NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APAKAH ITU BENAR?

...***...

Lingyun Kai sedang berjalan-jalan santai di pasar kota, ia memikirkan kejadian di masa lalu.

"Hampir dua bulan, setidaknya ada sepuluh bulan lagi sebelum pemberontakan itu terjadi." Dalam hatinya mencoba mengingatnya. "Tepat hari ulang tahun pangeran keempat." Ia menghela nafasnya dengan pelan. "Jendral bajingan, berani sekali dia menipu kaisar." Ia mengumpat kesal. "Dia menusuk jantungku." Ia mengusap dadanya yang terasa nyilu. "Sebelum hari itu tiba aku harus menghentikannya." Dalam hatinya telah membulatkan tekadnya bahwa ia akan mengulangi kejadian yang sama.

Pikirannya benar-benar kusut memikirkan kejadian apa saja yang akan ia lewati setelah ini.

"Kalau tidak salah, sebentar lagi akan di adakan berburu di musim dingin." Lingyun Kai mendapatkan gambaran samar-samar mengenai kejadian masa lalu.

"Pasti jendral bajingan itu akan menggunakan kesempatan ini untuk membunuh pangeran ketiga!." Jantungnya seakan-akan hendak melompat dari tempatnya, mengingat kejadian naas itu. "Kaisar semakin putus asa karena pangeran ketiga juga tewas, kaisar memperketat pengawasan pangeran keempat." Kepalanya terasa berdenyut sakit mengingat itu.

Duakh!.

Tubuh Lingyun Kai ambruk karena dipukul seseorang dari belakang.

"Eh? Apa?." Dalam hatinya merasa aneh. "Apa yang terjadi padaku?."

Kesadarannya hilang begitu saja, ia tidak sanggup untuk menolak itu semua.

...***...

Lingkungan Istana.

Selir Mingmei bersama Kexin menuju kediaman Permaisuri Chan Juan.

"Hormat saya ibunda permaisuri." Selir Mingmei memberi hormat, begitu juga dengan Kexin.

"Duduklah." Permaisuri Chan Juan memberi kode untuk duduk.

"Terima kasih ibunda permaisuri." Balasnya.

Saat itu juga Putri Lixin Beiye ada di sana, ternyata ia sudah dipanggil duluan oleh Permaisuri Chan Juan.

"Sepertinya kalian tidak perlu saya kenalkan lagi." Permaisuri Chan Juan tersenyum ramah. "Karena anak saya jun hie telah mengatakan, jika kalian sudah saling kenal, dan bahkan berteman dengan baik."

Selir Mingmei dan Putri Lixin Beiye memberi hormat.

"Baguslah kalau begitu." Permaisuri Chan Juan merasa tenang. "Saya harap tidak ada perselisihan diantara kalian ke depannya."

"Ibunda permaisuri tenang saja." Respon Selir Mingmei. "Saya cukup tahu diri, sebagai istri selir, saya akan selalu menghormati nyonya putri dengan baik."

"Bagus, bagus, itu yang saya harapkan darimu." Permaisuri Chan Juan terlihat senang. "Kau memang berjiwa besar, tidak salah tiga tahun ini kau ditempa di tempat pelatihan tentara." Ada perasaan bangga di hati Permaisuri Chan Juan.

"Heh!." Dalam hati Putri Lixin Beiye mendengus kesal. "Dasar penjilat! Jangan kira aku tidak berani membunuh kau setelah ini." Dalam hatinya sangat mengutuk.

...***...

Kediaman Menteri pendidikan, ruangan keluarga.

"Sebentar lagi akan ada acara berburu di musim dingin." Matanya memperhatikan keluarganya. "Tentunya yang akan pergi berburu adalah laki-laki, dan di dampingi pasangannya."

"Kalau begitu saya tidak bisa ikut ayah?." Yu Shin menatap sedih.

"Itu karena kau belum menikah." Balasnya dengan nada bercanda.

"Hahaha!."

Seketika tawa pecah begitu saja, merasa lucu dengan ucapan itu.

"Hmph!." Yu Shin merajuk, ia merasa kesal.

