NovelToon NovelToon
GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Pemain Terhebat / Keluarga
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: bungdadan

Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.

Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik, sehingga sekolahnya terbengkalai.

meski demikian, dia seorang yang cerdas. Dia selalu punya sejuta akal untuk menghadapi setiap masalah yang datang.

Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral, menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.

Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri, tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.

Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi, dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.

Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.

Keduanya mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo, Mesir.

Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAMPIR SAJA

Hampir satu jam lebih, Rahma tertidur pulas bersandar di pundak kiriku.

Kereta telah sampai di stasiun Ngawi. Dari tadi aku, rasanya sudah planga plongo pingin merokok, namun takut mengganggu Rahma.

Bibir bergetar kecut, ingin membakar asap putih aroma terapi penghilang stres pengencer otak.

Bayang-bayang nikmat batangan-batangan rokok sesaat terlukis menyelimuti sadar ku.

Mau ku bangunkan dia, tapi nggak enak, kelihatannya masih pulas sekali tidurnya.

Mana bajuku udah basah lagi, kena ilernya.

"Rahmaaa... rahma, cakep-cakep kok tidurnya ngiler, terpaksa deh aku ngelapin dia !"

"Tuhan, jangan salahkan aku ya ! Ini terpaksa lho..., bajuku basah ini... he he."

Aku mengambil tisu, ku bersihkan sekitaran bibir merahnya, sampai tisunya nge cap warna merah bekas lipstik.

Maaf Rahma...

Di sini, di stasiun Ngawi kereta berhenti. Ku lihat bibirmu merah merekah, seperti senja yang baru membakar langit.

Namun kini, noda tipis membayang bekas senyummu yang tadi riang.

Ku usap lembut dengan lembaran tisu putih, sampai membawa pergi warna yang mulai pudar.

Ku bersihkan bibir merahmu dengan sapuan lembut.

Dalam sentuhan ringan, akan kuingat selalu warna ini.

Meski kini warna merah bibirmu telah memudar, namun tetap terlihat indah.

Tiga lembar tisu secara bergantian, telah ku pakai mengelap daerah bibir dan sekitarnya.

Ku lakukan dengan sangat lembut dan hati-hati, takut dia terbangun.

Padahal tanganku sudah bergerak sangat pelan membersihkan bibirnya, namun tiba-tiba saja kepalanya bergerak dengan sedikit mengangguk-angguk.

Lentik jari jemari indahnya perlahan berangsur naik ke atas dan memegang punggung telapak tanganku.

Diantara jemari yang saling bertautan, terasa hangat bukan sekadar sentuhan.

Sebuah genggaman penuh makna tersimpan, seakan pegangan tangannya berbicara, mewakili isi hatinya.

Tangannya lembut menembus sukmaku. Genggamannya bagai luapan perasaan yang mendalam.

Dalam genggaman, ada permintaan yang terukir. Seakan-akan dia berkata "Aku mencintaimu ."

Dia terbangun dan menatapku. Sorot matanya seperti menyimpan sebuah harapan yang menuntutku untuk mengatakan "Aku juga mencintaimu."

Kami berdua saling tatap-tatapan beberapa detik.

Pegangan tangannya tak mau lepas. Wajahnya bergerak semakin dekat dengan wajahku. Mungkin kalau ini di dunia fantasi, sudah ku cium bibirnya.

"Anjriiit..., Gile aja lu bro !!! Lu pikir ini film-film norak nggak mutu yang minim kualitas ? bisanya cuma jual sensualitas dan adegan hot !" ; kata hati nuraniku.

Sayangnya ini bukan dunia fantasi, ini bukan film atau novel kualias minimalis. Ini dunia nyata bro ! Neraka urusannya !

Memang aku tak bisa memungkiri, bahwa indah nian parasnya membuat mataku terpaku, hatiku tak berhenti berdebar, ya wajarlah manusia normal.

