NovelToon NovelToon
Bukan Cinderella Sekolah: Deal Sinting Sang Pangeran Sekolah

Bukan Cinderella Sekolah: Deal Sinting Sang Pangeran Sekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Si Mujur / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah / Cinta Murni
Popularitas:175
Nilai: 5
Nama Author: Dagelan

Kayyisa nggak pernah mimpi jadi Cinderella.
Dia cuma siswi biasa yang kerja sambilan, berjuang buat bayar SPP, dan hidup di sekolah penuh anak sultan.

Sampai Cakra Adinata Putra — pangeran sekolah paling populer — tiba-tiba datang dengan tawaran absurd:
“Jadi pacar pura-pura gue. Sebulan aja. Gue bayar.”

Awalnya cuma kesepakatan sinting. Tapi makin lama, batas antara pura-pura dan perasaan nyata mulai kabur.

Dan di balik senyum sempurna Darel, Reva pelan-pelan menemukan luka yang bahkan cinta pun sulit menyembuhkan.
Karena ini bukan dongeng tentang sepatu kaca.

Ini kisah tentang dua dunia yang bertabrakan… dan satu hati yang diam-diam jatuh di tempat yang salah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dagelan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Salah Paham ditengah Keramaian

Sekolah terasa sedikit lebih riuh dari biasanya. Acara sekolah sebentar lagi dimulai, dan beberapa anak sibuk menempel poster atau menyiapkan stan di lorong-lorong.

Aku berjalan pelan dari kantin menuju kelas, membawa buku catatan dan botol minum. Pikiran masih melayang pada kejadian beberapa hari belakangan. Kembali ke sekolah—walau suasana hatiku sudah lebih ringan setelah melihatnya, tetap saja ada rasa canggung tersisa.

Saat melewati koridor dekat perpustakaan, mataku tiba-tiba tertumbuk pada seorang cewek yang duduk di pojok tangga, menatap ke arahku sambil mengacungkan ponsel.

Aku menahan napas sejenak. Wajahnya… familiar. Ya, dia yang beberapa minggu lalu aku lihat.... di pasar.

Rasa kesal dan was-was langsung naik ke permukaan. Aku berjalan lebih dekat, berniat menegur, tapi sebelum aku sempat membuka mulut, cewek itu tersenyum sinis, dan dari belakangnya muncul beberapa teman cewek lain, yang aku kenal sebagai penggemar atau penguntit Cakra di sekolah.

“Hei, lihat siapa ini!” salah satu dari mereka bersuara keras, seolah menantang.

“Ternyata si Kayyisa yang selalu nempel ke Cakra. Kita kira dia cuma teman biasa, tapi… hmm, ternyata…” Dia menoleh ke teman-temannya, tertawa kecil. "Nggak begitu ya?"

Aku menelan ludah, jantungku langsung berdetak lebih cepat. Aku mencoba menenangkan diri.

"Lo bukan pacarnya Cakra kan?"

"Eh, enggak gue..." Tapi kata-kata itu tak sempat keluar.

Cewek itu menatapku dengan nada yang menyudutkan. Dari name tagnya, Qiara S. Salah satu anak kelas sebelah.

“Ah, jangan pura-pura polos. Lo sama Cakra itu, FWB kan?” Teman-temannya tertawa kecil, menatapku sambil menatap ponsel mereka.

Aku merasakan darah naik ke pipi, hati terasa sesak. “Tapi… itu salah paham. Gue nggak jalin hubungan yang kayak begitu."

Aku berusaha menjelaskan, tapi mereka hanya tertawa lebih keras.

Salah satu dari mereka, yang paling tinggi, melangkah maju, sedikit menghalangi jalanku. Namanya Paula. “Lihat aja, si people pleaser ini, selalu menuruti orang lain. Nggak heran kalau Cakra suka perhatian sama dia. Tapi lihat deh, semua orang bakal ngerti siapa yang sebenarnya di sini.” Nada suaranya penuh ejekan.

"Ini termasuk bayaran kan?"

Dia mengangkat ponselnya kedepan wajahku, dengan sebuah rekaman suaraku sendiri.

