NovelToon NovelToon
Kembalinya Ratu Iblis

Kembalinya Ratu Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: CancerGirls

"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Merekrut Bandit?

Uhhukkk... Uhhukkk..

Deggg...

mereka yang melihat bagaimana An Yue dengan begitu santainya menusuk jantung lawannya dengan belati di tangannya membuat para bandit itu kaget bukan main.

mungkin jika yang melakukan hal seperti itu adalah orang dewasa mereka akan sedikit

mengerti dan sedikit paham dengan apa yang mereka lihat, namun apa yang mereka lihat adalah seorang anak kecil yang begitu tenangnya menusuk jantung salah satu teman mereka membuat mereka menatap ngeri ke arah anak kecil itu.

Jleb..

Jleb...

Jleb...

Uhhukkkk... Uhhukkkk...

pria itu langsung terbatuk-batuk darah saat An Yue menusukan kembali belatinya ke arah jantungnya hingga dalam sekejap mata ia langsung tewas seketika..

" Hihihi Dia Tidur," An Yue berdiri dengan tawa cekikikan yang terdengar mengerikan di telinga mereka semua.

gadis kecil itu berdiri hingga pakaian yang tadinya bewarna biru kini berubah menjadi merah karena dari cairan bewarna merah yang berasal pria yang dia tikam itu.

" Kau... " sontak saja para bandit langsung memundurkan langkah mereka tak kala gadis

kecil itu berjalan ke arah mereka.

" Hehe Paman Tang San, Lihat! Paman Itu Tidur" tunjuk An Yue pada pria yang berbaring

di atas tanah dengan cairan merah yang sudah sampai menetes di tanah karenanya.

sepertinya lubang yang di buat An Yue bukanlah lubang kecil dan dangkal karena jika dangkal tidak mungkin cairan merah itu akan bisa mengalir deras seperti itu.

Gleeekkkk...

mereka yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh An Yue hanya bisa menelan

ludah saja.

para bandit itu bahkan sudah sampai mendekat ke arah ketua mereka, sedangkan Tang San yang melihat keadaan An Yue yang sudah berlumuran cairan merah hanya bisa menghela napas saja.

dengan langkah lebarnya Tang San berjalan mendekati gadis kecil itu lalu menggandeng

tangannya.

" Nona, Dia Bukan Tidur Tapi Mati, Dia Tidur Tapi Tidak Akan Bangun Lagi Selamanya," kata Tang San dengan santai dan tenang.

" Kau ... " ketua bandit itu baru saja akan marah langsung terhenti karena melihat tatapan dingin dan niat membunuh gadis kecil di samping Tang San yang langsung di arahkan padanya.

" Gadis Ini..Gadis Ini Bukanlah Gadis Biasa, Aku Harus Menghindarinya Akan Sangat Bahaya Jika Aku Membuat Marah Gadis Ini, Jika Itu Terjadi Maka Aku Yang Akan Dalam Bahaya," gumam ketua bandit itu.

" Lebih Baik Kalian Pergi, Aku Sedang Tidak Dalam Keadaan Ingin Bertarung, Jadi Lebih Baik Kalian Pergi," kata Tang San dengan dingin.

mendengar akan hal itu ketua bandit langsung terdiam begitu saja sedangkan anak buahnya langsung saja menarik tangan sang ketua unntuk pergi.

" Ketua Kita Pergi Saja, Lihat Anak Itu Bukan Anak Sembarangan Kita Akan Mati Konyol Jika Kita Membuat Ulah," bisik salah satu anggotanya.

" Benar Ketua, Kita Akan Menyerahkan Nyawa Kita Sendiri Kalau Memaksa Melawan Mereka, Pria Itu Juga Bukan Pria Sembarangan Ilmu Beladirinya Sangat Tinggi. Kami Bahkan Harus Mendapatkan Luka-luka,"

bisik anggota lainnya yang membuat sang ketua bandit langsung melirik ke arah An Yue.

