Seandainya....

Hari ini jadwal gua sangat padat, mungkin juga sangat melelahkan karena pulang dari kampus gue harus ke perusahaan gue.

semenjak abang meninggal dia bukan hanya meninggalkan Nirina untuk gue jaga tetapi juga toko perlengkapan olahraga dan semua saham yang dia punya untuk gue kelola dan tentunya hasil akhir nya hanya untuk Nirina. Awalnya gue bingung bagaimana gue harus membagi waktu di saat masih sekolah dan menjaga bengkel dan toko Abang apa lagi bermain saham gua tabu tentang semua itu, tetapi ayah selalu mensupport gue, dia sering mengajak gue ikut seminar bisnis belajar tentang menggabungkan otomotif dan olahraga dan membantu gue mengelola semua nya sampai akhir wawasan gue luas.

Lulus SMA gue mulai belajar menggabungkan keduanya, gue jual semua saham Abang dan gue membuat perusahaan bernama "Pitstop Racing global " yang artinya Pusat balapan global, di bantu ayah dan om Arman asisten ayah gue memulainya, mulai dari membuat brand kaos, sepatu olahraga, celana olahraga dan segala pernak pernik olahraga gue buat dengan brand sendiri gue, dan jangan lupakan. gue juga membuat motor sport, mobil sport serta semua onderdil dari brand gue sendiri, yang di beri nama "NiRARGA Sport" . Itu lah nama brand kebanggaan gue, itu gabungan dari nama kita ber tiga.

Yang bekerja di perusahaan gue adalah orang-orang kepercayaannya ayah. Tetapi yang memegang kendali atas semua yang terjadi di perusahaan adalah mutlak keputusan gue, karena gue adalah pemegang jabatan tertinggi di perusahaan itu. Gue adalah Chairman of the Board atau Ketua Dewan Direksi. Yang menjabat CEO adalah Om Arman. gue lebih sering bekerja di balik layar karena kesibukan gue di kampus. biasanya semuanya gue selesaikan lewat email atau asisten Om Arman yang mengantarkan berkas ke rumah.

Sekarang brand gue masih menembus Asia, rencana gue ingin mengikuti ajang MotoGP di Belanda agar bisa menembus kancah internasional. Karena di sana biasa nya tempat paling terkenal untuk urusan MotoGP. Di Belanda (Sirkuit Assen adalah salah satu sirkuit yang paling ikonik dan telah menjadi tuan rumah MotoGP setiap musim sejak 1949). gue ingin mendiskusikan itu semua kepada petinggi perusahaan dan mencari strategi yang tepat agar bisa lolos seleksi mengikuti ajang MotoGP di sana.

Gue sampai di perusahaan jam dua siang. Turun dari motor gue menatap bangga perusahaan ini. Tidak mudah membangun semua nya. tampa dukungan ayah dan orang-orang kepercayaannya ayah tidak mungkin gue bisa membangun perusahaan sebesar ini dalam waktu dua tahun, di perusahaan ini sudah ada sekitar seribu kariawan. tidak banyak orang Tau bahwa gue adalah pemilik perusahaan ini kecuali pemegang saham dan jajaran petinggi perusahaan, karena kata ayah untuk saat ini, cukup gue bekerja di balik layar sampai lulus kuliah baru memperkenalkan diri, agar gua bisa fokus kuliah dan mungkin bisa menyelesaikan nya dalam tiga tahun.

Gue melangkah memasuki perusahaan dengan wajah tegap penuh wibawa, ya.. walaupun pakai an gue lebih santai,tapi harus tetap berwibawa. gue menyediakan perlengkapan kantor di ruangan gue sebelum memimpin rapat sebaiknya gue ganti baju dulu dengan layak.

"Pagi mas.. Mau bertemu CEO??" sapa resepsionis dengan ramah, gue hanya mengangguk dan terus melangkah menuju lantai dua puluh. Di sana ruangan gue dan CEO berada.

Setelah sampai di ruangan. Gue segera mandi dan mengganti baju menggunakan jas dengan rapi. Setelah itu gue berjalan menuju ruang rapat gue masuk dengan penuh wibawa mereka menunduk hormat kepada gue.

"duduk..' perintah gue. Mereka duduk dengan serempak.

"Oke bisa kita mulai rapat nya, dengan di awali membahas statistik pendapatan perusahaan di bulan ini.!!"

Gue menyusuri wajah mereka satu persatu, banyak yang tegang, gue menyeringai ngeri sepertinya rapat ini akan lama gumam gue dalam hati.