Aku menunduk, mencoba tetap tenang, menenangkan diri. Aku sadar kalau membalas dengan emosi sekarang malah akan membuat situasi lebih buruk. Aku menatap ponsel cewek itu, dan di layar, memang ada beberapa foto lama aku yang dia ambil diam-diam.

Melihatnya aku menghela napas, ini konsekuensi dari menjalin kerja sama dengan Cakra. Tidak hanya dia yang disorot, sekarang akan banyak penguntit yang mencoba mengganggu.

"Eh ini gue yang baru pulang dari kafe? Bagus banget jepretan lo. Qiara, kayaknya lo berbakat deh jadi fotografer." kataku memujinya tanpa sadar tersenyum kecil. "IH, itu gue pake baju tidur bebek, lucu banget tau."

"Lah... Siluet gue yang dijemput didepan gang itu juga bagus. Lo bisa kirimin nggak fotonya ke gue?"

"Apaan lo malah kesenengan."

Aku meniup ujung poni ku, dan sedikit memamerkan senyum manis. "Ya setidaknya, kalian merhatiin gue kayak Cakra. Yang bilang gue spesial."

"Lo? Spesial? Mimpi kali, Kay Lo percaya diri banget. Lo cuman, manfaatin dia." kata Qiara dengan niat mendorong bahuku, namun, aku dengan cepat menghindar.

"Kalian begini, cuman buat gue ngejauhin Cakra kan? Mata-matain begitu, ya gue cuman mau ngasih tau aja. Kalau harapan kalian semua itu mustahil... Untuk dikabulkan."

"Jadi, AWAS!" teriaku kencang. Menepis lengan Paula yang hendak menyentuhku, seolah itu adalah sengatan kuman paling menjijikkan. "Gue mau lewat."

"Jangan gunain waktu kalian cuman buat hal yang nggak penting." Lagi pula kedekatan ku akan berakhir, jadi mereka juga tidak usah khawatir. Malah aku simpatik dengan tingkah mereka ini ... Dengan langkah pelan menepuk bahu Qiara namun gadis itu balas menepis.

Membuatku terkekeh kecil, berbalik dan kembali melanjutkan langkah.

Di tengah langkah yang tergesa itu, aku yang takut mereka tiba-tiba menjambak dari belakang mendengar suara yang familiar.

“Kay…”

Aku menoleh, dan Cakra berjalan beberapa langkah di belakangku, matanya hitamnya menatap lurus. Dibayang-bayangi empat mata gadis yang kelihatan iri.

Cewek itu terdiam sejenak, lalu tertawa canggung, “Ah, lihat… si Cakra datangin dia?"

Aku menatap Cakra, berharap dia akan langsung membela aku, tapi dia hanya mengangkat alis tipis, menatapku sejenak dengan tatapan yang sulit dibaca. Aku menelan ludah, mencoba mengalihkan perhatian cewek itu.

“Cukup. Aku nggak ada waktu buat drama kalian,” kata ku, meninggalkan Cakra dan menaiki tangga.

Entah dia memanggil dan muncul barusan itu kebetulan atau bukan. Aku berniat keruang ekskul voli, melihat bagaimana persiapan teman-teman disana. Tapi panggilan Cakra kembali terdengar.

Nadanya rendah tapi tajam. Dia melangkah mendekat, memegangi pundakku sebentar—sinyal kecil tapi cukup untuk menenangkan aku yang hampir jatuh, kaget dengan sentuhannya.

"Hati-hati, naik tangganya."

Aku menarik napas panjang, menatap Cakra. “Makasih… tapi ini karena Lo yang ngagetin." Jawabku setengah berbisik.

Hatiku masih panas, tapi aku berusaha menjaga suara tetap tenang. Ini kali pertama, fans seorang Cakra benar menghadang jalanku disekolah. Cukup mendebarkan.

Cakra hanya tersenyum tipis—senyum yang hanya aku yang bisa membaca. “Tadi mereka ngapain?"

"Biasa, itu semua tentang lo."

"Kenapa langsung kabur, nggak ada salahnya kalau gue ada di dekat lo tadi. Biar nggak ada yang bikin lo kesal atau malu lagi,” katanya. Nada suaranya ringan, tapi ada keteguhan di baliknya.

Iya sih malu banget asli. Pake acara jadi penguntit segala. Segala pose jelek aku jadi satu foto yang kemungkinan disebar luaskan sebagai meme.

