Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Skenario dadakan
"Sudah merasa lebih baik setelah melihat pantai?" tanya Aldo
"Suara ombak adalah musik alam yang paling indah, dapat menenangkan jiwa yang lelah" sahut Shela.
Aldo tersenyum mendengar ucapan Shela.
"Nay, aku selalu siap mendengar apapun yang ingin kamu katakan. Jangan tanggung beban itu sendirian" ucap Aldo
"Tuhan memberi beban yang cukup berat di pundakku, karena Tuhan tau aku mampu". Begitulah Shela selalu ingin terlihat baik-baik saja.
"Kamu masih seperti Shela yang ku kenal sejak dulu, selalu tegar meskipun aku tau kamu gak sekuat itu" Aldo menatap Shela lekat.
"Kenapa menatap ku seperti itu? Apa kamu sudah berencana mau merebut ku darinya? Shela tertawa
"Sepertinya usaha ku akan sia-sia" Aldo melihat Shela. "Aku tau kamu mencintainya Nay" Aldo tersenyum getir
"Kamu mencintaiku, aku mencintai dia dan dia mencintai orang lain. Serumit itu kah?" Saling pandang lalu mereka tertawa bersama. Setelahnya mereka larut dalam fikiran masing-masing.
"Angin malam ditepi pantai sangat dingin. Ayo aku antar pulang" Ajak Aldo karena malam semakin larut.
"Pulang kemana?" Shela menatap Aldo.
"Kerumah Zevan" Jawab Aldo santai.
Shela menggelengkan kepalanya.
"Pulanglah, selesaikan masalah kalian. Aku tau dia juga sedang mengkhawatirkan mu". Aldo tak ingin egois, padahal bisa saja dia membawa Shela untuk terus bersamanya.
Shela menatap lekat wajah Aldo, mencari kebenaran atas kata-katanya bahwa Zevan sedang mengkhawatirkannya.
Aldo mengangguk
"Ayo pulang, aku akan selalu ada untukmu jika kamu butuh bantuan" Aldo beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya membantu Shela untuk berdiri. Aldo sangat tulus menyayangi Shela.
Akhirnya Shela menuruti kata-kata Aldo, mereka berjalan menyusuri tepi pantai menuju mobil.
Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di depan apartemen. Ternyata Zevan dan Dimas juga baru sampai di basement apartemen setelah berjam-jam berkeliling mencari keberadaan Shela.
Mereka melihat Shela turun dari mobil Aldo.
"Benarkan gue bilang, Aldo gak akan tinggal diam. Dia tau tempat yang akan Shela datangi saat hatinya gak baik-baik aja" ucap Dimas
Zevan diam tak menjawab, semua yang dikatakan Dimas benar adanya. Aldo lebih banyak tau tentang istrinya.
"Apa Lu masih merasa pantas ingin memperjuangkan cinta Shela?" Dimas ingin melihat seberapa besar perasaan Zevan terhadap Shela.
"Gue gak peduli seberapa pantas gue untuk Shela, tapi gue akan terus pertahankan dia tetap bersama gue" ucap Zevan serius. Dimas tersenyum.
"Ayo turun" Dimas turun dari mobilnya diikuti Zevan. Aldo sudah keluar dari mobil bersama Shela.
"Kali ini aku mengembalikan Nayshela padamu. Tapi jangan berharap aku akan melakukannya dua kali" kalimat Aldo penuh peringatan, Zevan hanya mengangguk kecil. "Nay, aku pulang" pamit Aldo.
"Iya, hati-hati" Shela menjawab sambil melihat Aldo menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan mereka di parkiran apartemen.
"Van, gue balik juga ya" Dimas juga pamit, tak enak dia berlama-lama diantara dua orang yang sedang dilema ini.
"Oke, makasih ya bro!" Ucap Zevan karena Dimas ikut repot mencari Shela.
"Santai aja" Dimas menepuk pundak Zevan pelan. Kemudian pergi meninggalkan parkiran apartemen.
Tinggallah Zevan dan Shela, tak ada percakapan diantara keduanya. Shela beranjak dari tempatnya berdiri meninggalkan Zevan yang masih mematung ditempatnya. Dia bingung harus memulai dari mana.
Akhirnya malam ini benar-benar tidak ada percakapan apapun. Masuk ke dalam kamar masing-masing untuk tidur berharap hari buruk ini segera berlalu.
☘️☘️☘️
Pagi hari
Shela menggeliat di tempat tidurnya, akibat tidur hingga larut malam karena ada drama kabur-kaburan ia hampir kesiangan. Segera bangkit dari tempat tidurnya dan masuk kedalam kamar mandi. Setelah tiga puluh menit Shela sudah siap dengan setelan kerjanya. Sedikit memoles bibirnya agar tidak terlalu pucat.
Sama halnya dikamar sebelah, Zevan juga bersiap untuk berangkat ke kantornya. Zevan keluar dari kamarnya, namun saat membuka pintu matanya terbelalak. Betapa terkejutnya melihat sang mama sudah duduk di sofa diruang tamu. Belum hilang rasa terkejutnya, Shela keluar dari kamar sebelah dengan raut wajah yang sama seperti dirinya. Shela menoleh kearah Zevan yang mematung didepan pintu kamarnya, pandangan mereka bertemu seolah mengatakan 'kenapa mama bisa ada disini sepagi ini?'
Zevan melihat mama yang menatap tajam kearahnya seperti ingin menelannya hidup-hidup.
"Mama kapan datang? Kok gak ngabari mau kesini?" Zevan mendekat dan duduk berhadapan dengan mama Hany. Dia tidak heran jika mamanya bisa masuk ke apartemennya karena mama Hany memang memiliki akses untuk masuk kesini.
"Jelaskan pada mama apa yang terjadi?" menatap sinis pada anak laki-lakinya.
"Maksudnya apa ma?" Zevan pura-pura bodoh. Pasti mamanya curiga karena mereka keluar dari kamar yang berbeda.
"Shela, kenapa masih berdiri disitu, sini sayang duduk sama mama" panggil mama Hany, karena Shela hanya berdiam didepan pintu kamarnya saking shock melihat mama tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan.
"Eh iya ma" Shela buru-buru mendekat dan duduk disebelah mama Hany. "Mama kok gak bilang mau kesini?" Shela mengambil tangan mama Hany lalu menciumnya.
"Zevan, kamu belum menjawab pertanyaan mama? Apa selama ini kalian pisah kamar?" Mama Hany melihat anak dan menantunya bergantian.
"Iya" Shela
"Tidak" serempak menjawab dengan jawaban yang berbeda.
Mama Hany semakin bingung.
"Ma, yang mama lihat gak seperti yang mama pikirkan. Kita baik-baik aja ma" Zevan berusaha meyakinkan mama Hany agar tidak semakin curiga. "Iya kan sayang?" Zevan tersenyum semanis mungkin pada Shela. Sedangkan Shela melebarkan matanya mendengar Zevan memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Lalu kenapa kalian keluar dari kamar yang berbeda?" tanya mama Hany penuh selidik.
"Hemm itu ma, tadi malam Shela ngambek jadi dia tidur di kamar sebelah" Zevan dengan cepat memutar otak untuk mencari alasan. "Sayang, jangan ngambek lagi dong. Aku kan udah minta maaf" Zevan mengedipkan sebelah matanya pada Shela.
'Apa katanya? sayang? Dan kapan kau meminta maaf wahai si duta janji? Pintar sekali berakting tanpa membaca naskah'. Batin Shela
"Kamu apain menantu mama sampai dia ngambek sama kamu?" Semakin banyak pertanyaan dari mama Hany yang membuat Zevan semakin pusing mencari alasan.
"Ma, udah dong masih pagi jangan ribut terus. Sebenarnya ada apa mama kesini sepagi ini?" Zevan tidak menjawab, dia mengalihkan pembicaraan.
"Mama khawatir sama kalian, kamu gak bisa dihubungi Shela juga. Dimas juga tadi malam telpon mama katanya kamu gak bisa dihubungi, jadi dia minta nomor Shela sama mama". Jelas mama Hany panjang lebar, tadi malam saat Dimas mengatakan Zevan tak bisa dihubungi wanita paruh baya itu panik saat dia mencoba ternyata benar nomor Zevan tidak aktif dan mencoba menghubungi Shela ternyata sama tidak aktif. Akhirnya disinilah mama Hany sekarang karena khawatir anak dan menantunya tidak bisa dihubungi.
"Oh itu... tadi malam Zevan sama Shela lagi diluar ma. Handphone kita sama-sama kehabisan batrei jadi mati" Zevan menatap Shela seperti memohon untuk membantunya mencari alasan karena sejak tadi wanita itu hanya diam saja.
Namun Shela tak menghiraukan tatapan Zevan. Sebenarnya dia ingin sekali mengatakan yang sebenarnya pada mama Hany bahwa dia ingin mengakhiri permainan rumah-rumahan ini. Tapi di satu sisi dia juga takut kalau terjadi apa-apa pada mama mertuanya jika mendengar kabar buruk tentang rumah tangganya. Mengingat mama Hany sangat ingin segera menimang cucu dari mereka.
"Ya sudah, mama hanya memastikan kalian baik-baik aja. Apa kamu tidak ingat pesan mama jangan buat Shela menangis?"
"Iya ma Zevan minta maaf, Zevan janji gak akan buat Shela ngambek lagi" Ucapnya pada mama Hany.
Si duta janji mulai beraksi wkwk
"Ya sudah, mama pulang ya, kalian juga harus berangkat bekerja kan" Mama Hany berdiri, diikuti Shela dan Zevan mengantar mama Hany sampai depan pintu. Kembali menutup pintu setelah mama Hany pergi meninggalkan apartemen.
"Bagus aktingnya"
.
.
.
.
Bersambung
Maaf ya reader kalo ceritanya gak terlalu bagus soalnya masih belajar wkwkwk 🤭
Selamat hari raya Idul Adha 🙏🏻
mampir
thor