Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Tegas
Kastara dan Damian jelas sangat terkejut dengan mata melotot atas apa yang dilakukan Vanya dan Tavisha sendiri juga tidak menyangka dengan wajahnya miring ke samping yang memegang pipinya.
"Vanya apa-apaan kau!" Kastara langsung menghampiri Vanya dengan mendorong Vanya sedikit menjauh dari Tavisha.
"Aku sudah mengatakan sejak awal sangat muak dengan wanita ini, kau tidak mendengarkan apa yang kau katakan jika dia hanya menjebak kita agar kita berurusan dengan Polisi. Jika Damian sadar dan itu semua hanya terik dari wanita ini agar kita lebih percaya padanya dan sekarang lihatlah kita akan berurusan dengan Polisi!" tegas Vanya dengan penuh amarah menekan suaranya.
"Aku sudah mengatakan berkali-kali tidak menyuruhmu untuk ikut campur!" tegas Kastara yang sepertinya tidak terima atas apa yang dilakukan Vanya.
"Kau terus aja membela dia sampai kita sudah berada di penjara," sahut Vanya.
"Sudah hentikan, kalian berdua ini apa-apa selalu saja ribut dan apa yang barusan kalian lakukan kepadaku hah! Bisa-bisa kalian seperti monster kelaparan yang melakukan ini dan itu pada tubuhku. Kalian ingin aku mati hah! Aku sudah menegaskan kepada kalian berdua aku tidak akan keluar dari rumah sakit sebelum mendapatkan instruksi dari Dokter!" tegas Damian.
"Tapi kau tidak tahu apa yang terjadi jika wanita ini menjebak kita dan kau tahu Polisi sekarang menuju ke rumah sakit dan semua ini gara-gara wanita itu!" tegas Vanya.
Tavisha masih diam saja yang pasti sangat schok yang tiba-tiba saja mendapatkan tamparan yang sangat kuat yang membuat bibinya cukup memerah.
"Kenapa kau diam hah! Kau sekarang sudah tidak berani menjawab lagi seperti biasa dengan kelancanganmu. Jangan kau pikir kami akan masuk penjara karena jebakanmu dan kau akan berurusan dengan kami!" tegas Vanya.
Tavisha memejamkan mata sebentar dengan menurunkan tangannya pada pipinya ia mencoba untuk tenang dengan mengangkat kepala yang menghela nafas.
"Aku sejak awal sudah mengatakan jika aku tidak memiliki niat apapun kepada kalian, jika aku ingin melakukan hal itu, maka sejak awal kalian masuk rumah sakit ini yang membuat kekacauan di rumah sakit ini sudah aku laporkan. Aku juga tidak membutuhkan kalian harus percaya padaku apa tidak, aku berusaha untuk menjaga kerahasiaan pasien!" tegas Tavisha yang berusaha untuk menjelaskan dengan tenang.
"Jangan berbohong lagi, semua rencanamu sudah ketahuan dan kau masih berusaha untuk mencari pembelaan yang pada intinya kau menginginkan kami semua masuk penjara!"
"Bagaimana mungkin aku menginginkan suamiku sendiri masuk penjara hah," sahut Tavisha menegaskan dengan suaranya meninggi.
"Aku tidak butuh kau percaya padaku atau tidak. Aku masih seorang istri dan aku tahu apa yang harus aku lakukan, aku tahu bagaimana cara melindungi suamiku. Jika kau masuk penjara maka masuk penjara sana! Aku juga tidak punya kewajiban untuk melindungimu dan terlebih lagi aku tidak peduli pada orang yang tidak menghargaiku sama sekali!" tegas Tavisha yang membuat Vanya terdiam.
"Kalian bersifat egois yang memikirkan diri sendiri. Kalian pikir dengan masuk penjara bisa membayar hidupku yang sudah terbuang sia-sia selama ini hah!" lanjut Tavisha.
"Awas saja jika kalian berani menyentuh pasien sedikitpun, kalian yang akan berurusan denganku termasuk kau!" tegas Tavisha tidak main-main pemberi ancaman yang menunduk tepat di wajah Vanya.
Tavisha juga yang dipenuhi dengan emosi meninggalkan ruangan tersebut yang berharap jika dua orang itu mau mendengarkannya.
"Berani sekali kau mengancamku. Hey....." teriak Vanya semakin dipenuhi dengan amarah.
"Vanya cukup!" bentak Kastara dengan suara keras, baru sekarang Damian yang baru terlihat begitu serius.
