NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Sepasang mata yang membuatku membenci takdir, seharusnya jika aku bersabar menunggu kehadirannya di dalam hidupku. Mungkin nasib menyedihkan seperti ini tidak datang.

Mas Ridwan mengusap air mataku yang jatuh di pipi. Tangan kanannya menarik leherku, hingga tatapan kami tak berjarak kurang dari satu jengkal. Dia mencium bibirku dengan lembut, seakan kami saling membagi kesedihan.

BAB 29 ( Biarkan Aku Menyentuhmu )

Akhirnya Mas Ridwan sudah diizinkan pulang setelah tiga hari dirawat. Aku menyiapkan semua perlengkapan yang akan dibawa pulang. Ayah tiriku juga datang membantuku.

Mas Ridwan menatap jendela sedari tadi, tatapannya seakan kosong. Mungkin saat ini dia mencoba menata hatinya, karena untuk pertama kalinya pulang kerumah tanpa melihat kehadiran Nael putra kesayangannya.

Semua berkas rumah sakit sudah di tangan. Mas Ridwan juga sudah duduk di kursi roda, dia belum terlalu pulih untuk banyak bergerak. Ayahku membantuku mendorong kursi roda hingga Mas Ridwan bisa masuk ke dalam taksi.

“Ayah aku duluan, nanti ayah kerumah ya!” ucapku berpamitan. Ayahku mengangguk dan tersenyum. Sepanjang perjalanan ke rumah, aku terus menggenggam tangan Mas Ridwan. Aku mencoba memberikan kekuatan untuknya agar menerima semua kenyataan ini.

Sesampainya di rumah, Chika yang tahu akan kepulangan papanya langsung berlari dengan penuh air mata kearah Mas Ridwan. Memeluk papanya dengan erat, sambil menangis sesegukan. Aku masuk kedalam rumah, menaruh tas yang berisi pakaian kotor dari rumah sakit.

Ibuku masih ada di rumah, dia seakan memahami situasi. Memenuhi meja makan dengan masakannya.

“Kamu harus kuat, ya.” ucap Ibuku, memeluk Mas Ridwan, sebelum berpamitan pulang.

Mas Ridwan duduk di sofa, matanya berkeliling ke setiap sudut rumah. Mencari suara teriakan dan tangisan Nael yang dirindukannya. Matanya terlihat basah dan menangis, dia menyembunyikan kesedihannya ketika aku mendekat.

“Chika, kamu sudah makan?” tanyaku pada Chika yang duduk menempel di samping Mas Ridwan. Chika hanya tertunduk, tidak menyahutnya. Aku mendekat dan mencoba meraih tangan Chika.

“Chika, sekarang Tante Niara adalah mamamu. Kamu harus baik dengannya,” ucap Mas Ridwan, mengusap kepala Chika. Chika bangkit dari duduknya, menatap sinis ke arahku dan Mas Ridwan. Lalu, pergi ke kamar. Sedangkan Mas Ridwan, berjalan tertatih menaiki tangga dan juga pergi ke kamarnya. Dia memintaku untuk tidak masuk ke kamar dulu. Memberikan dia waktu untuk menenangkan pikirannya.

Aku pergi ke meja makan, mengambil nasi dan sayur untuk ku makan sendiri. Setiap sesuap nasi yang masuk kedalam mulutku, terasa berat aku telat. Air mata mulai menetes, aku menyekanya berulang kali. Menyembunyikan kesedihanku.

Sudah berjam-jam aku hanya mondar-mandir di ruang tamu. Chika hanya mau makan bersama babysitternya. Sedang Mas Ridwan, mengunci diri di kamar. Aku tidak tahu, apa yang harus ku lakukan?. Aku sudah membersihkan rumah, menyiram bunga di halaman, mencuci piring. Namun, rasanya masih kurang. Aku ingin menyingkirkan kesedihan ini dengan melakukan hal lain.

Untuk bekerja pun di Pabrik sekarang tidak mungkin. Karena di hari pernikahanku, ternyata Reino mengirimkan beberapa video dan foto yang tak pantas di grup karyawan. Aku tidak bisa pura-pura tidak peduli. Karena kenyataannya posisi Mas Ridwan juga akan di permasalahkan.

Polisi menelpon, jika Reino sudah ditahan. Aku diminta ke kantor polisi sebagai saksi. Namun, aku masih enggan kesana sebelum membicarakan semua ini dengan Mas Ridwan. Masih ada rasa trauma, jika harus menemui Reino sendirian. Bayangan dari*h yang memenuhi lantai. Bahkan saat kematian Nael, yang meninggal di pangkuanku masih menjadi mimpi burukku setiap malam.

Pintu kamar akhirnya terbuka, aku naik keatas melihat kondisi Mas Ridwan. Dia masih menyelimuti dirinya dengan selimut.

