SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30. PENGKHIANATAN
Kate dan Jessy berdiri di depan pintu ruangan dengan wajah penuh kekhawatiran. Berkali-kali mereka ingin membuka pintu dan masuk ke dalam untuk memastikan kalau gadis kecil yang mereka layani baik-baik saja di dalam sana.
Bagaimana perempuan-perempuan yang merupakan anak buah Dante itu tidak khawatir saat Rosetta tidak kunjung keluar dari ruang kerjanya selama nyaris empat jam. Ditambah mereka juga dilarang Rosetta untuk masuk dan mengganggu gadis itu, karena Rosetta sedang mengerjakan pekerjaan yang luar biasa penting dan membutuhkan konsentrasi tinggi.
Suara derap langkah kaki terdengar dari lantai bawah, membuat Kate dan Jessy berlari menuju ke sumber suara untuk melihat siapa yang datang.
"Mr. Dante, akhirnya Anda datang juga," sapa mereka dengan perasaan lega sekarang.
"Ada apa? Apa yang terjadi sampai kalian memanggilku ke sini?" tanya Dante penasaran.
"Miss Rosetta tidak keluar dari kamarnya sudah hampir selama empat jam dan kami dilarang untuk masuk apalagi mengganggunya. Kami khawatir dengan keadaannya di dalam tapi kami juga tidak berani untuk membantah perintahnya karena Miss Rosetta benar-benar terlihat serius," beritahu Kate.
Dante menghela napas panjang saat mengerti situasinya. Terkadang sifat Rosetta ini benar-benar mengingatkannya pada Rion. Haruskah Dante mencarikan Rosetta asisten yang tidak hanya dapat membantu segala urusan gadis itu tapi juga menjaga Rosetta agar tetap dalam keadaan baik-baik saja? Ya, akan Dante carikan orang yang cocok untuk pekerjaan itu. Ia tidak ingin keponakannya terlalu tenggelam pada pekerjaan dan juga ambisinya seperti ini.
"Biar aku yang urus. Kalian berdua siapkan cemilan dan juga makanan manis, kalau bisa es krim," perintah Dante yang kemudian berjalan ke lantai dua menuju ruang kerja Rosetta.
Kate dan Jessy bergegas melakukan apa yang Dante perintahkan. Mereka menyiapkan semua makanan kesukaan sang nona kecil mereka di dapur. Tentu stok makanan selalu tersedia di rumah besar ini, mengingat tidak hanya Rosetta yang berkunjung, tapi banyak juga yang lain, bahkan Lucas.
"Rose?" panggil Dante seraya mengetuk pintu ruang kerja gadis tersebut.
Untuk beberapa saat tidak ada jawaban dari dalam, membuat Dante mau tidak mau membuka pintu. Dahi Dante berkerut dalam saat melihat betapa konsentrasinya Rosetta dengan yang ia lakukan sekarang. Bisa terdengar dari irama keyboard yang memenuhi ruangan tanpa henti.
"Rose?" panggil Dante lagi bersamaan dengan dirinya menepuk lembut pundak gadis itu.
"Uncle?" Rosetta menolehkan kepala.
Namun netra Dante melebar saat ia melihat wajah Rosetta, mata gadis itu telah basah. Tidak, lebih dari itu. Mata gadis itu sembab, menandakan kalau Rosetta menangis cukup lama.
"Rose, ada apa? Kenapa kau menangis?" tanya Dante panik, mengingat ia jarang sekali melihat keponakannya ini menangis.
"Uncle?" Rosetta menghentikan kegiatannya dan memeluk pamannya.
Dante yang bingung hanya membalas pelukan Rosetta, mengelus punggung gadis itu untuk menenangkannya. Bisa ia dengar isakan kecil dari Rosetta, gadis itu kembali menangis. Ia ingin bertanya, tapi sepertinya Dante harus bersabar.
Rosetta tidak tahu harus bagaimana saat ia mendapati apa yang ia cari namun tidak menyangka akan mendapatkan sesuatu tak terduga.
"Tenanglah. Katakan padaku ada apa? Kalau ada yang berusaha menyakitimu, akan Uncle urus," ucap Dante.
