Fadel Arya Wisesa, salah satu pewaris grup Airlangga Wisesa bertemu lagi dengan gadis yang pernah dijodohkannya. Dia Kayana Catleya, salah satu cucu dari grup Artha Mahendra.
Gadis yang pernah menolak untuk dijodohkan dengannya.
Saat tau sahabat gadis itu menginginkannya, Fadel dengan terang terangan mengatakan kalo Kanaya adalah calon istrinya di acara ulang tahun sahabatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan yang berlawanan
Jari jari Fadel masih mengetuk ngetuk kotak yang berisi jas yang sangat mirip dengan miliknya. Dia sudah membukanya tadi dan mematutnya di depan cermin besar yang ada di ruangannya.
Tentu saja mirip, karena desainernya sama. Bahkan ukurannya. Fadel ngga menyangka gadis itu begitu cermat mengamatinya.
Padahal waktunya cukup singkat, walaupun pencahayaannya terang benderang.
Dia sama sekali ngga nyangka gadis itu akan memesan jas yang sama dengan miliknya dulu yang sekarang sudah ngga tau keberadaannya lagi. Karena setelah peristiwa itu, jas lamanya sudah dia berikan pada supirnya untuk dilaundry, setelah itu dia ngga pernah melihatnya lagi.
Fadel masih mengetuk ngetuk jarinya.
Ternyata gadis itu berani juga menemuinya.
Oke, kelihatannya semakin menarik.
Fadel tersenyum miring.
"
*
*
*
"Daddy, sebenarnya aku dijodohkan dengan siapa?" tanya Kayana penasaran setelah teman daddynya pulang.
Tadi setelah berkenalan dengan calon mertuanya, dia kemudian keluar dari ruangan daddynya
Daddynya--Farel tersenyum geli melihat wajah penasaran putri tunggalnya.
"Santai saja. Nanti kalo sudah waktunya akan dikenalkan," ucap daddynya kemudian tertawa lepas. Bahkan tangannya mengacak acak rambut putrinya gemas.
Kali ini dia harus rela menyerahkan putri kesayangannya dengan putra temannya.
Kayana cemberut melihat kelakuan daddynya.
"Aku ngga mau kesalahan seperti dulu lagi," gumamnya pelan tapi masih terdengar oleh daddynya.
"Dulu?" Farel menatapnya penuh rahasia.
Kayana masih manyun.
"Mami dulu ngga kasih tau siapa yang mau dijodohkan denganku, dad."
"Memangnya kalo dikasih tau, kamu bakal setuju dijodohkan?" pancing daddynya.
"Ngga tau juga, sih, dad."
Mungkin akan dia pertimbangkan, batinnya.
Sampai sekarang tiap dia mengenal laki laki, baik pegawai daddynya atau relasi bisnis, alam bawah sadarnya selalu membandingkannya dengan calon yang sudah dia tolak.
Ada aja kurangnya. Kurang tinggi, kurang macho, kurang wangi, kurang atletis, kurang dingin, kurang ganteng, dan banyak lagi
Tapi semuanya sudah berlalu, kan. Udah setahun juga ngga ada kabar tentang laki laki itu. Dan sekarang ada laki laki baru yang dijodohkan dengannya.
Daddynya--Farel tertawa lagi melihat ekpresi anaknya yang terlihat kesal.
"Nyesal, ya, setelah tau orangnya?" goda daddynya lagi.
"Sama sekali nggak," sangkalnya cepat. Berlawanan dengan suara hatinya.
Farel tergelak lagi.
"Yang sekarang bebas mau kamu tolak, tapi harus ketemu dulu," ucap daddynya setelah puas tertawa.
"Kenapa, sih, dad, maen rahasia rahasia-an," rajuknya sambil berdiri di dekat daddynya.
"Tapi seru, kan?"
Kanaya berdecak membuat daddynya tergelak lagi.
Beberapa saat kemudian.
"Daddy jamin, yang ini juga akan sulit kamu tolak."
"Hemm....." Dalam hati Kayana ngga yakin kalo hatinya gampang berubah arah lagi.
"Sudah, jangan cemberut terus. Cantiknya hilang," bujuk Farel.
Kayana masih tetap menunjukkan wajah kesalnya.
"Oh iya, kamu urusin tender ke perusahaan Airlangga Wisesa, ya, sayang."
Kayana reflek menggeleng.
Ke perusahaan laki laki itu? No, daddy. No!
"Yang lain aja, dad."
"Kenapa?" Daddynya tersenyum meledek.
"Oh iya, kabarnya laki laki yang sempat mau dijodohkan denganmu, sekarang sudah pulang, loh. Mungkin kalian nanti akan bertemu," lanjutnya lagi.
Kayana makin manyun.
Apa maksud daddynya?