"Bersabarlah, pasti ada waktunya." Nyonya Chan Chan tersenyum lembut. "Kalian juga akan merasakan nantinya."

"Kakak pertama enak sekali, bisa melihat perburuan tahun ini." Wanwan menatap kagum kakaknya. "Apalagi kakak ipar sangat perhatian sekali pada kakak pertama." Ia menghela nafas pelan. "Pasti kakak ipar akan memburu kelinci putih, untuk dipersembahkan pada kakak pertama."

"Hahaha!."

Tawa mereka kembali meledak begitu saja.

"Jangan cemburu seperti itu." Menteri Yu Jin tertawa melihat sikap putri ketiganya yang mudah cemburuan.

"Selama kami pergi, kalian jangan berbuat yang aneh-aneh ya?." Nyonya Chan Chan memberikan peringatan pada ketiga anak perempuannya yang tidak bisa ikut dalam perburuan.

"Tidak ibu." Balas mereka dengan kompaknya.

...***...

Sementara itu di pasar Kota Istana.

Nona muda Xin Qian telah menunggu, namun pemuda yang ia tunggu belum juga muncul.

"Tidak biasanya dia terlambat." Dalam hatinya gelisah. "Apakah dia sedang bertugas?." Ia mencoba menenangkan hatinya. "Ya, bisa jadi seperti itu." Nona muda Xin Qian berpikir positif. "Kalau begitu aku kembali saja, mungkin saja dia memang sedang ada tugas penting."

Nona muda Xin Qian pergi meninggalkan tempat.

"Aku harus fokus membuat obat untuknya, dia telah bekerja keras untuk melindungi keluarga ku." Dalam hatinya berusaha meyakinkan dirinya agar tidak melakukan hal bodoh hanya karena perasaan cintanya.

...***...

Perlahan-lahan matanya terbuka, kesadarannya kembali, ia mencoba tenang.

Deg!.

Ia terkejut karena dalam keadaan terikat?.

"Apakah ini penculikan?." Lingyun Kai memperhatikan keadaan sekitar. "Penjara?." Ia mencoba bangkit.

Namun saat itu ada tiga orang yang datang.

"Oh? Tuan menteri xin taio?." Lingyun Kai mengenali salah satu dari mereka.

"Heh!." Menteri Xin Taio mendengus kesal.

"Apakah anda dendam pada ayah saya? Dan ingin menjadikan saya sandera?." Lingyun Kai menatap curiga.

Plak!.

"Diam kau gigolo bajingan!." Umpatnya penuh amarah. "Aku menangkap kau bukan untuk dijadikan sandera menekan jendral biadab itu!." Ucapnya penuh amarah. "Aku menangkap kau! Karena kau telah berani mendekati anakku!."

Plak!.

"Kegh! Cuih!." Lingyun Kai meringis sakit, ia meludah karena lidahnya mengecap rasa aneh.

"Aku telah mengatakan padamu dengan jelas! Jangan dekati anakku!." Menteri Xin Taio menatap tajam. "Apakah kau tidak mengerti dengan ucapan ku saat itu? Hah?!." Suaranya terdengar tinggi.

"Maaf saja, saya tidak bisa menjauh dari nona muda xin qian." Balasnya dengan santainya. "Karena kami saling mencintai."

"Bajingan tengik!." Amarah Menteri Xin Taio semakin besar.

Duakh!.

"Eagkh!." Lingyun Kai berteriak kesakitan ketika lututnya ditendang kuat, hingga ia berlutut paksa.

"Berani sekali kau berkata seperti itu? Gigolo tidak tahu diri!." Amarahnya tidak bisa ia kendalikan lagi.

"Kegh!." Lingyun Kai meringis sakit, rambut belakangnya ditarik kuat oleh Menteri Xin Taio.

"Kali ini aku hanya memberikan peringatan padamu!." Menteri Xin Taio menatap tajam. "Jika kau berani mendekati anakku? Akan aku patahkan kaki kau!." Ia dorong kuat kepala Lingyun Kai.