" Lebih Baik Kami Pergi Saja, Akan Sangat Bahaya Jika Kami Terus Memaksa Untuk Melawan Mereka Berdua, Aku Harus Mengingat Mereka Baik-baik," kata ketua bandit dalam hati yang melirik anak buahnya.

" Terima Kasih Tuan, Kami Akan Pergi." ketua bandit itu langsung saja berbalik untuk pergi namun sayang baru beberapa langkah saja An Yue sudah memanggil dan menghentikan mereka.

mau tidak mau mereka harus berhenti.

" Tunggu!" seru An Yue yang langsung membuat para bandit diam mematung di tempat.

sedangkan Tang San yang mendengar apa yang dilakukan oleh sang Nona segera menoleh ke arah An Yue.

" Ada Apa Lagi Yue'er? Bukannya Sudah Bagus Kita Membiarkan Mereka Pergi?Dengan Begitu Maka Kita Tidak Perlu Bertarung," kata Tang San dengan menatap jengah ke arah An Yue yang sudah tersenyum

miring.

jika sudah dalam mode seperti ini maka mau bagaimana lagi ia tak akan bisa menghentikan apa yang akan dilakukan oleh gadis kecil itu.

" Ada Apa Nona?" tanya ketua bandit dengan wajah yang sudah pucat pasi.

bagaimana tidak, melihat senyum miring dari wajah mungil An Yue sudah membuat buluk kuduk mereka merinding seketika karenanya.

" Kemari Kalian!" An Yue dengan tenang menggerakan tangannya melambaikan

memberikan kode pada para ketua bandit beserta dengan anggotanya untuk mendekat ke arahnya.

" Apa Lagi Ini Dewa? Harusnya Tadi Kami Langsung Berlari Pergi Bukan Malah Diam Disini" kata ketua bandit dalam hati dengan perasaan yang dag dig dug tak punya pilihan lain selain menurut saja.

kalau untuk kabur juga percuma karena An

Yue pasti bisa mengejar mereka mengingat jika kekuatan anak itu tidak bisa di anggap remeh.

" Ada Apa Nona?" tanya sang ketua bandit dengan pelan.

jujur saja dia memang takut dengan apa yang akan dilakukan oleh An Yue.

" Berikan!" An Yue langsung mengadahkan tangannya yang mungil ke depan ketua bandit itu membuat ketua bandit langsung

mengernyitkan alisnya dengan bingung.

tentu saja mereka tidak mengerti apa yang akan dilakukan oleh An Yue.

" Berikan Kantong Kalian Masing-masing," kata An Yue dengan tenang.

" Hah?"

ketua bandit dan para anggotanya langsung

menjatuhkan rahang mereka kala mendengar apa yang keluar dari mulut kecil An Yue.

apa baru saja gadis kecil ini merampok mereka pikir mereka semua menatap ngeri ke arah An Yue.

" Hei Yue'er Apa Yang Kau Katakan? Kenapa Kau ..."

" Aku Hanya Meminta Kantong Mereka?" kata An Yue dengan tegas.

" Tapi Yue'er Itu Namanya Merampok, Kamu Mengambil Hak Yang Bukan Hak Kamu," kata

Tang San dengan lembut seakan-akan menasehati gadis itu.

sedangkan An Yue yang mendengar akan nasehat dari pria yang sudah dia anggap

seperti pamannya itu langsung mendengus dingin.

matanya menatap tajam ke arah kumpulan para orang di depannya itu yang sepertinya

sangat bahagia karena mereka di bela oleh Tang San.

" Cih, Mereka Pasti Bahagia Karna Di Bela Paman Tang San, Tak Akan Aku Biarkan Mereka," batin An Yue dengan tangan mengepal erat.

