Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah kelahiran 2
"Ggghhhgh.... Hihihihi... Bayi.. Dari darah murni keturunan darah Syailendra"
"Pergi!" Teriak Khalid lantang sambil membaca ayat ayat Al Qur'an yang dia hafal
"Aaarrhhhhh... "
Para mahluk itu terlihat mudur karena kepanasan dan Hendra juga ikut membantu Khalid dengan bacaannya.
Gafi yang mulai terlihat emosi, dia memegang mahluk mahluk yang masuk satu persatu hingga mereka terbakar dan memekik kepanasan. Tak ada tatapan ketakutan, dia hanya marah dan kesal karena makhluk makhluk itu terus saja berdatangan dan ingin melukai keluarganya.
Vandra yang melihat itu hanya bisa terus beristighfar, pertama kali dia melihat keahlian dari keponakannya itu dengan sangat jelas, dan mungkin karena Aura dari anak anak Safira yang memenuhi ruangan itulah yang membuat Hendra dan Vandra juga bisa Ikut melihat penampakan para mahluk itu di depan mata mereka.
"Aakhhhh pergi kalian semua! Kalian membuatku marah!" Umpat Gafi terus melenyapkan jin yang terus mendekati Safira dan juga bayinya.
"Gafi, jangan sampai hilang kendali!" Teriak Khalid dari lantai dua
Khalid paling khawatir saat Gafi hilang kendali, Gafi akan terlihat seperti orang lain dan tidak akan melihat sekelilingnya baik itu musuh ataupun keluarganya sendiri, dia akan menyerang semuanya.
"Akh!"
Aurora memekik saat tangannya tergores pecahan kaca yang di lempar satu mahluk berukuran besar dan tidak terpengaruh oleh tatapan Aurora.
"Hahahaha... Kemarilah, kamu adalah mangsa pertamamu anak berdarah wangi, keturunan Syailendra" ucap makhluk itu mendekati Aurora
Grep.
Sebelum bisa mendekati Aurora, Gafi lebih dulu muncul dan mencekik mahluk itu dengan mata sudah memerah karena marah, dia bahkan meremas leher mahluk itu sampai mahluk itu berteriak kesakitan.
"Aarrhhhh... Ampun!" Teriak mahluk itu
"Tidak ada ampun untuk yang berani menyakiti keluargaku!" Bentak Gafi terus meremas leher mahluk itu.
Blash.
Api langsung membakar mahluk itu yang langsung lenyap tak bersisa. Hanya abu yang berterbangan di tempat itulah yang menjadi saksi kalau seorang anak kecil bernama Gafi sudah murka.
"Bang Gafi" ucap Aurora tapi Gafi terlihat tidak merespon, dia terus mengejar mahluk mahluk itu hingga mereka ketakutan dan pergi dari sana. Semua yang ada di lantai satu Gafi habisi, bahkan Gafi bakar tanpa ampun.
"Bagaimana ini? Gafi sadar Gafi" ucap Vandra memegangi Gafi karena dari lantai bawah sudah tidak terlihat mahluk yang berdatangan.
Gafi menepis tangan Vandra, naik ke lantai dua dan mengejar para mahluk itu sampai beberapa dari mereka yang berusaha melawan justru berakhir terbakar seperti yang lainnya.
"Aakkhhh"
Hanya teriakan yang terdengar sekarang, akibat dari Kemarahan Gafi yang tak bisa di tahan lagi, dia melihat keluarganya yang terancam dan menjadikan dia hilang kendali.
Anak berusia tujuh tahun itu sekarang sedang membasmi para mahluk yang terus berdatangan di lantai dua untuk menyerang Khalid dan Hendra juga Sagara.
"Daddy!" Teriak Aurora saat satu mahluk bertubuh pendek mendekati Safira dan hendak meraih Altair yang sedang di segel oleh Adrian yang masih khusyuk membacakan do'a untuk menutup mata batin Altair.
Khalid turun bersama Sagara dengan terburu buru dan menahan mahluk itu yang terlihat lebih kuat dari yang lain. Mereka bahkan bisa merasakan energi jahat dari dalam diri makhluk itu, membuat bulu kuduk mereka merinding dan tangan mereka sedikit gemetar.