"Kegh!." Lingyun Kai ambruk, tapi berusaha melindungi kepalanya agar tidak terbentur ke tanah yang keras.

"Kau harus ingat! Jika kau masih berani mendekati anakku?! Akan aku bunuh kau!." Ucapnya sambil merapikan pakaiannya.

"Pengawal!."

"Siap!."

Respon kedua pengawal itu.

"Seret dia keluar! Jangan sampai mengotori tempat ini!." Perintahnya.

"Baik!."

Kedua pengawal itu segera membawa Lingyun Kai keluar.

"Gigolo murahan, kau tidak pantas untuk anakku." Menteri Xin Taio merasa kesal. "Saling mencintai? Cuih!." Hatinya semakin kesal. "Kau boleh saja jatuh cinta, tapi tidak dengan anakku!."

Sepertinya menteri Xin Taio sangat tidak terima hubungan Lingyun Kai dengan anaknya.

...***...

Istana, kediaman Permaisuri Chan Juan.

Selir Mingmei baru saja keluar, melihat pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming duduk di taman sambil mempersiapkan beberapa anak panah.

"Kakak ipar."

Pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming memberi hormat.

"Oh? Adik ipar berdua sedang melakukan persiapan?." Selir Mingmei segera mendekat.

"Tentu saja harus ada persiapan, biar mendapatkan hasil buruan yang diinginkan." Pangeran Shoi-ming terlihat bersemangat.

"Bukankah ada prajurit yang ditugaskan mempersiapkannya?." Selir Mingmei duduk di kursi tepat di depan Pangeran Shoi-ming.

"Jika dipersiapkan prajurit, maka hasilnya tidak sesuai dengan keinginan." Jawab Pangeran Shoi-ming. "Makanya harus dipersiapkan sendiri."

"Benar yang dikatakan adik shoi-ming." Respon Pangeran Chaoxiang. "Lebih baik dipersiapkan sendiri, baru terlihat usaha sendiri."

"Putra kaisar memang luar biasa." Selir Mingmei sangat kagum. "Sangat mandiri, dan hebat."

"Hahaha!."

Pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming tertawa mendengarnya.

"Tapi busur yang kalian ikat kurang kencang." Selir Mingmei berusaha menahan tawa.

"Eh? Apa?."

Keduanya terkejut, langsung memeriksa ikatan tali busuk.

"Kakak ipar bisa bantu kami?." Pangeran Shoi-ming heran. "Padahal saya sudah sangat yakin, busurnya sudah baik."

"Tentu saja bisa membantu." Selir Mingmei mengambil busuk pangeran Shoi-ming.

Dengan keterampilan yang ia miliki, sangat mudah baginya mengetahui di mana letak kesalahan busuk yang dirakit oleh Pangeran Shoi-ming.

"Selesai." Selir Mingmei menyerahkan busur itu pada Pangeran Shoi-ming.

Pangeran Shoi-ming mencoba menarik tali busur, mencoba membidiknya.

"Wuoh! Busurnya terasa berbeda sekali." Pangeran Shoi-ming merasa senang. "Kakak ipar sangat luar biasa." Ia acungkan jempol nya.

"Kalau begitu, tolong bantu punya saya juga." Pangeran Chaoxiang tidak mau kalah.

"Baik." Selir Mingmei dengan senang hati membantu.

...***...

Kedua prajurit Menteri Xin Taio mendorong tubuh Lingyun Kai dengan kuat, hingga membuatnya ambruk ke tanah.

"Kegh!." Lingyun Kai meringis sakit. "Dasar manusia tidak berperasaan." Ia mencoba bangkit, tapi pahanya terasa nyilu. "Memang sudah sembuh, tapi kalau ditendang kuat masih terasa sakit." Ia memijat pelan pahanya. "Aku harus menemui kakak, semoga saja obatnya masih ada."

Deg!.

Namun saat itu ia merasakan ada hawa jahat yang menekan dirinya. Perlahan-lahan ia mencoba membalikkan badannya, melihat apa yang ada di belakangnya.

"Di sini rupanya kau bocah sialan?!." Suara keras disertai makian terdengar darinya.

