Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan Ibu
"Elara, senang sekali Ibu melihatmu disini nak!" Ibu Elara tersenyum sumringah menyambut putrinya diruang tamu setelah pelayan memberitahu kepulangan sang putri.
Elara membalas senyuman tulus itu lalu beranjak dari duduknya. Dia berjalan menghampiri wanita yang telah melahirkannya lalu memeluknya dengan erat.
Tenang.
Itulah yang Elara rasakan. Seolah-olah masalah yang menimpanya hilang seketika.
Ibu Elara mengernyitkan dahi, bingung. Merasa ada yang aneh dengan sikap putrinya. Mungkin hanya firasatnya.
Namun netranya tak sengaja melihat sebuah koper berwarna merah muda merapat pada sofa.
Ibu Elara pun melerai pelukan mereka lalu mengajak sang putri kembali duduk.
"Kau akan menginap sayang?"
Elara menatap sang ibu lantas mengikuti arah pandang wanita paruh baya itu yang kini tengah menatap kopernya.
"Ah iya. Sepertinya bukan hanya menginap tetapi aku akan kembali tinggal bersama Ibu. Bolehkah?" tanya Elara dengan ekspresi setengah meringis dan penuh harap.
Seketika tatapan Ibu Elara berbinar seiring dengan senyumnya yang mengembang.
"Tentu saja boleh! Lagipula rumah ini terlalu luas jika ditinggali hanya untuk tiga orang." jawaban Ibu Elara tentu merujuk pada dirinya dan juga dua pelayan yang selama ini menemaninya tinggal dirumah itu. "Tapi Nak, apakah jarak dari rumah kekantormu tidak terlalu jauh nanti?"
Elara mengerjap. Ibunya jelas masih mengingat alasan yang dia utarakan ketika dia menolak untuk tinggal bersama sang ibu.
"Aku sudah tidak bekerja lagi Bu."
"Ya?" Ibu Elara tampak terkejut. "Apa ada masalah?"
Elara menggeleng pelan.
"Tidak ada. Hanya saja aku ingin mencoba belajar membuka usaha sendiri."
"Usaha sendiri?"
Elara mengangguk.
"Usaha apa Nak?"
"Kemungkinan aku akan mencoba membuka toko kue Bu. Mengingat aku memiliki keahlian pada bidang tata boga."
Ibu Elara sempat terdiam sesaat. Namun tak lama dia menjawab setuju dengan ide putrinya.
"Apapun pekerjaan dan usahamu, Ibu akan selalu mendukung."
"Terimakasih Bu." Elara menggenggam tangan sang ibu dengan kedua tangannya seraya mengulas senyum.
Senyum yang ia paksakan untuk menutupi separuh kebohongannya.
Ya, mulai detik ini Elara bertekad memulai hidup baru tanpa Eden. Sepanjang perjalanan menuju kediaman sang ibu, Elara sudah memikirkan matang-matang tentang bagaimana kelanjutan hidupnya setelah pergi dari kehidupan lelaki yang telah menolongnya itu.
Elara bertekad berdiri dikakinya sendiri, bertahan hidup dengan uang nafkah bulanan yang pernah diberikan Eden padanya sebagai suami.
Untuk black card, Elara memutuskan untuk tidak membawanya sebab dia merasa tidak pantas mendapatkan kartu mewah itu.
"Nak, cincinmu indah sekali." kalimat sang ibu menyadarkan Elara.
Ibu Elara mengangkat telapak tangan putrinya yang terdapat cincin blue sapphire untuk dilihatnya lebih jelas.
Cincin pernikahan Elara dan Eden.
"Kau sudah memiliki kekasih?"
Sontak Elara terkesiap. Dia pun segera menarik tangannya turun seraya menundukkan pandangan.
"Kami sudah putus Bu."
Lagi, Elara terpaksa berbohong.
Raut sedih pun terpancar dari wajah sang ibu. Dia merasa kisah cinta putri semata wayangnya itu selalu saja berjalan tak mulus.
Dulu dengan Gio, Elara bilang bahwa lelaki itu telah berselingkuh dengan Keisha. Lalu sekarang...
"Apa kalian putus, karena dia berselingkuh?" tanya Ibu Elara.
Elara kembali mengangkat pandangan, lalu menggeleng cepat.
"Tidak Bu. Dia tidak berselingkuh. Dia pria yang baik. Dia bahkan membantu membiayai pengobatan Ibu dan juga membiayai segala keperluan kita selama ini, hanya saja hubunganku dengannya terlalu rumit."