Tatapan matanya pun telah membius jiwaku, hampir membuatku terjerat pesona si gadis Kroya ini.

Keanggunan wajahnya seperti memiliki mantra, yang bisa membelenggu jiwa.

Namun di balik semua pesonanya, ada jiwa lain yang sampai saat ini ku damba.

Aku hampir tergelincir, terhanyut dalam daya pikat tatapannya.

Untung saja, nurani telah menyadarkan ku akan kebenaran yang hakikat.

Perempuan, pesona kecantikan hanyalah hiasan sementara.

Ini hati yang bicara....

Permata yang sesungguhnya, yaitu jika kita sama-sama bisa menahan.

Aku memilih mencari makna, bukan hanya rupa yang fana. Karena cinta sejati akan datang bersama dengan ridha Nya.

Untuk membuyarkan momen itu, aku pamit pergi ke toilet sebentar.

"Mbak Rahma, aku ke toilet bentar ya, mau ganti baju, tadi kena iler kamu !" ; ku lontarkan candaan sambil mengambil baju ganti di tas.

"Oh aku ngiler ya ? ha ha..., maaf maaf maaf..."

Bangun dari tidur, dia langsung senyam senyum kembali, apalagi dia tau bahwa aku tadi mengelap-ngelap bibirnya.

Beberapa saat, setelah aku kembali dari toilet, Rahma sudah memegang dua gelas plastik es teh, lengkap dengan sedotannya.

Dia memberikan satu untukku ; "Ini mas..., minum dulu !"

"Makasiiiih...." ; ku terima dengan senang hati.

Ku lihat lentik jari tangan kanannya memegang sedotan, tangan kirinya memegang gelas, bibirnya bergerak-gerak pelan, menghisap es teh manis, sangat menggemaskan dipandang.

"Astaghfirulloohal 'adziim...." ; hatiku seketika beristighfar, padahal baru saja sadar, malah hampir tergoda kembali.

Sekitar pukul 11:30 kereta kembali diberangkatkan.

Semua penumpang sudah berada di tempat duduknya masing-masing.

"Mas Jul, makasih ya ?"

"Makasih buat apa?"

"Makasih, tadi udah mau jadi bantal he he..., sampai harus ganti baju."

"Iya sama-sama."

"Eh mas, aku tuh masih penasaran sama kamu, kamu kok bahasa arabnya bisa pinter banget si ? emang metode pembelajaran di pesantren itu kayak gimana sih ?"

Rahma mulai membahas tentang pendidikan.

Dalam hatiku ; "Nah..., ini nih ! Ini baru aku suka pertanyaan yang model kayak gini."

"Ah biasa aja, nggak pinter-pinter amat kok, metodenya ya sama aja kayaknya dengan perguruan tinggi, mungkin bedanya kalau di pesantren, semua materi yang dipelajari pakai bahasa arab, sehingga bisa lebih menguasai."

Aku coba menjelaskan kepada Rahma beberapa metode yang biasanya ada di pesantren.

"Kalau di pondok itu, ada istilahnya ngaji pasaran, atau ada yang menyebutnya bandongan, yakni Kiai atau guru membaca dan menerjemahkan, lalu santri mencatat atau memaknai kitab"

"Ada juga guru menjelaskan kitab, sementara santri mendengarkan dan mencatat."

"Kemudian ada lagi istilahnya Sorogan, yakni santri yang membaca dan menghafal materi di hadapan kiai atau gurunya, kemudian gurunya memberikan koreksi dan penjelasan jika ada yang keliru."

"Ada istilah halaqah, yakni pembelajaran dalam kelompok kecil, dimana santri berdiskusi dan saling mengoreksi, ada juga ada juga yang menyebut syawir."

"Kemudian ada metode berdiskusi mengulang kembali pelajaran yang terlewat, untuk persiapan materi berikutnya, di tempatku namanya takror."