" Apanya Yang Merampok? Mereka Juga Mengambil Yang Bukan Hak Mereka Jadi Biarkan Saja Aku Mengambil Kantong Mereka, Ayo Berikan Kantong Kalian!" sentak An Yue dengan wajah garang.

mendengar akan suara nada tinggi sang gadis kecil ketua bandit itu langsung memberikan perintah pada anak buahnya

untuk menuruti apa yang dikatakan oleh anak itu.

dengan gerakan cepat mereka semua langsung mengambil kantong mereka lalu memberikannya pada An Yue.

tentu saja An Yue tidak akan menolak, gadis itu dengan wajah bahagia menerima akan kantong mereka satu persatu dan memeluknya erat.

" Sana Pergi," usir An Yue yang membuat ketua bandit itu langsung saja bergegas berbalik pergi.

akan tetapi baru saja beberapa langkah mereka berlari suara An Yue kembali terdengar membuat mereka kembali berkeringat dingin.

" Ketua Apa Lagi Yang Akan Di Lakukan Oleh Anak Kecil Itu?" bisik anggota bandit itu dengan wajah yang sudah pucat pasi.

" Ketua, Aku Sudah Menyerahkan Semua Kantong Dan Benda Berhargaku, Aku Sudah Tidak Memiliki Apa-apa Lagi Sekarang Ini," kata anggota yang lainnya.

" Ketua Apa Sekarang Kita Akan Tewas Disini?" tanya anggota yang terlihat garang

namun sepertinya dia cukup takut dengan An Yue.

" Ck Diamlah, Lebih Baik Kita Mendekati Gadis Itu Agar Nyawa Kita Selamat." ketua bandit itu

segera berbalik lalu mendekati An Yue yang sedang sibuk menghitung jumlah koin yang

ada di dalam kantong mereka.

" Ada Apa Nona?" tanya ketua bandit dengan suara yang mencoba tenang.

" Cih Kalian Ini Merampok Apa Gimana Sih? Kok Isinya Malah Perak Semua," gerutu An Yue yang mendadak kesal lantaran isi kantong itu bukan koin emas melainkan perak.

sedangkan para bandit yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh An Yue hanya bisa menghela napas dan menyeka keringat dingin

mereka dengan punggung tangan masing-masing.

rasanya mereka ingin menghilang saja dari tempat itu tapi tidak bisa karena sepertinya gadis kecil itu tidak akan melepaskan mereka.

" Hei Di Bandingkan Kalian Menjadi Bandit Dan Perampok Bagaimana Jika Kalian Menjadi Anak Buahku Saja? Kalian Akan

Menjadi Pengawal Di Kediamanku, Bagaimana?" An Yue menatap semua orang yang ada di depannya dengan tatapan polos dan lugu sangat jauh berbeda dengan tatapan tajam dan menghunus tadi.

" Menjadi Anak Buah Nona?" beo semuanya dengan tatapan ragu.

" Iya, Kalian Akan Menjadi Anak Buahku Dan Penjaga Di Kediamanku, Tenang Saja Aku

Akan Menggaji Kalian Setiap Bulannya 10 Perak!" kata An Yue dengan lantang.

Uhhukkkk... Uhhukkkk..

mereka yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh An Yue langsung tersedak ludah mereka sendiri, bagaimana tidak, gadis itu mengatakan akan menggaji mereka 10 perak namun tangannya justru menunjukan lima.

" Nona, Bukan Begitu Tapi Seperti Ini." Tang San dengan segera mengangkat tangan An

Yue yang satu lagi.

" Oh Begini," An Yue hanya menganggukkan kepalanya saja sebelum dirinya kembali menatap ke arah bandit itu.

" Bagaimana, Kalian Mau Atau Tidak?" An yue langsung melototi mereka semua dengan

tatapan tajamnya membuat ketua bandit kembali tertegun.

" Ketua Setujui Saja, Menolak Juga Percuma. Ketua Coba Lihat Matanya, Gadis Ini Benar-benar Menakutkan Ketua."

