Sistem : Menjadi Billioner Tampan

Ding

Dong

Bel rumahnya berbunyi, James penasaran siapa yang bertamu ke tempatnya, pasalnya dia baru sehari tinggal di Villa ini, dan hanya Vivian serta asisten Emily saja yang mengetahuinya.

"Apa yang datang Vivian ya?" Tebaknya, seraya berjalan menuju pintu.

James membuka pintu rumahnya dan di sana terlihat berdiri seorang wanita cantik berkacamata, memakai kemeja kerja dan rok sebatas lutut yang sangat pas dengan tubuhnya.

Sedangkan wanita yang dimaksud, seketika tercengang saat melihat seorang pria tampan keluar dari pintu Villa yang di tujunya.

James yang kini sudah di sempurnakan oleh pil revitalisasi super terlihat lebih menawan dari sebelumnya.

"Eum siapa ya?" Ujar James yang menyadarkan wanita itu dari tatapan intens nya pada James.

"Eh." Ucapnya tersentak dengan wajah memerah, lalu dengan cepat berusaha menenangkan dirinya.

"Selamat siang tuan, maaf mengganggu waktu anda, saya adalah agen properti di distrik Greenvilles, nama saya Jennifer Grace, saya di hubungi oleh nona Vivian untuk menghadap anda hari ini." Jelasnya menghilang rasa gugupnya dan kembali bersikap professional.

'Wahh ternyata teman nona Vivian sangat tampan.' batinnya memandang James terpesona.

"Oh jadi anda adalah orangnya Vivian, kalau begitu silahkan masuk." Ujar James mengajak Jennifer masuk ke villanya.

Jennifer tersenyum lebar dan mengangguk, mengikuti James dari belakang.

Setibanya di ruang tamu, mereka duduk di sofa dan saling berhadapan.

"Kau pasti sudah tau siapa saya dari Vivian, Jadi apa alasan Vivian mengirim mu kemari?" Tanya James memulai pembicaraan.

Jennifer membenarkan dengan menganggukkan kepalanya dan berkata "Saya datang kemari untuk menyerahkan surat kepemilikan Villa anda tuan James." Ujar Jennifer menyerahkan berkas sertifikat itu pada James.

"Semua syarat sudah terpenuhi tuan, anda hanya perlu menandatangani sertifikat kepemilikan villa ini saja." Lanjutnya mengarahkan James.

James menganggukkan kepalanya lalu menerima dan melihatnya sekilas, setelah itu tanpa berbasa basi segera menorehkan tandatangannya.

"Terimakasih tuan James, semoga anda nyaman tinggal di sini." Ujar Jennifer dengan senyuman, sembari selalu mencuri pandang pada wajah James.

James yang menyadari itu hanya bisa tersenyum tipis dan berpura pura tidak tau. Sebenarnya James juga sedikit gugup berada di dekat Jennifer, aura yang dimilikinya memang bisa membuat banyak pria terpikat, berbeda dengan Vivian yang memiliki kesan wanita cantik dan elegan. Jennifer memiliki pesona sensual wanita dewasa yang seksi, karena memiliki tubuh ideal yang sangat berisi di tempat yang seharusnya, di tambah dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya membuat dirinya lebih mempesona dari aspek tertentu.

"Ya, terimakasih juga untukmu telah mengantarkan dokumen ini kemari." Balas James tenang.

"Oh ya, nona Vivian juga berpesan pada saya, jika anda membutuhkan hal yang lainnya, beritahukan saja pada saya, siapa tau saya bisa membantu anda." Tambah Jennifer sedikit berharap di hatinya.

'Aku ingin berada lebih lama di sini, cepat minta aku melakukan apa saja tuan james.' batinnya sembari meremas ujung roknya.

"Kebetulan saya membutuhkan beberapa pekerja untuk Villa ini, bisakah saya merepotkan anda untuk membantu saya?" Ujar James.

Jennifer yang mendengar itu tentu tersenyum lebar dan menyetujuinya dengan senang hati.

"Tentu saja tidak merepotkan tuan James, ini memang tugas saya." Balas Jennifer.

Sebenarnya dia sangat anti menyetujui permintaan para pelanggan di luar pekerjaannya, tetapi karena pelanggan itu adalah pria tampan seperti James, entah kenapa dia rela melakukan apa saja untuknya.

'Aku merasa ada yang salah dengan otaku.' batinnya dalam hati.

"Kalau begitu saya akan mencarikannya untuk anda, paling cepat besok sudah mulai bekerja di sini." Jelas Jennifer.

"Baiklah, mohon bantuannya." Ucap James yang dibalas senyuman manis oleh Jennifer.

Pembicaraan pun berhenti di sana, sedikit membuat suasana canggung.

Jennifer merasa tidak ada hal lain untuk di bicarakan lagi sekarang, jadi dia memutuskan untuk pamit pergi saja dari rumah James dengan perasaan sedikit enggan.

"Eum, kalau tidak ada hal lain, saya pamit pergi tuan James, senang bertemu dengan anda hari ini." Ujar Jennifer bangkit dari duduknya dan sedikit membungkuk, membuat kedua aset besar itu sedikit terlihat oleh James.

'Sangat besar...' batinnya tanpa sadar.

"Sampai jumpa lagi tuan James." Lanjutnya. Jennifer tidak mengatakan selamat tinggal, karena menyiratkan bahwa dirinya ingin berjumpa dengan James lagi di lain waktu.

"Baiklah." Balas James.

Setelah Jennifer pergi dari rumahnya, James menghela nafasnya panjang.

"Berada dalam satu ruangan dengan wanita cantik memang membuat orang gugup." Gumamnya bernafas lega.