"Itu mah lo-nya aja yang telat."

"Sorry, gue emang kayaknya telat banget."

Aku tersenyum tipis, sedikit lega. Aku masih merasa canggung, tapi kehadiran Cakra membuat situasi lebih mudah dihadapi. Kami masih ada ditangga, sementara cewek-cewek tadi lewat dengan mata yang jelas menatap kearah ku dan Cakra.

Bahuku perlahan turun, menahan rasa kesal, lalu berjalan cepat naik ke  lorong, tetap berdiri tegak, walau hati masih sedikit panas.

Cakra ikut di sampingku, langkahnya santai tapi matanya tetap mengamati sekeliling. “Lo nggak apa-apa kan?” tanyanya pelan, cukup agar aku mendengar.

Aku mengangguk, menelan ludah. “Iya… cuma sedikit kesal sama mereka. Tapi nggak apa-apa.”

Dia mengangguk, dan sejenak, hanya ada kami berdua di lorong yang riuh. Rasanya… hangat, tapi tetap ada rasa tegang dari kejadian tadi. Aku menatapnya sekilas, kemudian tersenyum tipis. “Kalau lo nggak datang… mungkin gue bakal bingung sendiri.”

"Keliatan nya enggak," Cakra tersenyum, dan tanpa kata, dia menyodorkan sebatang permen mint dari saku jaketnya—sisa perhatian kecil yang selalu berhasil membuatku lega. "Masalah mereka, gue aja yang urus. Lo jangan cemberut gitu lagi."

Tanganku menerima permen itu dengan mata menggerling. "Kenapa? Kesel dengan gue yang jelek."

"Enggak, lucu. Kayak bebek."

Aku mengunyah permen itu, dan sedikit tersenyum sendiri. Rasanya manis, tapi juga mengingatkan aku bahwa walau dunia bisa menjebak dengan salah paham, ada satu orang yang selalu ada untuk membuat semua sedikit lebih mudah.

"Kalau kedepannya, ada yang nanya soal gue sama lo lagi jawabannya apa Cak? Langsung pacar atau nyembuyiin ..."

Cakra yang berjalan di sampingku. Menghentikan langkahnya, dia malah mendekat merapikan poniku, dan entah kedua tangannya malah terangkat diatas kepalaku. "Apaan ... Lo dengerin gue nggak sih?"

"Bilang aja, pacar. Gue nggak masalah." kata Cakra bibirnya tersenyum lebar, mengusap rambutku pelan. "Jepitnya cocok, jangan dibuka sampai lo pulang ya?"

Dengan tidak nyambungnya dia malah ngomong hal lain. Mataku sedikit beralih menatap kaca kelas yang transparan, meraba jepit apa yang dia pasangkan barusan. "Bebek?"

"Lo sengaja ngejek gue atau gimana." Aku memukul perutnya kesal, Cakra tampak mengaduh namun dia juga tertawa membuat ku berlari meninggalkannya sendirian.

Sial sekali. Ini terasa seperti adegan remaja yang manis. Sayangnya aku memilih kabur menjauh, bodo amat Cakra memanggil, kurasa dia tidak mengejar dengan beberapa orang yang berpapasan denganku menyapanya.

Hari ini mungkin dimulai dengan rasa malu dan salah paham, tapi juga meninggalkan perasaan hangat—perasaan yang sulit dijelaskan, tapi terasa nyata.

Dan aku sadar, walau ada cewek-cewek yang iseng dan penguntit Cakra di sekitar, aku hanya target sampingan aku punya cara untuk menghadapi mereka: logika, kesabaran, dan sedikit keberanian. Ditambah… ada Cakra di sisiku, yang mungkin nggak banyak bicara, tapi selalu tahu kapan harus hadir.

Iya mungkin begitu kan?

✨ Bersambung…

1
Yohana
Gila seru abis!
∠?oq╄uetry┆
Gak sabar nih nunggu kelanjutannya, semangat thor!
Biasaaja_kata: Makasih banyak ya! 😍 Senang banget masih ada yang nungguin kelanjutannya. Lagi aku garap nih, semoga gak kalah seru dari sebelumnya 💪✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!