" Benar Ketua, Terima Saja Tak Apa Hanya Gaji 10 Perak Perbulannya Di Bandingkan Kita

Begini Terus Menerus, Lagi Pula Dengan 10 Perak Itu Kita Sudah Bisa Bertahan Hidup Apalagi Kita Ini Sudah Tidak Memiliki Akan

Keluarga Lain,"

mendengar akan usulan dari para anak buahnya akhirnya sang ketua bandit

memutuskan untuk bekerja pada An Yue yang kini jumlah mereka tinggal 19 orang dengan

dirinya sebagai ketua.

" Baik Nona, Kami Setuju Untuk Bekerja Dengan Anda Asalkan... " ketua bandit itu

menatap An Yue dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Asalkan Apa?" tanya An Yue dengan datar dan dingin.

" Asalkan Nona Memberikan Kami Tempat Tinggal," kata ketua bandit itu.

tentu saja permintaan seperti itu bukanlah hal yang sulit untuk di kabulkan oleh An Yue.

walau ia memang terkenal dengan julukan Putri buangan namun tak ada yang menyangka jika gadis kecil itu sangatlah

kaya raya.

" Mengenai Akan Hal Itu Tidak Perlu Khawatir, Kalian Semua Akan Mendapatkan Tempat Tinggal Yang Sama Dan Tentunya Layak Kalian Hanya Perlu Setia Padaku Saja," tegas

An Yue.

" Kami Akan Setia Nona!" ucap mereka serentak.

mendengar akan hal itu tentu saja membuat An Yue tersenyum miring tanpa ada yang

menyadarinya.

" Pelan-pelan Aku Akan Mengumpulkan Anggota Dan Kekuatanku Secara Perlahan, Tak Apa Hanya Mereka Dulu Setelah Ini Aku Akan Melatih Mereka Terlebih Dahulu Setelah Itu Baru Aku Pikirkan Langkah Selanjutnya Apa Yang Akan Aku Lakukan, Aku Tidak Mungkin Untuk Pergi Menuntut Balas Dendam Dengan Tubuh Kecil Seperti Ini, Bukannya Balas Dendam Justru Menyerahkan Diri Untuk Kedua Kalinya," kata An Yue dalam hati.

" Lalu Kita Akan Kemana Nona?" tanya ketua bandit itu.

" Kembali Ke Kediamanku, Ayo!" An Yue langsung berlari menuju ke arah kuda hitam miliknya di ikuti oleh Tang San yang juga naik ke atas kuda coklatnya.

" Kalian Tidak Memiliki Kuda?" tanya An Yue yang melihat jika pasukan barunya sepertinya tidak ada kuda.

" Kami Bisa Mengikuti Anda Dari Belakang Nona," ujar sang ketua bandit tadi.

" Hm, Baiklah. Kita Pergi," An Yue langsung menarik tali kekang kudanya hingga sang

kuda berlari kencang menembus hutan.

Tang San yang melihat akan hal itu dengan segera mengikuti An Yue takut jika anak itu akan terluka di tambah dia menjalankan kuda seperti orang yang kesetanan.

setelah berjalan beberapa saat akhirnya mereka sampai di belakang istana dan An Yue langsung masuk ke dalam istana lewat pintu belakang itu membuat para bandit yang

tadinya mengikuti An Yue langsung menghentikan langkah mereka semua.

" Ada Apa?" Tang San berbalik lalu menatap mereka dengan tatapan datar.

" Untuk Apa Kita Ke Istana Tuan?" tanya ketua bandit tadi dengan gugup.

Tang San yang mendengar akan pertanyaan itu langsung mengernyitkan alisnya namun

di detik selanjutnya Tang San langsung menyeringai dingin.

" Kalian Bertanya Untuk Apa Ke Istana? Menurut Kalian Karena Apa?" bukannya

memberikan jawaban pada mereka Tang San justru melempar pertanyaan balik pada para bandit itu dengan senyum miring yang membuat para bandit itu berkeringat dingin.

" Tu-Tuan Ki-Kita Tidak Mu-Mungkin Menyusup Bukan?" tanya ketua bandit itu dengan terbata-bata.