"Ayah?." Lingyun Kai gemetaran, tenaganya melemah begitu saja karena hawa yang tidak biasa itu.

"Aku telah mencari mu, rupanya kau di sini?!." Jendral Xiao Chen Tao menyeringai lebar. "Kau akan mendapatkan hukuman dariku."

Deg!.

Tubuh Lingyun Kai melemah, hingga tanpa sadar berlutut begitu saja.

"Jendral bajingan! Dia sangat tidak sabaran sama sekali." Umpat Lingyun Kai dalam hati. "Dia telah mulai belajar ilmu iblis, walaupun belum sempurna." Hati ya mulai gentar.

Duakh!.

Lingyun Kai dipukul dari belakang oleh Jianhong hingga tak sadarkan diri.

"Bawa dia." Perintah Jendral Xiao Chen Tao. "Akan aku beri dia pelajaran."

"Baik ayah." Jianhong memberi hormat.

Setelah itu Jianhong menggendong Lingyun Kai seperti menyandang beras, sangat kasar sekali.

...***...

Kediaman Menteri Yu Jin, kamar Junfeng dan nona muda Daxia.

Keduanya sedang duduk bersama di tempat tidur, saling bercerita mengenai apa saja yang telah mereka lalui.

"Bagaimana keadaanmu? Apakah perlu dipanggilkan tabib?." Junfeng mencemaskan istrinya.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Nona muda Daxia tersenyum kecil. "Aku hanya butuh istirahat sebentar saja."

"Sebentar lagi akan ada acara berburu di musim dingin." Junfeng menyandarkan kepalanya di bahu istrinya. "Jangan sampai sakit."

"Suamiku tenang saja, aku baik-baik saja." Nona muda Daxia mengusap sayang kepala suaminya.

Junfeng menatap curiga pada istrinya. "Kau tidak berpikiran kalau aku akan menambah istri, kan?." Junfeng menyipitkan matanya, mengamati raut wajah istrinya. "Sehingga kondisimu mendadak sakit seperti itu."

Nona muda Daxia memalingkan wajahnya, menyembunyikan perasaan di hatinya. Junfeng duduk dengan benar, ia memperhatikan bagaimana sikap cemburu istrinya saat itu.

"Aku mendapatkan informasi, bahwa beberapa hari yang lalu kau sedang makan bersama seseorang." Nona muda Daxia berkata seperti itu, tapi ia tidak berani menatap mata suaminya. "Dia memiliki paras yang cantik, banyak yang melirik ke arahnya, bahkan pelayan laki-laki di sana sering mengintip ke ruangan kalian makan." Hatinya terasa sakit. "Mengenakan hanfu merah, apa maksudnya itu?." Ucapnya kesal.

Junfeng mencoba mengingat apa yang terjadi saat itu. "Eh? Apa?." Junfeng baru sadar, penampilan adiknya sedikit berubah.

Memang banyak yang memperhatikan ke arah mereka saat itu, entah itu wanita ataupun laki-laki. Apakah mereka tidak menyadari jika yang bersama dirinya saat itu adalah Lingyun Kai.

"Sepertinya kau salah faham istriku." Junfeng menepuk pundak istrinya dengan pelan. "Informasi yang kau dapatkan itu sangat menyesatkan sekali."

"Apa?!." Nona muda Daxia tampak terkejut.

"Hm." Junfeng menghela nafas dengan pelan. "Yang makan bersamaku saat itu adalah lingyun kai adikku." Ia merasa resah. "Dia memang mengenakan hanfu merah saat itu, tapi kenapa malah dibilang cantik? Dia itu laki-laki." Hatinya terasa kesal karena ucapan istrinya yang mengatakan wanita cantik?. "Apakah mata mereka sudah buta? Sehingga tidak bisa membedakan mana wanita dan mana laki-laki?." Hatinya semakin kesal.

"Jadi? Kau tidak makan bersama wanita, kan?." Nona muda Daxia memastikan sekali lagi.

"Mana mungkin." Balas Junfeng dengan raut wajah cemberut.

