggi loh." Victoria mencoba mengingatkan karena rasanya aneh tiba-tiba kekasihnya membuat kebijakan seperti itu.
"Benar Lex itu namanya pemborosan, bisa-bisa perusahaan kita bangkrut karena kebijakan tidak jelas itu." Nyonya Luna pun ikut menimpali.
Alexander langsung menatap wanita itu. "Luna, sejak kapan aku mengizinkan mu ikut campur dalam perusahaan ini?" tegasnya menatap tajam wanita berusia 38 tahun tersebut.
"Bu-bukan begitu Lex, sebagai ibumu tentu saja aku berhak mengingatkan bukan?" Nyonya Luna mencoba menenangkan pria itu.
"Kamu hanya istri ayahku dan ibuku sudah mati," tegas Alexander lantas segera berlalu dari hadapan mereka.
"Sayang tunggu," Victoria pun langsung mengejarnya di ikuti oleh nyonya Luna.
Hubungan keduanya memang kurang baik meskipun wanita itu sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan perhatian anak tirinya tersebut namun Alexander tidak pernah membuka hatinya.
Sesampainya di lobby mereka tak sengaja berpapasan dengan Lily yang sedang membawa tumpukan dokumen yang hendak ia antar, ketika pandangannya tak sengaja bertemu dengan pria itu Lily pun langsung membungkuk sopan saat melewatinya.
"Tunggu!" tiba-tiba Victoria memanggilnya hingga membuat gadis itu mau tak mau berhenti.
"Iya nona?" ucapnya menatap wanita tersebut.
Victoria langsung memperhatikan penampilan Lily dari ujung kaki hingga rambut, benar-benar kampungan pikirnya. "Astaga sayang, apa dia OB disini? kenapa tidak memakai seragam?" ucapnya pada Alexander namun pria itu hanya menatap datar Lily tanpa berniat menjelaskan.
"Saya karyawan magang bagian desain produk, nona." sahut gadis itu menanggapi.
"Desainer produk? serius? kenapa penampilan mu kampungan seperti ini?" Victoria nampak tak percaya begitu juga dengan nyonya Luna, keduanya memang sangat up to date dalam fashion.
"Maafkan saya nona, tapi saya menjual skill bukan penampilan saya." sahut Lily membela diri.
Ia bukan tak bisa berpenampilan modis, sangat bisa bahkan tapi ia sudah memutuskan untuk tidak menikah dan untuk itu ia sengaja berpenampilan sederhana agar tidak menarik perhatian lawan jenis.
"Tapi tetap saja tidak enak dipandang mata masa sekelas perusahaan Wilson merekrut karyawan kampung," tegas Victoria yang memang setiap berdebat tidak ingin kalah. Putri manja keluarga Philip itu tidak boleh terkalahkan oleh siapapun apalagi dengan gadis kampungan itu.
Lily hanya mengangguk kecil lantas saat hendak pergi Victoria kembali menghentikannya. "Tunggu, bukankah kamu gadis yang bersama Xavier di pesta pertunangan ku waktu itu?" ucapnya, ia masih mengingat hal itu bahkan sangat penasaran dengan gadis yang disukai oleh mantan gebetannya tersebut.
Lily mengangguk kecil. "Kami hanya kebetulan bertemu dan tidak terlalu dekat," terang Lily seraya melirik ke arah Alexander.
"Tentu saja karena aku tahu selera Xavier jadi tidak mungkin dia menyukaimu," potong Victoria kemudian.
Lily kembali mengangguk, kemudian segera berlalu undur diri dengan setumpuk dokumen di tangannya tersebut.
Victoria nampak menggeleng kecil menatap kepergiannya. "Sayang, kamu tidak ada rencana untuk mengusirnya? lihatlah penampilannya benar-benar buruk!" ucapnya seraya kembali menggandeng lengan kekar Alexander.
"Dia cuma magang setelah itu juga pergi," sahut pria itu seraya kembali melangkah keluar.
Lily yang tak sengaja mendengarnya pun langsung tersenyum sinis, tentu saja ia akan pergi setelah melahirkan namun jika suatu saat pria itu tak becus merawat anaknya ia bersumpah akan mengambil alih hak asuhnya.
"Pak, bisa mampir ke toko buah itu sebentar?" ucapnya sore itu ketika Lily dalam perjalanan pulang bersama sopirnya, tiba-tiba ia ingin makan buah jeruk dan liurnya hampir menetes ketika memikirkannya.
