Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Bima selesai mandi Salwa baru tiba dirumah dia langsung pergi ke kamar dan membersihkan diri.
Waktu makan malam Salwa baru turun ke bawah kali ini Salwa mengambilkan makanan untuk bima,bima kira Salwa melakukan itu hanya karena ada pak Rojak ternyata sampai sekarang dia masih melakukannya.
"kalau ada yang membuat kamu kesusahan bilang saja ke aku"kata bima dan di jawab dengan anggukan oleh Salwa dia nggak mau membantah karena akan semakin panjang nanti urusannya.
Pagi harinya Salwa keluar dari kamar agak siangan karena hari ini tidak kekantor.
Dia melihat Mak Nor mau pergi beliau mau pergi belanja bulanan.
"aku ikut belanja ya Mak"tawar Salwa.
"apa di bolehkan tuan non,kalau nanti tuan marah gimana?"tanya mak Nor.
"tenang saja dia nggak akan marah"kata Salwa"ayo berangkat ".
Mak Nor sebenarnya ragu tapi dia ditarik Salwa mau nggak mau dia akhirnya mengajak Salwa belanja.
Tak lama setelah Salwa dan Mak Nor pergi bima keluar dari ruang olahraga dia mencari keberadaan Salwa tapi Salwa sudah pergi bersama mak Nor belanja bulanan.
Bima kekamar untuk mandi tak lama dia keluar dengan berpakaian rapi dia ingin menyusul Salwa.
Salwa dan Mak Nor sampai Di tempat perbelanjaan mereka langsung memilih apa yang mau di beli.
Tiba di bagian sayur-sayuran Salwa memilih sendiri Salwa mau mengambil sayur tapi ada juga yang mau mengambilnya.
Tangan Salwa dan orang itu sama-sama memegangnya Salwa menengok orang itu tak disangka orang itu adalah mamanya indra dan Nadia.
Salwa kemudian melepas dan mengalah saat dia hendak pergi dari tempat itu dia dihentikan mamanya indra dengan sebuah kata yang tidak enak di dengar.
Mamanya indra bilang kalau dialah yang telah menjadi perusak hubungan antara indra dan Nadia.
Salwa tak habis pikir kenapa dia selalu di fitnah Nadia padahal yang terjadi dialah yang tersakiti.
"terserah apa kata anda yang pasti aku nggak pernah menyakiti orang lain tanya pada orang disebelah anda"kata Salwa dan mau meninggalkan tempat itu tapi dia malah didorong mamanya indra.
Salwa hampir jatuh kalau nggak di tangkap bima,indra juga mau menangkap Salwa tapi sudah keduluan bima.
"dasar perempuan nggak tahu diri jadi perempuan jangan suka ngambil milik orang lain"maki mamanya indra dengan keras sampai semua pengunjung disana pada melihat kearah mereka.
Salwa merasa sangat malu sedangkan indra berusaha membujuk mamanya agar diam.
Saat indra membujuk mamanya dia menengok kearah Salwa yang sedang dipeluk bima otomatis indra cemburu dan beralih kearah Salwa.
Indra memaksa bima untuk melepaskan pelukannya ke Salwa tapi bima malah mendorong indra dan sampai jatuh.
Indra dibantu mamanya dan Nadia berdiri,mamanya kembali menghina Salwa.
"bukan Salwa yang mengejar anak anda tapi lihatlah anak anda yang mengejar Salwa dan mulai sekarang kalau sampai aku melihat dia mendekati Salwa aku pastikan membuat dia masuk rumah sakit"ancam bima dengan muka yang begitu menakutkan.
Bima kemudian membawa pergi Salwa sedangkan Nadia mencoba mengingat siapa orang itu dia seperti pernah melihatnya.
Di parkiran Mak Nor disuruh pulang duluan sedangkan Salwa diajak bareng bima,selama perjalanan Salwa hanya diam.
"sudah jangan dipikirkan orang seperti itu nggak usah di tangisi"kata bima.
"aku bukan menangisinya tapi aku menyayangkan pertemanan ku sama Nadia selama hampir tiga tahun ternyata dia hanya pura-pura sama aku"kata Salwa sedih.
"lupakan mereka sekarang kamu mau kemana aku akan antar kemanapun kamu mau"tawar bima.
"seriusan?,kemanapun?".
"iya,asal jangan ke langit ketujuh aku nggak tahu jalannya"kata bima bercanda dan langsung diketawain Salwa.
"oke aku mau ke pantai,kapan lagi punya sopir seorang CEO yang terkenal".
"baiklah aku antar,seharian ini aku akan jadi sopir mu"kata bima sambil melakukan mobilnya menuju arah pantai.
Tak lama mereka sampai Salwa langsung turun dan berjalan kearah laut sedangkan bima mengikuti dari belakang.
Bima hanya duduk di kursi yang ada disana dia tidak mau bermain air seperti yang dilakukan Salwa.
Lama Salwa bermain air dia tidak pedulikan bajunya yang basah yang penting dia bisa happy puas bermain dia menyusul bima duduk.
Salwa langsung meminum kelapa muda yang sudah dipesan bima untuknya.
Salwa memperhatikan bima ternyata Salwa baru menyadari kalau tidak berpakaian formal bima terlihat lebih muda dan terlihat ganteng.
Telinga Salwa panas saat beberapa perempuan yang dengan sengaja mengagumi bima mereka sampai tak berkedip melihat bima.
Salwa kesal dia berdiri dan menarik tangan bima diajaknya ke bibir pantai bima menolak ya tapi Salwa tetap memaksa.
Dengan sengaja Salwa mengambil pasir basah dan mengusapnya ke pipi bima.
Bima protes karena tubuhnya jadi kotor tapi seketika langsung terdiam melihat tawa riang Salwa.
Bima malah teringat dengan almarhum mamanya Salwa mereka terlihat sama persis.
Lamunan bima buyar saat lagi-lagi Salwa mengusap wajahnya dengan pasir basah takut bima marah Salwa berlari bima kemudian mengejarnya.
Bima berhasil mengejar Salwa dan menggendong Salwa kearah air laut berniat menjatuhkan Salwa tapi karena Salwa berpegangan sama dia jadinya bima ikut jatuh.
Bima ikut basah dan itu membuat Salwa kembali tertawa, mereka terus bermain mereka tidak pedulikan sekitarnya sampai menjelang sore mereka baru berhenti.
Mereka menunggu Danang yang diminta bima untuk membawa baju ganti untuk mereka sambil makan di warung pinggir pantai sambil menikmati matahari terbenam.
Salwa nggak menyangka dia pergi ke tempat seperti ini dengan bima padahal dulu dia berangan-angan pergi bersama indra.
Tepat makanan habis Danang sampai Salwa kemudian pergi keruang ganti begitupun bima.
Setelah selesai bima menyusul Danang ke parkiran.
"ngapain kamu belum balik?"tanya bima.
"kalian terlihat sangat bahagia apa ini bertanda akan pecah julukan jomblo sejati"goda Danang.
"udah jangan ngomong sembarangan sebaiknya kamu pergi"usir bima.
"oke aku akan pergi gimana kalau aku pesankan kamar disekitar Pantai ini kamarnya sangat romantis cocok untuk di buat bulan madu"Danang kembali menggoda bima.
"siapa yang bulan madu om?"tanya Salwa yang baru datang dia hanya mendengar omongan Danang yang terakhir.
"jangan dengarkan dia sebaiknya kita pulang"ajak bima sambil membawa Salwa masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan Danang.