"Hehehe! Maafkan aku, ya?." Nona muda Daxia mencoba membujuk suaminya. "Jangan marah, ya?."

"Hm." Junfeng benar-benar dalam mood yang buruk.

"Ayolah, aku yang salah." Ucapnya dengan nada memohon. "Aku tidak akan percaya begitu saja dengan informasi yang tersebar."

"Kalau begitu, kau harus aku hukum." Junfeng menyeringai lebar.

"Eh? Aku dihukum?." Nona muda Daxia tampak ketakutan.

"Hukumannya tidak berbahaya, hanya hukuman biasa saja." Junfeng tampak bersemangat.

Namun tidak dengan nona muda Daxia, ia merasakan adanya ancaman untuknya. Dan benar saja, firasatnya tidak salah ketika tubuhnya diterkam oleh Junfeng, saat itu juga ia tidak bisa menolak keinginan suaminya.

...***...

Kediaman Permaisuri Chan Juan.

Pangeran Jun Hie segera mendekati Selir Mingmei, pangeran Chaoxiang, dan Pangeran Shoi-ming yang tampak bersemangat membahas masalah berburu.

"Ekhm!." Pangeran Jun Hie memberi kode keras.

"Oh? Kakak pertama sudah datang." Pangeran Shoi-ming menghentikan tawanya.

"Sepertinya pembicaraan kalian sangat seru sekali, sehingga tawa kalian terdengar sampai ke gerbang." Pangeran Jun Hie menatap heran.

"Oh? Itu kami sedang membahas perburuan, kakak ipar sangat hebat sekali menebak lokasi perburuan." Jawab pangeran Shoi-ming. "Bahkan kakak ipar memperbaiki busur kami."

"Benarkah?." Pangeran Jun Hie langsung melihat ke arah istrinya.

Selir Mingmei hanya mengangguk saja.

"Kalau begitu, aku juga mau." Rengek Pangeran Jun Hie.

"Mau apa?." Selir Mingmei bingung.

"Perbaiki busurku juga, aku pasti akan membawakan hasil buruan terbaik untukmu." Ucapnya penuh percaya diri.

"Baiklah, setelah ini aku akan memperbaiki busur mu." Selir Mingmei sangat setuju.

"Kau memang yang terbaik istriku." Pangeran Jun Hie memeluk istrinya. "Rasanya beruntung sekali menikah denganmu." Ia kecup kening istrinya.

"Ekhm!."

Kali ini Pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming yang memberi kode keras.

"Kenapa? Kalian cemburu melihat aku bermesraan dengan istriku?." Pangeran Jun Hie tampak sewot.

"Terserah kau saja kakak pertama." Pangeran Shoi-ming mengemasi busurnya. "Saya mau pergi dulu, mau siap-siap barang yang lain." Ia segera meninggalkan tempat.

"Saya juga mau siap-siap." Pangeran Chaoxiang mengambil busurnya. "Kakak ipar." Ia memberi hormat pada Selir Mingmei. "Terima kasih bantuannya, saya pergi dulu." Setelah itu ia segera pergi dari sana.

"Oi! Kau tidak memberi hormat padaku?." Pangeran Jun Hie tampak kecewa. "Dasar adik-adik kurang ajar."

"Hahaha!." Selir Mingmei hanya tertawa aja melihat suaminya yang sedang kesal.

Bagaimana kelanjutannya?. Temukan jawabannya. Next.

...***...

