NovelToon NovelToon
Antara Benci Dan Cinta

Antara Benci Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Fantasi Wanita
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Cinta yang di awali kebencian Leon dengan seorang wanita yang bernama kirani, wanita yang berasal dari golongan orang yang tidak mampu. Sedangkan Leon yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, akan kah kisah cinta berakhir bahagia… Jika penasaran baca kisah lengkapnya di novel ini ya…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecurigaan Leon.

“Kirani…” ucap Leon melihat kirani yang tengah asik menikmati sarapan yang dia buat.

“Hmm…”

“Kamu akan kembali ke rumah sakit atau langsung pulang..?”

Leon berharap kirani akan menjawab sesuai dengan yang berada di pikirannya, tapi berbeda dengan kirani. Dia memilih akan langsung kerumah sakit sebelum kembali ke rumah.

“Aku akan ke rumah sakit terlebih dahulu, setelah itu aku akan kembali ke rumah.”

“Kenapa…?”

leon tidak habis fikir dengan kirani, bisa bisanya setelah ke jadian semalam dan tadi pagi. Kirani memilih kembali ke rumah sakit untuk menemui Thomas.

“Aku sudah berjanji dengan pak Thomas.”

Rani sekilas menatap Leon yang terlihat kesal dengan jawaban kirani.

“Apa perlu aku mengurung mu di sini, agar kamu tidak bisa bertemu dengan kak Thomas.”

rani menggelengkan kepalanya cepat, dia tidka ingin Thomas melakukan hal yang konyol.

“Kamu percaya sama aku kan…?”

kedua mata kirani menatap ke arah Leon.

“Sedikit…”

“Maksud kamu…?”

kirani manautkan kedua alisnya, wajah cantiknya terlihat mengkerutkan sempurna.

“Rani… apa kamu tidak ingat dengan apa yang kita lakukan semalam dna pagi ini, aku tidak ingin hatimu terbagi menjadi dua. Antara aku dan kak Thomas, rasanya aku tidak rela melihat kamu berdekatan dengan kak Thomas.”

Melihat Leon yang terlihat kesal, rani menggenggam erat tangan Leon yang berada di atas meja. Dia tahu jika Leon sedikit kawatir jika saja hati kirani akan berpindah memilih Thomas, Leon tidak ingin semua rencananya gagal untuk memiliki kirani.

“Aku akan memilih kamu.”

Kirani menjeda ucapannya, dia masih menatap Leon.

“kamu tahu, Aku sudah memberikan segalanya ke kamu. Dan aku tidka ingin memberikan hatiku untuk pak Thomas, karena aku yakin jika aku mencintaimu.”

Leon tersenyum senang mendengar ucapan kirani, dia semakin yakin jika kirani akan benar benar memilihnya.

“Benarkah…”

rani menganguk sempurna, dia ingin Leon bisa memperdayainya.

“Baiklah, aku akan mengantarmu. Dan aku punya satu permintaan lagi, setelah itu kamu boleh pergi.”

Perasaan rani menjadi semakin tidak enak mendengar permintaan Leon, dia terpaksa menuruti apa keinginan Leon dari pada dia tidak di perbolehkan bertemu Thomas di rumah sakit.

“Baiklah, apa itu…?”

“Aku ingin mandi bersamamu, dan aku ingin kita menikmati kebersamaan kita walau hanya beberap menit saja.”

Apa yang rani kawatirkan akhirnya akan terjadi, dengan terpaksa rani menuruti keinginan Leon. Setelah menyelesaikan saran terlambat mereka, rani dan Leon segera mandi bersama.

Bukan hanya mandi, Leon pun meminta mengulang kembali kegiatan mereka seperti rasi pagi, dan hanya lantai kamar mandi dan apartemen Leon yang menjadi saksi akan percintaan mereka berdua.

“Apa masih sakit…” tanya Leon melihat rani yang terlihat duduk tidka nyaman di salam mobil.

“Sedikit…”

“Maafkan aku sayang, aku terlalu bersemangat tadi.”

Leon membelai lembut rambut panjang rani, beruntung sehabis mandi Leon tadi meminta asistennya mengantarkan baju wanita model sekarang beserta dalamnya ke apartemennya.

Jadi sekarang kirani bisa mengganti bajunya, dan baju milik rani sengaja dia tinggal di aparetmen milik Leon.

“Maafkan aku ya, aku terlalu bersemangat hari ini dan tadi malam.”

Leon menyesali perbuatannya, sampai rani terlihat kesakitan seperti saat ini.

“Leon… aku takut jika suatu saat aku hamil, sedang kamu melakukannya juga tidak pernah memakai pengaman sama sekali.”

Rani masih memikirkan akan nasib ke depannya, apa lagi Santi dan alex sangat menyayangi Thomas. Dia harus berfikir extra keras untuk bisa merebut hati kedua orang tuanya, agar bisa memiliki restu untuk menikahi kirani sebelum Thomas dan rani menikah.

“Kamu tenang saja, aku akan mempertanggung jawabkan semua perbuatanku.”

Jalanan yang terlihat mulai ramai membuat rani semakin sedikit gusar, rani berulang kali terdiam dan mengalihkan pandangannya.