Dokter terus memeluk Andromeda dan memegangi Safira yang belum sadar. Dia ketakutan tapi dia juga berusaha bertahan karena dia harus menyelamatkan Safira dan anak-anaknya.
"Hahaha.. Mengaji lah, aku bahkan bisa mengaji lebih baik darimu" ejek jin itu tertawa
"Pergi dari sini!" Usir Khalid
"Aku akan pergi setelah darah manis mereka aku minum" jawab sosok itu
"Laa Haula walaa kuwwata Illa billahil a'liyyil adziim" Khalid berdiri di depan mahluk itu dan mengeluarkan energi miliknya mengelilingi Safira, Adrian dan dokter yang sedang membantu membersihkan darah Safira juga mengurus Andromeda.
"Ggrrrhhhh... Kamu menantangku anak kecil!" Bentak mahluk itu.
"Pergilah dari sini dan jangan ganggu kami kalau kamu masih ingin selamat!" Ancam Sagara
"Aku tidak takut, tidak ada yang bisa melenyapkan aku" jawab sosok itu, bahkan kakinya menapak seperti seorang manusia dan wujudnya terlihat nyata.
Dia lalu membacakan entah apa di mulutnya hingga perlahan lahan energi Khalid semakin menipis dan membuat Khalid mengeluarkan darah di hidungnya.
"Abang" pekik Aurora
Dia juga melihat ke arah mata mahluk itu yang justru malah menyeringai pada Aurora seakan tidak terpengaruh sama sekali oleh tatapan mata Aurora.
Srak.
"Aws..."
Mata Aurora di lempar pecahan kaca tapi Khalid menahan pecahan kaca itu dan terus menahan mahluk itu agar tidak masuk ke dalam lingkaran energi yang dia buat.
"Ola, duduk di belakang Opa Adrian dan jaga mommy" ucap Sagara yang terus berada di belakang Khalid membantunya dengan bacaan Al Qur'an.
"Bacaan kalian tidak berpengaruh padaku?" Ejek makhluk itu
Gafi dan Hendra terlihat sudah turun dari lantai dua, Vandra juga ikut bergabung dengan mereka.
"Kalian ini hanya mahluk lemah yang selalu ketakutan pada hal hal kecil, aku akan ambil bayi dari tangan lelaki Soleh itu dan akan jadi makanan ku" ancam sosok itu
"Tak akan aku biarkan!" bentak Gafi berdiri di depan Khalid menantang sosok itu
"Hahaha.. auramu sama seperti kami, harusnya kamu jadi bagian dari kami" ucap sosok itu.
"Aku adalah makhluk Allah, dariNYA aku berasal dan PadaNYA juga aku akan kembali!" Bentak Gafi mulai bersiap menyerang
Bugh.
Mahluk itu melempar sesuatu kearah Khalid dan mengenai dadanya hingga Khalid jatuh pingsan dengan bibir mengeluarkan darah. Dan wajahnya yang berubah pucat dengan titik biru lebam berukuran satu keplan tangan orang dewasa di dadanya.
"Khalid" Sagara Sudah tidak fokus lagi dan membawa Khalid ke dalam gendongannya.
"Mahluk jahat! Kamu pantas mati?" Teriak Gafi menyerang mahluk itu yang masih tertawa mengejek.
Grep.
"Aaakkkhhh.. !" Pekik mahluk itu saat Gafi bisa meraih rambutnya dan menyentuh kepalanya. Bahkan Gafi terus menyalurkan energinya agar makhluk itu terbakar.
"Kamu pantas mati mahluk terkutuk!" Umpat Gafi penuh kebencian
"Hahaha... Meski kamu bisa menyentuhku, tapi auramu itu tidak bisa melenyapkan aku anak kecil" ucap makluk itu
"Kamu berurusan dengan mahluk abadi wahai manusia, aku akan menyesatkan kalian Dalam ketakutan!" Teriak mahluk itu.
Gafi semakin menekan kepala makhluk pendek itu yang tingginya sama dengan Gafi, sambil terus menatap benci ke arah mahluk itu.
"Lepaskan dia Gafi!" Perintah Adrian yang sudah selesai menyegel Altair dan menyerahkan dia pada dokter yang sedang menunggu di samping Safira yang masih belum sadarkan diri.
"Tidak Opa, Gafi akan bunuh dia" jawab Gafi
"Biar Opa yang hadapi dia" bujuk Adrian
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