Setelah turun gadis itu pun segera memilih jeruk kesukaannya bahkan ia pun memakannya di tempat namun tiba-tiba nampak seseorang menghampirinya.
"Lily!"
Panggil seorang pria dan gadis itu pun langsung menoleh, dilihatnya Xavier yang baru keluar dari mobilnya nampak tersenyum menatapnya.
"Tuan Xavier?" ucapnya tak percaya, ia pikir takkan bertemu dengan pria itu lagi setelah peristiwa pertunangan waktu itu.
"Bagaimana kabarnya?" ucap pria itu seraya melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Lily pun tersenyum menatapnya. "Aku baik-baik saja," sahutnya dengan ramah.
"Ngomong-ngomong bagaimana keadaanmu waktu itu karena kamu tiba-tiba menghilang, aku mencari mu disekitar hotel tapi tak ada?" tanya pria itu dengan nada khawatir.
"Malam itu sangat mencekam jadi aku memutuskan untuk segera pulang saja," sahut Lily berdusta padahal ia dibawa oleh Alexander ke kediamannya.
"Syukurlah, ku pikir Alexander menyakitimu." Xavier menatap lekat gadis itu seakan sedang mencari sesuatu yang belum ia ketahui.
"Itu tidak mungkin tuan Xavier karena aku karyawannya jadi mana mungkin dia melakukan itu," Lily langsung tertawa kecil rasanya lucu sekali ketika melihat wajah khawatir pria itu.
"Ya kau benar." Xavier langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kentara sekali jika pria itu sedang salah tingkah saat ini.
Saat mereka sedang asik berbincang tiba-tiba seseorang datang. "Nona Lily!" panggil tuan Miller dengan wajah kaku seperti biasanya apalagi saat melihat ke arah Xavier.
"Tuan Miller?" tentu saja Lily langsung terkejut, kemudian ia mengedarkan pandangannya mencari sopir yang mengantarnya tadi namun sudah tidak ada.
"Selamat sore tuan Miller," Xavier pun langsung mengulurkan jabat tangannya namun pria itu hanya menatapnya tanpa berniat membalasnya.
"Baiklah kalau begitu aku permisi, senang bertemu denganmu nona Lily dan jangan lupa simpan nomorku." ucap Xavier lantas berlalu pergi dari sana setelah tuan Miller menatapnya sinis.
Setelah pria itu pergi Lily pun segera membayar belanjaannya lalu mencari sopirnya yang sebelumnya menunggunya tak jauh dari toko tersebut.
"Sopir anda sedang ada urusan jadi saya yang akan mengantar anda nona," ucap tuan Miller tiba-tiba dan mau tak mau gadis itu pun menurut lalu segera masuk ke dalam mobil milik pria itu namun tanpa mereka sadari Xavier nampak mengawasinya dari dalam mobilnya.
"Sebenarnya apa hubunganmu dengan Alexander sampai Miller rela merendahkan harga dirinya demi mengantarmu," gumam pria itu padahal tak ada yang istimewa dari gadis itu bahkan penampilannya pun sangat kampungan dan juga culun.
Kini Lily yang dalam perjalanan pulang nampak menikmati buah jeruk yang baru dibelinya dan itu tak luput dari pengawasan tuan Miller dari kaca spion depannya.
"Nona, tolong jangan terlalu dekat dengan pria itu karena jika tahu tuan Alexander pasti tidak suka." ucap pria itu tiba-tiba setelah melihat suasana hati gadis itu yang nampak baik.
"Suka-suka akulah," sahut Lily tak begitu peduli dengan mulut penuh jeruk. Memang siapa pria itu tiba-tiba ikut campur masalah pribadinya.
"Hubungan tuan Alexander dan tuan Xavier kurang baik jadi saya mohon untuk mengerti demi keselamatan anda dan juga bayi anda," tukas tuan Miller memberikan alasan dan itu membuat Lily langsung berhenti mengunyah.
Sejak awal melihat interaksi mereka pun ia sudah bisa menebak jika kedua pria itu sedang bermusuhan, kemudian ia pun terpaksa mengangguk patuh.
"Baiklah,"
"Oh ya tuan Miller, apa semalam tuan Alex tidur di kantor?" ucapnya ingin tahu karena tadi pagi ia tak sengaja melihat sebuah bantal dan selimut terlipat diatas sofa yang ada di ruangan pria itu.
SEMANGAAAT LILY,,KAMU SELALU DI HINA RUBAH SEDIKIT PENAMPILAN MU💪💪💪💪💪