" Tentu Saja Tidak!" ucapan Tang San membuat mereka bernapas lega namun saat

mendengar lanjutan kata dari Tang San membuat mereka kembali membeku.

" Tentu Saja Kalian Tidak Menyusup Karena Orang Yang Akan Kalian Layani Adalah Tuan

Putri An Yue," ucap Tang San dengan tegas.

Deggg...

kali ini mereka benar-benar membeku karena apa yang keluar dari mulut Tang San itu

membuat mereka tak bisa berkutik sama sekali.

siapa yang tak mengenal akan rumor sang

Putri yang di anggap sebagai pembawa sial, Putri buruk rupa, Putri buangan, dan juga Putri

yang terkanal pemalu karena tidak pernah keluar dari kediamannya.

namun, apa ini? bagaimana bisa mereka akan

melayani Putri tersebut pikir mereka semua.

" Kalian Tidak Perlu Bingung Dengan Apa Yang Kalian Dengar, Tuan Putri Tidak Akan Menyakiti Dan Menghakimi Kalian Selama

Kalian Tidak Berkhianat Padanya. Sebaik Apa Tuan Putri Memperlakukan Kalian Sama

Seperti Bagaimana Kalian Berperilaku Padanya, Jika Kalian Baik Maka Tuan Putri

Akan Memperlakukan Kalian Lebih Baik. Akan Tetapi Jika Kalian Berkhianat Maka ..." Tang San menjeda kalimatnya dengan menyeringai dingin.

" Maka Kematian Adalah Satu-satunya Jalan Kalian," lanjut Tang San dengan seringaian yang menakutkan.

Glekkkk..

mereka yang mendengar akan hal itu langsung saja menelan ludah dengan susah

payah.

mereka semua jelas merasakan adanya ancaman dan juga tekanan dari apa yang

dikatakan oleh pria di depan mereka ini.

namun, mereka sekarang sudah tak punya jalan lain selain menurut, mundur pun

percuma mereka sudah masuk di istana yang ada kalau mereka mundur mereka akan

tertangkap di tangan para penjaga yang sedang berjaga.

" Ayo!" Tang San langsung membawa mereka semua ke tempat dimana kediaman An Yue berada.

sampai disana mereka semua tertegun melihat pemandangan di depan mata

mereka saat ini.

bagaimana tidak, anak kecil yang mereka

lihat tadi begitu menyeramkan kini menjadi anak gadis yang begitu cantik dan tawanya

menular ke semua orang.

yah, para bandit melihat bagaimana An Yue tertawa lepas bersama dengan para wnaita yang mereka bisa tebak itu adalah pelayannya karena di lihat dari pakaian yang mereka kenakan.

hal yang semakin membuat mereka terkejut kala melihat seorang wanita tua yang menggendong gadis kecil tadi dengan senyum tulus di wajah tuanya begitu juga dengan An Yue yang tertawa lepas.

" Bibi Chan Lihat, Aku Membawa Banyak Koin!" seru An Yue yang mengeluarkan

kantong dari para bandit tadi.

mereka yang melihat akan hal itu segera terdiam dengan saling melirik satu sama lain sebelum semuanya menatap ke arah An Yue.

" Baiklah, Mari Kita Lihat." pengasuh An Yue menurunkan An Yue dari gendongannya lalu

mengambil alih kantong-kantong itu lalu memeriksanya.

" Ini Dimana Kamu Ambil?" tanya pelayan tua itu yang tak lain dan tak bukan adalah

pengasuh An Yue sejak kecil.

" Itu ... Aku Mengambilnya Dari Bandit." Jawab An Yue polos namun mampu membuat tawa

para pelayan dan penjaga terhenti.

" Bandit?" beo semua orang yang di balas anggukan kepala oleh An Yue.

sontak saja hal itu membuat mereka baru sadar kalau pakaian yang di kenakan An Yue penuh dengan cairan berwarna merah dan bau amis.