“Mas, ada yang mau aku bantu?” tanyaku lembut, duduk di tempat tidur.

“Sudah, istirahat saja. Aku bisa sendiri,” jawab Mas Ridwan yan masih menutup dirinya.

Aku mandi dan berganti piyama. Langkahku maju mundur untuk tidur di samping Mas Ridwan, meskipun aku sudah menjadi istrinya. Akhirnya, aku memilih tidur di sofa kamar. Membaringkan tubuhku dan menatap dinding kamar yang gelap tertutup bayangan gorden.

Malam pertama pernikahan yang aku nantikan, seakan lenyap dan tak akan mungkin terjadi. Hanya selimut yang memelukku saat ini, setelah menjadi istri orang. Mas Ridwan pun, juga terlihat tak peduli denganku.

Mataku terpejam, bukan karena beristirahat lelah menjalani hari. Melainkan, mencari cara menyelesaikan kekacauan yang telah dibuat Reino.

Malam berganti pagi. Aku terbangun dari mimpi buruk yang panjang. Aku terkejut ketika melihat Mas Ridwan sudah tidak ada di atas ranjang. Aku keluar kamar mencarinya di setiap sudut rumah.

“Nyonya, ada apa?” tanya pembantu rumah, yang melihatku tampak kebingungan.

“Bapak, mana?”

“Oh, Bapak lagi ngantar non Chika kesekolah,” jawab Bi Ida, satu-satunya pembantu di rumah ini. Aku menarik nafas lega. Melihat jam dinding, ternyata sudah pukul 8 pagi.

Aku menunggu kembalinya Mas Ridwan di dalam kamar. Membuka jendela kamar dan membersihkan beberapa kain kasa yang berceceran di wastafel. Sepertinya Mas Ridwan, mengganti perbannya sendiri. Aku mengeluh sedih, ketika Mas Ridwan tidak meminta bantuanku dalam hal itu.

Dua jam, Tiga jam menanti. Mas Ridwan tak kunjung pulang dari mengantar Chika. Bahkan saat jam 10 pagi, Chika sudah pulang ke rumah dijemput sopir. Aku mencoba menghubungi ponselnya. Namun, tidak ada jawaban.

Aku hanya menghabiskan waktu di kamar. Toh, jika keluar Chika tidak menyukai kehadiranku. Yang ada dia tak mau makan di meja makan.

Aku mencoba menghubungi Vira, menanyakan kehadiran Mas Ridwan di Pabrik. Vira menjawab, jika Mas Ridwan belum terlihat masuk kerja hari ini. Aku sampai putus asa, harus menghubungi siapa lagi. Takut jika terjadi apa-apa dengannya. Aku mencari alamat cafe yang dimiliki Mas Ridwan, menanyakannya kepada adiknya. Meskipun awalnya aku takut, tetapi kali ini aku memberanikan diri karena sudah terlanjur buntu mencari keberadaan Mas Ridwan. Ketika aku menelpon adiknya, telepon itu langsung ditutup dalam beberapa menit. Kemudian, mengirimkan alamat cafe melewati pesan WhatsApp.

Malam akan tiba, ini sudah jam 7 malam. Aku bersiap pergi ke cafe mencari mas Ridwan. Namun, belum sempat kakiku melangkah keluar. Mobil Mas Ridwan memasuki pagar. Aku melihat dia keluar dari mobil, berjalan tertatih.

“Mas, kamu dari mana saja? Aku cemas!” ucapku, mendekat ke arahnya. Mas Ridwan hanya diam dan masuk kedalam rumah. Menaiki tangga dan masuk kedalam kamar, mengunci pintu kamar lagi. Aku duduk di depan pintu kamar, menunggu dia membuka pintu dan membuka hatinya untuk ku sentuh lagi.

1
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
jujuu ZuBaidah
pernikahan berdarah.sungguh tragis.

thor cerita mu tak bisa d tebak.
kerenn bangeettt 👍👍👍
Noveria_MawarViani: terimakasih kak,

stay tuned 🌟🌟🌟🌟🌟
total 1 replies
iqbal nasution
semoga sukses
Noveria_MawarViani: makasih kak
total 1 replies
iqbal nasution
oke
Violette_lunlun
belum sah Syang:')
Noveria_MawarViani: udah kebelet
total 1 replies
Violette_lunlun
namanya juga anak-anak....:)
🌞Oma Yeni💝💞
knp bisa ketabrak
🌞Oma Yeni💝💞: berarti harus diulangi lagi
Noveria_MawarViani: Sebelumnya udah pernah ku edit kak, cuma kayanya nggak nyimpen. makasih udah diingetin.
total 4 replies
iqbal nasution
ceritanya cukup menarik
iqbal nasution
oke...good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!