Tragedi menimpa Kenanga, dia yang akan ikut suaminya ke kota setelah menikah, justru mengalami kejadian mengerikan.
Kenanga mengalami pelecehan yang di lakukan tujuh orang di sebuah air terjun kampung yang bernama kampung Dara.
Setelah di lecehkan, dia di buang begitu saja ke dalam air terjun dalam keadaan sekarat bersama suaminya yang juga di tusuk di tempat itu, hingga sosoknya terus muncul untuk menuntut balas kepada para pelaku di kampung itu.
Mampukah sosok Kenanga membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jeda tapi tetap menyiksa
Kenanga terbang menuju ke tempat Cahyo dan Beno berada, mereka mengawal Zainab yang saat itu di ajak Wisnu untuk bertemu di sebuah rumah yang sengaja di beli Wisnu untuk tempat keduanya memadu kasih.
Pertemuan mereka di awali dengan ketidak sengajaan, Wisnu yang saat itu menolong ayah dari Zainab di minta untuk mampir ke rumahnya, mereka bertemu dan saat itu juga Wisnu jatuh hati pada anak temannya itu, bahkan Wisnu menggunakan cara licik supaya Zainab mau menerimanya sebagai kekasihnya, yaitu dengan cara berpura pura menolong Zainab dari perampok yang akan melecehkannya.
Sejak tiga bulan itulah mereka menjalin hubungan dan Wisnu dengan segala tipu dayanya berhasil mengambil apa yang berharga dalam diri Zainab dengan mudah. Sampai saat ini Zainab sudah di nyatakan hamil dua minggu.
"Mas, aku takut kalau sampai orang orang kampung tahu aku hamil di luar nikah" ungkap Zainab yang sedang bermanja pada Wisnu
"Kamu tenang saja, setelah menikah dengan Sigit minggu depan, usahakan kamu bisa langsung membuat Sigit menyentuh kamu, aku tidak keberatan, dan masalah kelahiran anak kita nanti, Kita bisa pakai alasan lahir prematur" jawab Wisnu meyakinkan.
Dia sebenarnya tidak mau bertanggung jawab tapi nasi sudah menjadi bubur, Zainab mengancam akan melaporkan Wisnu pada ayahnya dan akan mengumumkan kehamilannya di depan orang orang kalau sampai Wisnu kabur dari tanggung jawabnya.
"Dengan bagitu nama baik ku akan tetap terjaga, anak kita akan lahir bahkan di sayangi Sigit juga Dasih" jawab Wisnu
"Kenapa mas tidak tinggalkan saja istri mas dan menikah dengan Zainab? Mas Sigit kan sudah besar dan pasti bisa menjaga Bu Dasih" tanya Zainab
"Itu tidak mungkin Zainab, dia istriku satu satunya itu adalah janjiku padanya dan tidak akan bisa di isi dengan siapapun, sampai Dasih meninggal, tapi aku tidak akan membiarkan dia sakit ataupun celaka karena dia perempuan yang sudah terbukti mencintaiku dengan tulus" jawab Wisnu tegas, meski sedikit berbohong karena dia juga sempat melamar Kenanga untuk jadi istrinya.
Ada rasa cemburu di hati Zainab, tapi langsung dia tepis karena akan menikah dengan Sigit nantinya, dan tentunya Sigit lebih muda dan lebih tampan dari Wisnu karena wajah Sigit tidak terlalu banyak mirip Wisnu, tapi lebih banyak mirip Dasih dan Zainab juga menyukai sikap lembut Sigit.
"Kenanga mual, sepertinya si Wisnu itu memang punya pelet, padahal dia sama sekali tidak menarik" gerutu Kenanga
"Cahyo.... Cahyo... mau main air dengan Kenanga tidak" bisik Kenanga di telinga Cahyo yang sedang tertidur di dalam mobil Wisnu.
"Eungh.. Buat apa main air, aku sudah besar Kenanga, lebih baik main kuda-kudaan seperti waktu itu" racaunya masih dengan mata tertutup.
"Kenanga tidak mau, punya Kenanga sakit dan robek karena kalian, mau bantu jahit tidak, Kenanga bawa jarumnya?" tanya Kenanga
Deg.
Cahyo tiba tiba membuka matanya dan tersadar kalau dia tidak sedang bermimpi, dia benar benar mendengar suara Kenanga berbicara padanya, tapi saat dia melihat ke sekeliling, di sana tidak ada siapapun.
"Kenanga"
Dia kembali melihat ke sekeliling tempat itu tapi tetap tidak menemukan siapapun, dan saat dia melihat ke arah kaca spion depan, sosok Kenanga terlihat sedang menyeringai ke arahnya dengan banyak lumpur di rambut dan tubuhnya.