" TUAN PUTRI!" pekik mereka semua.

semuanya langsung mengelilingi An Yue memeriksa gadis kecil itu memastikan jika

tidak ada yang terluka seujung kuku sekalipun.

sedangkan Tang San dan para bandit yang

di bawa An Yue sejak tadi hanya berdiri mematung di depan pagar.

" Jika Kalian Memperlakukannya Dengan

Baik Kalian Akan Menemukan Arti Sebuah Keluarga Dan Saudara Di Tempat Ini, Walau

Kami Tak Ada Yang Sedarah Tapi Kami Akan Saling Melindungi Satu Sama Lain Begitu Juga Dengan Kalian, Jika Kalian

Memperlakukan Tuan Putri Dengan Baik Maka Kami Juga Akan Memperlakukan Kalian

Seperti Sanak Saudara," terang Tang San dengan tegas.

" TANG SAN!"

teriakan itu membuat semua orang kaget begitu juga dengan Tang San yang sejak tadi

hanya diam saja namun saat mendengar suara itu wajahnya langsung pucat pasi karenanya.

" Celaka! Aku Dalam Bahaya," Tang San langsung berbalik bersiap untuk kabur namun

sayang pergerakannya terhenti karena ucapan menusuk dari orang belakangnya.

" Mau Kemana Kamu, Tang San? Mau Kabur? Baiklah, Silahkan Kabur Namun Setelah Itu Kau Akan Kami Jadikan Daging Panggang!" tekan pengasuh tua yang sudah berdiri di belakang Tang San.

" Celaka, Benar-benar Celaka Sekarang Ini, Sebenarnya Apa Yang Di Katakan Oleh Tuan Putri? Kenapa Mereka Sekarang Berpaling Padaku?," gumam Tang San yang berbalik menghadap sang pengasuh dengan wajah

yang cengengesan.

" A-Ada Apa Bibi?" tanya Tang San dengan senyum lebar yang di paksakan.

Pffttt...

para bandit yang di bawa Tang San tadi langsung menutup mulut mereka kala melihat

Tang San orang yang mereka takuti justru tunduk dan takut pada wanita tua di depan

mereka ini.

sebenarnya bukan tua-tua sekali sih paling usianya masih 50 tahun seperti itu.

" Siapa Kalian?" tanya bibi pengasuh di ikuti dengan penjaga dan pelayan yang menatap tajam para bandit.

" Eh...! Ka-Kami Hanya Mengikuti Dia Kemari," kata ketua bandit tadi dengan menunjuk An Yue dengan dagunya sedangkan yang di

tunjuk sedang memakan kue kering digendongan salah satu pengawalnya.

" Tuan Putri, Apa Benar Seperti Itu?" tanya Bibi Chan dengan suara yang terdengar menyeramkan.

" Eh...Aku Tidak Itu Paman Tang San Yang Mengambil Mereka," kata An Yue yang melempar batu tapi menyembunyikan tangan.

" Tuan Putri Anda ..."

" KEMARI KAU! DASAR KURANG AJJAR. AKU AKAN MEMBERIKANMU HUKUMAN!" teriak Bibi Chan yang sudah mengambil sebuah

tongkat kayu dan mengejar Tang San.

tentu saja Tang San yang melihat akan hal itu tidak akan tinggal diam, dia akan berusaha

menyelamatkan diri dari amukan wanita tua itu.

" BIBI AMPUN JANGAN HUKUM AKU!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Cha Sumuk
bagus ceritanya krna mc ceweknya kuat tdk mudah di tindas tp bikin bingung dgn tulisan nya thor putus putus bait nya trs kebanyakan spasi,,titik komanya jg
Yuli: di aku gak gitu ya ka 😔 mungkin dari sistem nya ka padahal aku gak banyak pake spasi...
total 1 replies
Cha Sumuk
bagus tp tulisan nya susah untuk di bc bikin bingung... trlalu bnyk spasi nya bikin bingung
Yuli: di aku gak gitu ka.. itu otomatis dari sistem nya kali ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!