"Adu juga metode Mubasyaroh, yakni guru langsung menggunakan bahasa Arab dalam pengajaran, tanpa menggunakan bahasa lain, bahkan untuk menjelaskan arti kata atau kalimat."

"Di pesantren itu menggunakan kitab-kitab kaidah bahasa arab seperti Nahwu, Sharaf, ada Jurmiyah, 'imrithy , tashrif istilah, tashrif lughowi, alfiyah ibnu malik ,ada sastra balaghoh 'uqudul juman dan lain-lain, semuanya untuk memahami struktur dan susunan bahasa."

"Kemudian di tempatku ada metode yang namanya Mukhafadzoh, yakni santri menghafal bait-bait nadzoman dan syair."

"Kegiatan madrasah meliputi melakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur kemampuan santri dalam berbagai aspek bahasa arab, seperti membaca, menulis, berbicara, memahami sampai me murodi atau menjelaskan maksud dari pada kitab yang sedang dikaji."

"Banyak juga pesantren yang menggabungkan metode klasik dan modern untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyeluruh."

"Kalau yang saya tau, ada beberapa pesantren juga menerapkan hari berbicara arab, dimana santri diwajibkan menggunakan bahasa arab dalam kegiatan sehari-hari, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka."

"Kalau di pondokku sih..., nggak ada yang namanya hari berbicara arab, biasa aja..., kita orang jawa, sehari-hari ngomongnya ya pakai bahasa jawa..., tapi jangan coba-coba tanya kami bisa bahasa arab apa enggak ! udah tau kan, jawabannya mbak Rahma ? Ha ha...."

1
Septi Utami
sudah mulai berdamai dengan diri sendiri ya, jul?
Avalee
Jadi inget temen kuliahku org purbalingga, ngapak jg kaya bang jul, mana orgnya suka ngelawak 🤣🤣
Mouzza Abirama
Pas dia nengok ternyata yang manggil bapak-bapak yang tadi ketumpahan kuah pop mie wkkwk
Mouzza Abirama
Jangan ditiru ya dek wkwk
Aquarius97 🕊️
Ya...jangan pernah membeda-bedakan seorang teman,, kita memang seharusnya berbaur, tapi ya itu kita harus bisa Milah Milah... ikuti sisi positif dan jauhi yg negatiff
Aquarius97 🕊️
wkwkwk emang gitu di desa tuhhh... setiap ada yg pulang pasti dibuat banyolan... contoh pulang dari jakarta pasti di panggilnya "wah artis ibukota nihhh" /Facepalm/
Aquarius97 🕊️
wkwkwk sabar Jul... namanya juga cewek, paling susah melupakan sesuatu
Septi Utami
izin koreksi ya kak, penempatan tanda baca koma harusnya tanpa spasi dengan kata "bersedih" dan ada spasi dengan kata "hadapi"🙏🏼
Jemiiima__
ga usah repot² mas banyakan dikit ya tp 😂
Pray
jangankan masalah ginian, tetangga punya motor baru pun digibahin😂
Jemiiima__
betul duniawi hanya sementara
Jemiiima__
semangat bang jul 🤟🏻
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
Alhamdulillah ada kemajuan,
Annisa Chairil
Mulai Gedek ni Si Julang
Lonafx
Sementara di kasih sangu rokok dlu Jul, nanti baru di kasih sangu restu🤭
Anyelir
masakan ibu emang paling juara. sejauh apapun kita pasti kangen sama masakan rumah yang tiada tanding.
tempe penyet lebih maknyus dibandingkan ayam saat berada di rumah
Pandandut
kok rahma genit sihh
Pandandut
jul jul kamu yaa
drpiupou
Jul Jul, ngotot banget sih. ibu nomor 1 Jul. ilmu pesantren atau dunia yg lain. bisa menunggu. tpi kesempatan buat nengok dan ngerawat ibu nggak bisa menunggu
drpiupou
astaghfirullah! julkipli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!