Daddynya bahkan terlihat senang. Padahal dia akan dijodohkan dengan orang baru...
"Dia bakal patah hati, nggak, ya, kalo tau kamu sudah dijodohkan dengan yang lain," goda daddynya tanpa mau berhenti.
"Daaddyyy....."
Farel ngga bisa menahan tawa berderainya lagi.
"Kenapa bukan Malik, Haykal atau Rajata aja, sih, dad, yang ikut tender?" tolaknya mengalihkan topik pembicaraan. Hatinya sudah semakin kesal melihat sikap daddynya.
"Mereka ngga ambil bagian di tender ini, sayang. Apalagi Rajata, dia lebih milih jadi dokter," jelas daddynya santai, masih dengan sisa tawa di bibirnya.
"Daddy.... Nanti aku akan ketemu dia, kan? Aku ngga mau, daaad.....," rengek Kayana menolak. Dia juga gemas dengan sikap daddynya yang makin mengetawakan sikapnya
Memang, sih. Kayana merasa dirinya saat ini sangat kekanakan.
Tapi menurutnya daddynya sangat kelewatan, teganya ngga mengabulkan keinganan kecilnya.
"Tenang saja, Kay. Dia pasti sudah lupa."
"Daaddd....;" rengek Kayana lagi. Sekarang dia sudah ingin menangis.
Ingat lagi betapa dulu laki laki itu mengacuhkannya.
Bukan salahnya, kan, kalo dia ngga kenal dan menolaknya.
Karena terus diledekin dan ditertawakan daddynya, Kayana memilih beranjak pergi.
"Kay....," panggil Daddynya ketika dia sudah membuka pintu.
"Dia tambah ganteng, loh," ucapnya ketika putrinya menoleh dengan raut wajah yang sangat kesal.
BRAKK
Farel tambah tergelak ketika putri manjanya membanting pintu dengan sangat keras.
*
*
*
TOK TOK TOK
Sekretaris daddynya masuk ke ruangannya dengan wajah agak takut.
Dia lihat sendiri saat nona mudanya membanting pintu ruangan bosnya dengan sangat keras. Bahkan pajangan pajangan yang ada di dinding sampai bergetar.
Wajah nona mudanya juga masih seseram tadi.
"Ada apa?" tanya Kayana ketus ketika melihat sekretaris daddynya masih berdiri diam seperti patung.
Dengan penuh keraguan gadis yang seumuran dengannya mendekat.
"Nona, ini berkas yang wajib dipelajari untuk tender besok pagi." Suaranya agak bergetar.
Kayana menghembuskan nafas kesal.
Tetap, kan, daddynya menginginkan dia ikut tender, omelnya dalam hati.
Setelah menaruh berkas di atas meja dan mengangguk hormat pada nona mudanya yang masih bertahan dengan ekspresi horornya, sekretaris daddynya buru buru keluar dari ruangan Kayana.
Jangan sampai dia jadi pelampiasan marah sang nona muda.
*
*
*
"Mam," rengek Kayana begitu dia pulang dan melihat maminya ada di teras.
"Ada apa? Kenapa manyun?" senyum Kinara menyambut kedatangan putrinya.
"Daddy sudah pulang?" tanya Kayana masih dengan suara kesal. Wjaahnya juga ditekuk.
"Udah, tadi bareng mami." Kinara mengajak putrinya duduk.
Dia sudah tau apa yang sudah terjadi. Tadi Farel--suaminya sudah menceritakan saat mereka pulang.
Dia pun ngga bisa menahan tawa, sama seperti suaminya.
"Nanti pasti dia akan curhat sama kamu," tawa Farel berderai derai.
"Aku kesal dengan daddy," ucapnya memulai cerita harinya yang terburuk.
"Kenapa?" Kinara berusaha jadi mami yang sangat pengertian dan perhatian.
"Mami pasti udah tau, kan?" tatap mata Kayana agak mendelik penuh prasangka.
Dan terbukti, Kinara ngga bisa menahan tawanya.
Kayana menghembuskan nafas panjang. Lelah hatinya. Mau mengadu pasti sia sia.
"Mami juga ngga mau kasih tau siapa yang dijodohkan denganku?"
"Kan, rahasia. Sabar, ya, sayang. Kamu ngga akan kecewa." Kinara menutup ucapannya dengan tawa yang kembali berderai.
Ternyata mami dan daddynya pasangan yang sama sama menjengkelkan.
pada demen banget sich ngerjain
si Kayana.......
anak orang udah seteresssss itu....
maju mundur kena......
perang hati dan logika ga sinkron.. sinkron...
bisa bisa kurus kering tuh anak orang....
trik...trik diet mah....lewaaaatt......😁😁😁
fadelllllllllll fadellll tunangan munkayanaa.. kapan sih kayana tauuuu....