"Aku tidak tahu apa yang ada di jalan pikiran kalian berdua sampai melakukan semua ini. Jika kalian tidak ingin berurusan dengan Polisi kalian tidak akan mengganggu rumah sakit ini. Kalian berdua kenapa tidak pernah berpikir secara jernih hah!" sahut Damian.
"Aku tahu yang kalian lakukan hanya demiku, tapi pakai otak juga kalau mau melakukannya. Kamu juga Vanya main tangan sembarangan kepada orang yang sudah menyelamatkan temanmu," Damian benar-benar memberi teguran tegas kepada Vanya.
"Kastara! Aku juga benar-benar kecewa kepadamu dan padahal kau sudah menikahi dia dan kau malah melakukan semua ini," sahut Damian.
Kastara yang mengatakan apa-apa yang langsung keluar dari ruang perawatan itu.
"Biar saja masuk penjara," ucap Damian yang sekarang lebih baik pasrah.
******
Tavisha yang sekarang berada di dalam ruangan direksi rumah sakit yang tak lain adalah Lukman dan di sana juga ada Bagas.
"Tavisha mohon Om untuk tidak memperpanjang masalah ini dan apalagi sampai membawa pihak kepolisian yang justru hanya akan mencoreng nama rumah sakit ini," ucap Tavisha yang bagaimanapun dia diperlakukan tetap saja berusaha untuk keselamatan pasien.
"Tavisha kenapa kamu menganggap semua ini enteng hah! sudah yang jelas mereka melakukan tindakan yang tidak sehat kepada kamu, kamu menjadi korban dan seharusnya tidak membiarkan mereka melakukan itu! mereka semua harus bertanggung jawab dengan apa yang telah mereka lakukan!" tegas Bagas.
"Bagas aku benar-benar sangat kecewa dengan kamu, kamu juga seharusnya tidak perlu ikut campur dengan urusanku. Memang apa yang dia lakukan kepada kamu?" tanya Tavisha.
Bagas sepertinya sangat kesal dengan Kastara yang selama di rumah sakit yang melihat kedekatan Tavisha dengan laki-laki itu yang tadi juga hanya karena masalah sepele. Seperti biasa Kastara yang berjalan begitu cepat dengan memakai topi dan hanya melihat ke bawah yang tidak sengaja menabrak Bagas.
Bagas langsung tersinggung dan membesar-besarkan masalah sampai membawa pihak kepolisian dan bagaimana Kastara tidak emosi melihat laki-laki yang dekat dengan istrinya.
"Dia tidak melakukan apapun bukan? Dia tidak mengganggu kamu bukan dan dia juga tidak melakukan apapun di rumah sakit ini semenjak keluarga mereka berada di sini. Aku berani mengambil tindakan seperti ini karena aku tahu mereka menepati janji!" tegas Tavisha.
"Kamu bukan Dokter Bagas, kamu tidak akan mengerti bagaimana kekhawatiran Dokter disaat pasiennya harus dipaksa keluar dari rumah sakit ini hanya karena keegoisan orang-orang di sekitarnya!" tegas Tavisha dan Bagas sekarang diam tidak berani berkutik lagi yang seharusnya malu dengan perbuatannya.
"Papa sudah mengecek cctv dan apa yang terjadi hari ini memang tidak ada hal besar. Seperti apa yang di katakan Tavisha jika mereka mempunyai alasan sendiri melakukan semua itu dan Papa sudah menerima pernyataan itu sejak awal mereka datang ke rumah sakit ini,"
"Walau Papa tidak tahu kedatangan mereka kedua kali, tetapi jika Tavisha bisa menjamin semuanya dan lagi-lagi dia melakukan semua itu karena seorang Dokter. Maka apa juga tidak bisa memperbesarkan masalah ini," sahut Lukman dengan bijak.
"Bagas! Kamu seharusnya bisa bersikap lebih bijak lagi dan jangan mudah tersinggung hanya karena hal sepele dan apalagi sampai melibatkan pasien. Ini rumah sakit dan kamu tidak punya kewenangan ataupun di rumah sakit ini karena kamu bukan bagian dari rumah sakit ini. Kamu bukan Dokter atau tenaga apapun yang berkaitan!"
"Jadi Papa minta sama kamu untuk tidak melakukan hal sebodoh ini lagi dan saya tidak akan melanjutkan masalah ini kepada pihak berwajib. Jika selama kedatangan mereka tidak membuat masalah," sahut Lukman dengan sangat bijaksana mengambil keputusan yang pasti membuat Tavisha lega.
Bersambung......
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini