NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:23.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 33: MENJEBAK TANPA RAGU

Lin Muwan memapah Sheng Jiayin keluar dari kamar. Langkah mereka berat karena pengaruh dupa bius. Agak kesulitan memapah orang dengan tubuhnya yang sekarang. Dia sungguh berharap bisa benar-benar pulih seperti sedia kala hingga bisa memukul sepuluh orang dalam sekali serangan.

Sheng Jiayin jadi lebih sadar setelah menghirup udara segar. Ia membelalak saat matanya tanpa sengaja melihat Murong Zhiyang sedang berbicara dengan Mu Qian. Jika terlambat sedikit saja…

“Nona Lin, kau menyelamatkanku lagi,” ucapnya.

“Nanti saja berterima kasihnya. Biyi, bantu dia keluar dari sini. Sampaikan pesan pada Pangeran Kesembilan agar dia datang kemari. Aku mungkin tidak akan bisa menghadapi bajingan itu sendirian.”

“Kenapa kita tidak pergi bersama saja? Mengumpankan diri seperti ini sangat berbahaya!” seru Sheng Jiayin. Bagaimana mungkin dia membiarkan Lin Muwan sendirian?

“Aku bahkan bisa bertahan melewati hujan dengan pakaian hampir tanggal. Jika tidak mengumpankan diri, bagaimana mungkin aku merasa puas.”

Mu Qian dan kediaman Adipati Lun sudah kurang ajar, sudah berani bersiasat menjebaknya. Lin Muwan tidak akan melepaskan mereka dengan mudah.

Karena pertunjukkan sudah disiapkan, maka dia akan mengubah naskahnya. Bajingan bernama Murong Zhiyang dan wanita penggoda seperti Mu Qian harus membayar harga atas keberanian mereka ini.

“Tapi, Nona Lin…”

“Biyi, cepat pergi!”

“Nona Sheng, mari kita pergi. Kita harus percaya pada Nona.”

Biyi akhirnya bisa membujuk Sheng Jiayin. Menempatkannya di sini akan merusak reputasinya. Terlebih lagi itu akan menyulitkan Lin Muwan. Dengan temperamen Pangeran Kesembilan, dia pasti akan memarahinya jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Sheng Jiayin.

Lin Muwan sendiri pergi ke paviliun untuk meneruskan pertunjukkan. Ini adalah momen pas untuk memberi tamparan keras di wajah Murong Zhiyang dan Mu Qian. Komplotan penjahat itu lebih baik diberi pelajaran lebih cepat agar tidak menimbulkan masalah lagi di masa depan.

Dia bersembunyi di balik pintu. Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekati tempat itu. Pintu dibuka seseorang dari luar.

Siluetnya terlihat gagah di belakang. Selain Murong Changfeng, orang ini juga suka berlatih. Tapi kemampuannya tidak sehebat Murong Changfeng.

Tanpa ragu, Lin Muwan memukul orang itu dengan keras sampai pingsan. Dia menyeretnya ke tempat tidur dengan susah payah. Setelah itu, dia keluar dari sana dan menutup pintunya.

“Sekarang tinggal satu orang lagi,” gumamnya.

Biyi kebetulan sudah kembali setelah mengantarkan Sheng Jiayin dan Bitao hingga ke pintu keluar. Melihat sang tuan keluar, dia buru-buru menghampirinya.

“Nona tidak apa-apa?”

“Tidak apa-apa. Biyi, pergi ke halaman depan untuk memancing orang.”

Lin Muwan membisikkan sesuatu di telinganya. Setelah Biyi mengerti, dia segera pergi ke halaman depan. Lin Muwan kembali bersembunyi di balik pintu kamar, menunggu ikan memakan umpan.

Zhou Ying yang tengah berada di tempat pesta teh hampir tersedak saat melihat pelayan Lin Muwan melintas di halaman.

Mengapa pelayan itu ada di sini? Jika dia di sini, bukankah Lin Muwan juga ada di sekitar sini?

Matanya membelalak. Celaka, pasti terjadi kesalahan. Kalau bukan Lin Muwan yang ada di paviliun, lalu siapa?

Zhou Ying tanpa sadar melihat tempat duduk kosong di depannya. Sheng Jiayin juga tidak ada. Firasatnya tiba-tiba mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Dia mundur dengan hati-hati, lalu tanpa sepengetahuan orang pergi ke paviliun belakang.

Pintu terbuka lagi. Sebelum Zhou Ying dapat melihat siapa yang sedang berbaring di tempat tidur, seseorang memukulnya dengan keras.

Karena serangan tiba-tiba, dia tidak siap dan kehilangan kewaspadaan. Pukulan keras itu membuatnya tidak sadarkan diri.

Lin Muwan menyeret Zhou Ying ke tempat tidur dan membaringkannya di samping Murong Zhiyang. Untuk membuat adegan terlihat lebih nyata, Lin Muwan menanggalkan pakaian Murong Zhiyang lalu melemparnya ke lantai.

Tadinya dia mau membuka celananya juga, tapi urung ia lakukan. Barang Murong Zhiyang itu pasti tidak berguna, tidak ada yang perlu dilihat. Tapi, dia tetap menanggalkan bagian luarnya hingga hanya menyisakan satu lapis bagian dalam.

Sementara Zhou Ying, dia menanggalkan pakaiannya juga. Pakaian berlapis itu hanya disisakan satu lapis berwarna putih. Bentuk tubuh Zhou Ying bagus juga.

Sayang sekali hati wanita ini beracun. Kalau saja sejak awal tidak mencari masalah dengannya, mana mungkin akan berakhir seperti ini.

“Kalian terlihat serasi juga. Sama-sama bajingan,” gumam Lin Muwan.

Murong Zhiyang ingin menjebak Sheng Jiayin, sementara Zhou Ying ingin menjebak Lin Muwan. Kedua orang itu sudah bersekongkol dengan Mu Qian yang tidak tahu diri. Kalau begitu, biarkan saja kedua orang ini bersatu.

“Aku akan merestui kalian.”

Lin Muwan lalu keluar dan bersembunyi di gunung buatan bersama Biyi. Harusnya tidak lama lagi pertunjukan utama akan dimulai.

Para wanita merasa mereka telah kehilangan orang. Ada tiga orang hilang di sini. Tapi karena ini adalah kediaman Adipati Lun, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sebaliknya, yang harus mereka khawatirkan sekarang adalah bagaimana cara menghadapi tamu yang baru saja datang.

“Pangeran Kesembilan, maaf atas kelalaianku dalam menyambut. Saya tidak tahu Pangeran akan datang,” ucap Mu Qian yang terkejut akan kedatangan Murong Changfeng yang tiba-tiba.

Tadinya dia takut, tapi setelah berpikir lagi dia sadar kalau kehadirannya sungguh sangat tepat. Pangeran Kesembilan pasti datang mencari Sheng Jiayin.

Jika tahu wanita yang sangat dicintainya bersama seorang pria yang dikenalnya, akan sebesar apa emosinya? Jika tahu selir yang dibencinya kedapatan tidur dengan pria asing, akan semarah apa dia?

“Di mana selirku?”

Mu Qian agak terkejut. Dugaannya meleset.

“Pangeran datang untuk menjemput Nona Lin?”

“Memangnya siapa lagi?”

Mu Qian tidak mau kehilangan muka. Pangeran Kesembilan bukan orang yang mudah dihadapi.

Meski sudah menebak, tetap saja meleset karena pemikiran orang itu sungguh tidak bisa diterka. Dia sama misteriusnya dengan Kaisar.

“Nona Lin sedang beristirahat di paviliun belakang. Dia sedang tidak enak badan, jadi memohon diri beristirahat sebentar.”

Tidak enak badan dan ingin istirahat sebentar, tapi masih berpikir mengirimkan pesan padanya lewat orang lain?

Lin Muwan ini semakin hari semakin berani saja. Tidak tahukah dia bahwa dia telah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam bahaya?

Bukannya melarikan diri, dia malah mengumpankan dirinya sendiri!

“Tunjukkan jalan.”

“Mari, Pangeran.”

Mu Qian diam-diam merasa senang. Harusnya ritualnya sudah selesai, kan?

Sudah tiba saatnya menangkap basah mereka. Dengan semangat dia memimpin jalan menuju paviliun belakang. Bukan hanya Murong Changfeng, Mu Qian juga membawa serta para tamu wanita yang hadir hari ini.

“Pangeran, Nona Lin sedang istirahat di dalam,” tunjuk Mu Qian ke arah kamar yang sudah diatur sebelumnya.

Murong Changfeng membuka pintu tersebut. Matanya membelalak sesaat ketika ia melihat sepasang manusia sedang tidur di ranjang yang sama tanpa busana lengkap. Yang lebih memalukan, dia mengenal jelas sepasang manusia itu.

Mu Qian terkekeh dan pura-pura terkejut. Begitu pula dengan para wanita yang juga ikut melihat ke dalam. Rencananya pasti sudah berhasil.

Raut wajah Pangeran Kesembilan buruk. Emosinya pasti sudah terpancing tepat saat melihat wanita yang dibencinya tidur dengan pria lain.

“Manusia tidak tahu aturan. Memalukan sekali.”

Murong Changfeng menyiram kedua orang itu dengan air. Tak ayal mereka langsung terbangun karena terkejut. Keduanya sedikit linglung melihat begitu banyak orang berkerumun di sekitar mereka.

“Adik Kesembilan, kau menyiramku?” Murong Zhiyang bertanya dengan linglung.

“Kakak Keempat, jika kau tidak sabar ingin punya istri, mengapa tidak langsung memberi tahu ayahanda? Dia akan mencarikanmu gadis untuk kau nikahi. Tidak perlu sampai meniduri gadis keluarga lain seperti ini.”

Zhou Ying yang mulai sadar melihat semua orang dengan jelas. Dia membelalak saat mendapati tubuhnya tidak mengenakan pakaian lengkap.

Zhou Ying tertegun. Situasinya buruk. Ini tidak seharusnya berjalan seperti ini.

“Pangeran Keempat, kau melecehkanku?”

Seketika Murong Zhiyang menolehkan kepalanya. Barulah kali ini dia membelalakkan matanya. Gadis yang ada di sampingnya, adalah Zhou Ying!

“Zhou Ying? Kenapa kau ada di sini?”

“Seharusnya aku yang bertanya padamu. Pangeran Keempat, apa maksudmu?”

Zhou Ying datang untuk melihat Sheng Jiayin apakah memasuki paviliun atau tidak. Dia sama sekali tidak tahu kalau Murong Zhiyang ada di sini.

Ia takut Sheng Jiayin menjadi korban karena target berubah. Tapi tampaknya sekarang tidak sesederhana menjebak Lin Muwan saja.

Ini… kenapa situasinya jadi begini? Mengapa malah berbalik mencelakakan dirinya sendiri?

“Tidak, aku tidak melecehkanmu.”

Melecehkan atau tidak, sekarang tidak penting lagi. Banyak orang telah melihat adegan Murong Zhiyang tidur dengan Zhou Ying. Mereka juga menanggalkan pakaian mereka.

Meski tidak terjadi apapun, tapi kejadian ini sangat memalukan dan merusak reputasi. Jika masalah ini tidak diselesaikan, Guru Agung Kekaisaran dan Kaisar benar-benar kehilangan muka.

“Kau menjebakku?” Murong Zhiyang menatap tajam Mu Qian.

Sudah disepakati bahwa yang akan dijebak adalah Sheng Jiayin, agar Murong Changfeng kehilangan harapan dan semakin terpukul. Mengapa malah berubah menjadi Zhou Ying?

“Pa-Pangeran Keempat, apa maksudmu? Pangeran tidak boleh memfitnah saya tanpa bukti. Perjamuan kami diadakan untuk wanita. Saya justru ingin bertanya mengapa Pangeran ada di sini.”

Murong Zhiyang menjadi berang. Ia melompat turun dan mencekik Mu Qian saking emosinya. “Beraninya kau menjebakku!”

“Kakak Keempat, sebaiknya kau segera menyiapkan diri untuk menjelaskan perbuatanmu kepada ayahanda dan Guru Agung. Jangan semakin mempermalukan martabat keluarga kekaisaran lagi.”

Cengkeraman Murong Zhiyang mengendur dan akhirnya lepas. Sialan, jebakannya berbalik arah!

Siapa yang sudah berani mempermainkannya? Siapa yang sudah selicik ini sampai menjebaknya dan Zhou Ying?

“Aku akan buat perhitungan denganmu nanti!” tegas Murong Zhiyang pada Mu Qian.

Zhou Ying mengambil pakaiannya dan mengenakannya dengan asal. Tatapan membunuhnya begitu kuat terarah pada Mu Qian. Beraninya dia berkomplot menjebak dua orang tanpa sepengetahuannya!

“Nyonya Adipati, kau juga tidak bisa lepas dari tanggung jawab. Cari alasan bagus untuk menjelaskan ini kepada Kaisar nanti,” ucap Murong Changfeng.

“Ba-baik, Pangeran, saya akan meminta maaf atas keteledoran saya sebagai tuan rumah pesta teh hari ini hingga menyebabkan kekacauan besar.”

Setelah itu, Mu Qian dan yang lainnya meninggalkan paviliun dengan hati tegang. Pangeran Kesembilan sudah sangat menakutkan.

Sekarang yang disinggung malah bertambah dua orang lainnya. Dapat lolos keluar hidup-hidup pun sudah merupakan keberuntungan besar!

“Keluarlah. Mereka sudah pergi.”

Lin Muwan pun menampakkan dirinya. Tadi itu seru sekali. Akhirnya dia bisa menyaksikan adegan penyerangan balik dari seorang korban yang hendak dilecehkan dan dijebak, berubah menjadi tersangka.

Rasanya sungguh luar biasa! Ini memang sangat jahat, tapi mereka lebih jahat!

“Pertunjukan memang jadi lebih bagus saat orang lain yang lebih berkuasa campur tangan.”

“Itu ulahmu?”

“Mu Qian berkomplot dengan Zhou Ying menjebakku berzina dengan sembarang pria. Dia juga berani berkomplot dengan Pangeran Keempat menjebak Sheng Jiayin. Tidak baik menyia-nyiakan niat seseorang. Tapi, aku sungguh tidak mengira, Pangeran, topi hijau pertamamu ternyata dipakaikan saudara keempatmu sendiri.”

“Berani sekali kau memanfaatkanku. Jika aku tidak datang, apa kau berencana membongkar mereka sendirian dan berdebat dengan mereka sampai kau menang?”

“Aku tahu kau akan datang. Meski bukan demi aku, kau juga akan membalaskan perbuatan buruk mereka terhadap Sheng Jiayin, kan? Kau tidak akan membiarkan wanita tercintamu dianiaya begitu saja. Jika bisa memanfaatkanmu, mengapa tidak?”

Murong Changfeng memalingkan wajahnya tidak senang. Jujur saja, dia datang bukan karena Sheng Jiayin.

Sheng Jiayin punya keluarga yang akan mendukungnya terlepas dari seburuk apapun situasinya. Tapi, Lin Muwan, dia tidak punya siapapun yang akan membelanya selain dirinya. Saat terjadi kesalahan sedikit saja, maka dia akan celaka.

Tapi, sudahlah. Murong Changfeng tidak berniat menjelaskan untuk siapa dia datang hari ini.

“Berdoalah kau punya sembilan nyawa. Saat Pangeran Keempat tahu kau yang menjebaknya, dia tidak akan melepaskanmu.”

“Punya sembilan nyawa pun tidak ada gunanya. Bukankah kau yang harus melindungiku? Jangan lupa, aku adalah mitra kerja samamu. Aku tidak boleh mati dan kau sudah berjanji memberiku kebebasan bertindak.”

“Terserah kau saja.”

“Sayang sekali tidak bisa menghajar Mu Qian.”

“Dia tidak akan lolos.”

Keduanya kemudian meninggalkan kediaman Adipati Lun. Sajian pertunjukkan barusan menjadi penutup sore hari yang cerah itu.

1
Sulati Cus
biar adil pangeran kedua sm nona Shen pgn tau reaksi si chengfang 😅
Sulati Cus
makanya jgn kebanyakan istri
Sulati Cus
mungkin kasusnya berhubungan dg permaisuri dan permaisuri pasti py backingan yg g main2
Sulati Cus
tp yg diotak pangeran ke4 kyknya ada double target membuat malu sm menjadi menantu perdana menteri untuk menunjang ambisinya mengejar tahta lbh kearah mendapatkan dukungan sih klu menurut ku
Sulati Cus
aku selalu baca "chengfang" 😂
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
zansen
karena di putus cinta sama Sheng jiayin pak kaisar..
zansen
pangeran udah berhenti malas² gara² lin muwan ngomel + nyindir dan kalah debat juga /Joyful//Joyful//Joyful/
zansen
rumit banget misteri nya
zansen
pangeran udah malai nurut nih.. bentar lg bucin dong... /Kiss//Kiss/
zansen
terbang g lin makan angin /Joyful//Joyful/
Marini Dewi
lanjut thor, cerita y sangatlah menarik
zansen
aku juga merestui lin.. kompakan mereka couple bangke
zansen
kayak tau aja lin barang nya g berguna /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A
aku suka adegan pinjam2 tangan seerti ini. plus lihat kecambah2 rasa cintah dri pangeran😅. lanjut thorr,semangat
Andi Ilma Apriani
mantaappp thooorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!