1
Sarah Q. M
Yo bisa yok pada tobat semua aja kecuali Jendral. Nyonya Fenying ikutan tobat juga dong. Anak-anak mu sering di KDRT suamimu loh😟. /Grimace/
Rettofuaia: kita liat aja nantinya gimana
total 1 replies
Sarah Q. M
Hah? Xin Qian juga dari masa lalu?? /Slight/
Rettofuaia: masa lalu ketika sekolah di akademi hampir dilecehkan, merasa kotor, makanya gak berani jatuh cinta, apalagi perbedaan usia mereka 10 tahun
total 1 replies
Sarah Q. M
Kenapa yah thor? Karakter cowokmu selalu bisa membuatku jatuh cinta karena pelet imutnya 😖
Rettofuaia: itu namanya the power of love dari Lingyun Kai
total 1 replies
Sarah Q. M
Lucu banget 🙂
Rettofuaia: pengen meluk
total 1 replies
Sarah Q. M
Kan Anda sendiri yang suruh Raja menikahi ibumu! 😁
Rettofuaia: dia cemburu kasih sayang ibunya langsung pindah ke Raja Ruo Xuan
total 1 replies
Sarah Q. M
*Mencarikan* typo. Bukan mencairkan jodoh 😭
Rettofuaia: mungkin terlalu lelah 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Kalau gak pernah disentuh gitu Si Jendral jadiin Selir Kanjiang sebagai selir buat apa? 🤔
Sarah Q. M
Referensi dari mana nih? Atau cerita aja? (nanya aja aku)
Rettofuaia: gak bisa dijelaskan secara rinci sih,,, giok fungsinya rata² pengusir roh jahat gitu.
Sarah Q. M: Tapi emang raja di China suka kacang semacam Giok putih gitu. fungsinya buat apa dan berbentuk gimana? Maaf aku kurang tau gak pernah nyari tau atau nonton drama China soalnya 🤔/Shy/
total 3 replies
Sarah Q. M
Udah berapa kali yah Kai digetok? 🤣habisnya kamu itu ngeselin tapi gemesin sih, jadi mungkin orang bawaannya pengen getok palamu terus 😭🙏🏼
Rettofuaia: jadi korban getok getokan
total 1 replies
Sarah Q. M
Kutukannya kembali ke diri sendiri 🤣
Rettofuaia: capek
total 1 replies
Sarah Q. M
Dasar bocah manja dan nakal
Rettofuaia: namanya juga pengen dimanja
total 1 replies
Sarah Q. M
Oalahh teoriku bener donggg
Sarah Q. M: Iya, itu masih kutunggu 😁
Rettofuaia: tapi belum tau kan? gimana bisa jadi anak jendral
total 2 replies
Sarah Q. M
Aku suka hubungan kakak adek mereka, lucu deh 🤣. Apalagi kalau udah lihat Mingmei ngangkat Kai atau jewer Kai, auto senyum-senyum sendiri pas baca 😁🤣
Rettofuaia: gemes pokoknya dah
total 1 replies
Sarah Q. M
Owalahhh plot twisttt 🤣.

Tadinya kupikir Wu Xian beneran saudara lainnya Kai pas baru ngucapin nama, rupanya oh rupanya....
Rettofuaia: kalau pakai nama asli cepet ketahuan sama musuh 😂😂 apalagi reputasinya buruk banget
total 1 replies
Rettofuaia
dahulunya pangeran Jun Hie orangnya ceria, tapi setelah kematian kekasihnya Bai Chenguang ia jarang senyum, kecuali di depan adiknya Chaoxiang yang pandai ngelawak 😂🤣😂😂😂 Jun Jun biar pangeran Jun Hie tetap tersenyum 😆
Sarah Q. M: Hahahahha "Jun-jun" 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
Kok aku malah lucu yah ngedenger nama panggilannya "Jun-jun" 🤣🤣
Sarah Q. M
🤣🤣🤣🤣
Rettofuaia: narsis dikit
total 1 replies
Sarah Q. M
Cowok manis+soft emang paling berbahaya buat para pecinta soft boy termasuk aku 😌.
Rettofuaia: harap berhati-hati ya
total 1 replies
Sarah Q. M
Gila! Mingmei keren wak! 😁

Waduh, kayaknya aku jadi salah fokus dan gak terlalu peduliin Si kai kenapa dan malah lebih fokus mengagumi kekuatan Si mbak! 😌🗿
Sarah Q. M: Nggak dong sayy. cuma salfok dikit, salfok dikit gak ngaruh 😁
Rettofuaia: Lingyun Kai : Apakah kakak tidak mau aku lagi?
total 2 replies
Sarah Q. M
Wihh! Mbaknya keren! Kuat banget kau mbak!! Saya kagum!! 😁
Rettofuaia: anak jendral harus kuat
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!