“Kamu takut, Hmm…”

“Aku bukan takut, tapi gugup.”

ucap rani menjelaskan akan keadaannya saat ini.

“Tenang saja, aku akan temani kamu sampai masuk kedalam.”

Mereka kembali saling terdiam dengan pikiran mereka masing masing, terlihat bangunan bertingkat rumah sakit tempat Thomas di rawat. Perasaan rani menjadi semakin tidak karuan, rasanya ingin sekali dia menghilang dari tempat itu.

Teringat akan janjinya dengan Thomas, rani memantapkan hati dan pikirannya untuk menemui Thomas. Saat akan sampai di kamar inap Thomas, tak sengaja rani bertabrakan dengan seorang wanita.

“Aduh… hei punya mata nggak sih… main tabrak aja.”

Ucap wanita tersebut yang jatuh terduduk bersama dengan rani, sedang Leon yang masih berada di belakang rani dengan segera menolong kirani bangun.

Leon manatap wanita yang di tabrak rani tadi, seketika kedua alisanya bertaut melihat wanita tersebut.

“Catrine…”

ucap Leon melirik melihat catrine yang terlihat salah tingkah, dengan segera catrine segera berdiri dan menjauh dari hadapan rani dan juga Leon.

“Kamu kenal…?” Tanya kirani penasaran.

“Oh tidak, mungkin aq tadi salah lihat.”

Leon dan rani melanjutkan langkah mereka ke kamar Thomas, di benak Leon masih memikirkan catrine yang berada di rumah sakit.

“Apakah mungkin kak Thomas masih berhubungan dengan catrine, jika benar, ini bisa menjadi langkahku maju untuk segera memiliki rani.”

Mereka telah sampai di depan pintu kamar perawatan Thomas, segera Leon membuka pintu kamar tersebut. Terlihat Thomas yang baru saja keluar dari kamar mandi, Leon menatap Thomas tajam.

“Kamu bisa berjalan sendiri kak.” Tanya Leon menatap Thomas.

“Tentu saja aku bisa, lukaku tidak begitu parah. Hei.. rani, tolong aku kembali ke ranjang.”

Leon berdesis, dia tidak suaka melihat sikap Thomas yang terlihat mencari perhatian kirani.

sebelum kirani sampai menghampiri Thomas, Leon menghentikan langkah kirani.

“Biar dia jalan sendiri sampai ke atas ranjang.”

rani melirik menatap Leon dengan kesal, bisa bisanya Leon berkata seperti itu.

“Rani… please…” Thomas menghina menatap rani.

Rani yang tidak tega segera membantu Thomas, dia tidak peduli jika leoan akan marah.

rani dengan pelan memapah thoma kembali ke tempat tidur, tapi tak sengaja Thomas melihat tanda kemerahan di leher kirani. Perlahan jemari tangannya terulur menggelus leher kirani dan Leon dapat melihatnya.

“Ini apa kirani, apa kah ada yang menciummu.” Tanya Thomas penasaran.

Dengan gugup kirani mengelus lehernya, dia teringat tadi pagi saat di dapur Leon meninggalkan jejak kepemilikkannya di leher kirani.

leon tersenyum dan segera memeluk kirani dari belakang, dia tersenyum kembali menatap ke arah Thomas.

“Sengaja aku tinggalkan jejak ini, agar kamu dapat melihatnya kak. Dia sekarang telah menjadi milikku, dan jangan berani berani kamu mencoba merusak hubungan kami.”

Ucapan Leon terdengar seolah dia sedang bercanda dan sengaja membuat Thomas kesal, Thomas tertawa melihat reaksi berlebihan Leon.

“Leon… leon… kamu tidak pernah berubah, dari dulu selalu mengecap jika milik kakak menjadi milikmu juga.”

Mendengar ucapan Thomas, rani menautkan alisnya dan segera melepaskan tangan Leon. Jujur dia kesal tapi rani tidka dapat berbuat apa apa lagi, yang dia ingin lakukan hanya segera menjauh dari kakak dan adik yang tampak saling melemparkan argumen masing masing.

Rani menjauh tanpa mengatakan apapun, dia segera duduk di atas sofa. Dia ingin melihat drama apa lagi antara Kakak dan adik di depannya.

“Tadi aku lihat catrine, apa dia baru saja ke sini dan melayani untuk nafsumu kak Thomas.” Bisik Leon yang hanya dapat di dengar Thomas dan Leon.

“Benarkah…” jawab Thomas dengan tenang sambil membenarkan selimutnya.

“Aku juga melihat berapa banyak tisu di tempat sampah, dan juga…” Leon menghentikan ucapannya, dia sengaja menarik sedikit baju pasien yang di pakai Thomas. Terlihat dengan jelas banyaknya bercak kemerahan di dada Thomas.

“Hmm… cukup pintar juga tuh cewek meninggalkan jejaknya.” Lirih Leon melepas kasar baju Thomas,

Thomas sepertinya tidak terpancing dengan ucapan ucapan Leon, dia memang bisa menangkan emosinya. Walaupun sampai leon memukul wajah tampan Thomas, Thomas tidak akan pernah membalasnya.

“Sepintar pintarnya tupai melompat pasti akan jatuh juga.” Leon pergi meninggalkan Thomas yang masih tersenyum melihat tingkah dan ucapan Leon.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!