Elara berbicara dengan niat menyangkal tuduhan sang ibu, tanpa menyadari bahwa dirinya telah kelepasan bicara.
"Membiayai pengobatan Ibu dan segala keperluan kita? Bukankah waktu itu kau bilang, kau meminjam uang pada bosmu yang baru Nak? Apa kekasihmu adalah....bosmu?"
Deg.
Elara yang tersadar menelan ludahnya dengan susah.
Astaga! Kenapa dia sampai terbawa perasaan hingga kelepasan bicara!
"Elara... Kau berkencan dengan bosmu?" ibu Elara menatap putrinya dengan penuh selidik.
Elara yang tersudut pada akhirnya terpaksa mengangguk lemah.
"Ya Bu."
Terdengar helaan napas panjang dari sang ibu.
"Apa dia memiliki istri?"
Kali ini lidah Elara terasa kelu, bingung harus menjawab apa.
"Apa dia memiliki istri Elara?" Ibu Elara mencoba mengulang pertanyaan untuk memastikan.
Lagi, Elara hanya bisa diam. Dan itu sudah cukup diartikan sebagai jawaban. Raut wajah wanita paruh baya itu pun tampak kecewa.
"Ibu tidak pernah mengajarimu untuk menjadi wanita perusak rumah tangga orang lain Elara. Ibu lebih rela kehilangan nyawa Ibu daripada putri Ibu harus menggadaikan harga dirinya demi uang."
"Bu.."
"Apa kalian pernah tidur bersama?"
"Tidak." Elara menjawab cepat dan berdusta agar ibunya tidak semakin kecewa.
"Kau yakin?"
Elara mengangguk.
"Karena itulah kami putus." imbuhnya.
Entah sudah keberapa kali Elara mengukir kebohongan kepada sang ibu hingga hatinya sesak dipenuhi oleh perasaan bersalah.
Elara hanya belum siap jika ibunya sampai tahu bahwa dirinya adalah istri simpanan seorang Eden Dwight.
"Baguslah jika kalian sudah putus. Sebab Ibu tidak mau jika sampai putri Ibu menjadi penyebab sakit hatinya wanita lain."
🌿🌿🌿
Usai mendapat petuah panjang dari sang ibu, Elara akhirnya bisa beristirahat dikamar yang telah disiapkan oleh pelayan.
Elara merebahkan tubuhnya diatas kasur yang tak sebesar kasur Eden di Royal Villas namun cukup empuk dan nyaman bagi tubuhnya yang kini terasa amat sangat lelah.
Sejenak Elara memejamkan mata lalu membukanya kembali dan menatap langit-langit kamar.
Bagaimana kondisi Eden sekarang?
Elara mengangkat lengannya keudara lalu menatap jarinya yang terdapat cincin pernikahannya bersama Eden.
Dia benar-benar lupa menyembunyikan cincin ini dari ibunya.
Elara ingat bagaimana reaksi ibunya tadi saat tahu dirinya menjalin kasih bersama suami orang.
Kecewa. Raut itulah yang Elara lihat.
Lalu bagaimana jika sampai nanti ibunya tahu bahwa sebenarnya dirinya bukan hanya berpacaran melainkan sudah menikah?
Disaat berbagai macam kemungkinan buruk datang memenuhi isi kepalanya, tiba-tiba Elara merasakan perutnya bergolak diiringi rasa mual ingin muntah.
Elara pun mencoba bangun dari berbaringnya dan duduk lalu mengusap dadanya.
Namun rasa mual itu semakin menjadi dan tak bisa ditahan. Seolah ada sesuatu yang ingin merangsek keluar dari mulutnya. Dengan segera, Elara berlari masuk kedalam kamar mandi, membungkuk didepan wastafel dan didetik juga Elara memuntahkan isi perutnya.
Huekk...huekkk!
Cukup lama Elara bergelut dengan rasa mualnya menyisakan rasa pahit di kerongkongan, sampai-sampai tubuhnya lemas seketika.
"Ya Tuhan. Jangan-jangan aku masuk angin."
*
To be continued
Haloo, jangan lupa tinggalkan like, komen, hadiah, vote, dan ulasannya. terimakasih ❣️
Eden kamu akan segera menjadi seorang ayah semoga elara juga secepatnya memberi tau kehamilannya pada Eden jadi tidak sabar menunggu esok hari Thor menunggu lanjutannya
Eden /Heart/ elara aku suka banget sama pasangan ini Thor 🤭🤭
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/