"Ayo temani aku Cahyo, supaya aku punya banyak teman di sana" ucap Kenanga
"Tidak, aku tidak mau!" jawab Cahyo ketakutan
Tiiidddd.
Cahyo memencet klakson mobil dengan begitu keras, hingga Beno yang berjaga di depan pintu rumah dan Wisnu yang ada di dalam langsung keluar bersama Zainab yang ingin tahu apa yang terjadi.
"Ada apa?" tanya Beno mendekati Cahyo yang terlihat sudah pucat.
"Kenanga, dia di sini" jawab Cahyo
Wisnu melihat ke sekeliling, dia sama sekali tidak menemukan Kenanga, matanya juga melihat ke arah gelang yang di pakai Cahyo, Cahyo tidak memakai gelang itu yang ternyata dia simpan di dalam tasnya karena tadi dia melepaskan gelang itu sebentar.
"Pakai gelang kamu, dia muncul karena kamu tidak pak gelang itu, jangan buka apapun yang terjadi, sekalipun dia muncul di depan kamu, kalau kamu tidak ingin punya nasib seperti si Tarno!" bentak Wisnu kembali ke dalam dan merangkul Zainab yang dia larang untuk keluar dari depan pintu rumah itu.
"Ada apa mas? Ko aku dengar nama Kenanga tadi?" tanya Zainab
"Si Cahyo katanya mimpi Kenanga pulang, jadi dia mau pulang juga, maklum, Kenanga itu kesayangan kami kalau di rumah, anaknya baik dan ramah, sekarang sudah bahagia di kota bersama suaminya" jawab Wisnu berbohong
"Iya, Kenanga memang baik sekali, mas Sigit juga sering belikan dia hadiah kalau jalan jalan dengan Zainab, katanya sudah seperti adik sendiri" jawab Zainab
"Itu karena Sigit tidak punya adik, dan mereka sudah bersama sejak kecil, bahkan saat Kenanga lahir, Sigit sudah usia sembilan tahun saat itu, dia sering mein ke rumahnya untuk menggendong Kenanga" jawab Wisnu
"Pantas saja, mereka begitu dekat" gumam Zainab
"Kamu cemburu?" tanya Wisnu
"Aku lebih cemburu saat mas bersama istri mas" jawab Zainab
Wisnu merangkul Zainab, dia memang menyukai Zainab yang penurut, anak dalam rahim Zainab yang awalnya tidak dia inginkan juga sekarang sudah mulai dia sayangi karena akan jadi anak dari Sigit, tapi untuk cinta dalam hatinya tetap milik Dasih dan Kenanga yang sempat dia lamar untuk jadi istri keduanya tapi di tolak Kenanga.
"Ayo masuk, masih ada waktu satu jam sampai aku mengantarmu pulang, tadi aku ijin pada orang tua kamu dengan alasan mengajak kamu dan Sigit ke perkebunan teh" ajak Wisnu
Kenanga hanya menatap datar orang orang yang ada di depannya itu, dia duduk di dahan pohon jambu air yang berdiri di depan rumah Wisnu, Kenanga ingin langsung menghabisi Cahyo, tapi dia gagal karena ternyata Cahyo tidak keluar dari dalam mobil. Tadinya Kenanga ingin membawa Cahyo ke air terjun Dara untuk dia tenggelamkan di sana.
"La...lalalala....Lalala...lala...."
Srak.
"Aku beri kalian jeda, tapi jangan harap kalian bisa bahagia" ucap Kenanga melemparkan sesuatu ke dalam kamar Wisnu dan kembali terbang ke arah rumahnya
"Sshh..."
Suara desa*an mulai terdengar dari dalam kamar Wisnu dan Zainab, mereka sedang melakukan sesi pemanasan dan akan menuju ke permainan inti, tapi di tengah aktivitas mereka, tiba tiba saja Zainab merasa kepanasan, seluruh tubuhnya tiba tiba timbul bercak merah dan bentol.
"Aduh mas, aku kepanasan sekali, berhenti dulu mas" ucap Zainab
"Aargg.... kenapa tiba tiba sekali, aku sudah tidak tahan"
"Tapi aku tidak kuat mas, aku mau pulang, aku mau mandi di kamar mandi ku"
"Kan di sini juga bisa, kita mandi bersama dengan air hangat" bujuk Wisnu
"Tidak mau, perasaanku tidak enak, aku mau di mandikan ibu" jawab Zainab tegas
kenanga tutut blasa mu aq mah hayok
menarik di awal bab