Rosetta melepaskan pelukannya, dan menunjuk ke salah satu layar di sebelah kanan gadis itu. Sebuah foto dari orang yang mengkhianati perusahaan Lorenzo.
Awalnya Dante tidak mengerti kenapa foto orang tersebut menjadi perhatian Rosetta, sebelum akhirnya Dante memikirkan satu kemungkinan yang ia harap tidaklah benar.
"Pengkhianatnya," ucap Rosetta.
Satu kata tersebut sanggup membuat Dante tidak ingin percaya. Rasanya tidak mungkin kalau orang itu adalah pengkhianat dari Lorenzo, padahal ia tahu betapa orang itu mencintai perusahaan Lorenzo dengan amat sangat sejak lama sekali.
"Ini, berikan pada Daddy. Data projek barunya sudah kudapatkan kembali, tapi Uncle harus menangkap orang itu sebelum dia memberikan data projeknya kepada orang lain. Tapi, jangan hakimi dia, aku yakin kalau dia punya alasan kenapa melakukannya. Karena di masa depan yang aku tahu, dia salah satu orang yang berusaha membantu kebangkitan Lorenzo lagi," kata Rosetta seraya memberikan Flashdisk berisi semua data-data projek yang dicuri.
"Bagaimana kau tahu kalau pengkhianat Lorenzo itu benar-benar dia?" tanya Dante.
Rosetta membuka file hasil pencariannya tentang masalah ini. Dan menunjukan sebuah history IP pada komputer-komputer di perusahaan. Dan ada satu alamat IP yang terulang, dengan nama dan lokasi IP jelas menunjukkan lokasi pemilik IP tersebut. Dan Rosetta menunjukkan rekaman CCTV yang jelas menunjukkan seseorang berada di depan komputer dalam waktu yang sesuai dengan waktu login IP tersebut.
Ah, pantas saja Rosetta menangis. Sama seperti Dante, gadis ini tidak percaya kalau orang tersebut adalah dalang di balik kekacauan ini. Rasanya benar-benar tidak bisa diterima. Entah bagaimana respon Rion saat tahu mengenai orang ini. Akan sehancur apa adik iparnya itu ketika lagi dan lagi ia harus mendapatkan pengkhianatan.
"Ada satu yang membuatku janggal. Ternyata dia sudah mencuri data itu sejak tiga hari lalu, tapi dia justru belum melakukan pergerakan berarti. Dibandingkan mencuri, dia lebih tepatnya menyembunyikan data-data itu dengan menggunakan cara steganografi, dimana dia menyembunyikan file di dalam file lain dan perlu beberapa cara untuk menemukan file yang disembunyikan," jelas Rosetta.
Dante mencoba memahami situasi yang Rosetta katakan. Rasanya memang ada yang janggal jika dilihat dari penjelasan Rosetta. Karena jika orang itu ingin mencuri data-data projek tersebut, kenapa ia justru memilih menyembunyikannya di komputer perusahaan juga. Terutama dengan cara yang tidak dapat diketahui oleh siapa pun.
"Beritahu Daddy tentang ini. Aku yakin Mommy bisa memulihkan data-data yang ada dalam waktu singkat. Aku hanya minta, tolong cari tahu kenapa dia sampai melakukan hal itu," kata Rosetta.
Dante mengangguk dan tersenyum sambil mengelus kepala Rosetta lalu berkata, "Sekarang istirahat dulu. Kau perlu menenangkan diri. Setelah ini biar Uncle yang urus sisanya. Terima kasih sudah mau membantu."
Rosetta tersenyum simpul, masih belum menerima kalau orang tersebut adalah salah satu dari pengkhianat Lorenzo. Well, tidak sepenuhnya pengkhianat Rosetta duga. Ia tidak yakin kalau orang itu dapat mengkhianati ayah Rosetta.
Dante membawa Rosetta turun ke lantai bawah, mendudukkan gadis itu di sofa. Ia menelepon Arthur untuk datang menemani Rosetta, sementara Dante akan pergi segera untuk mengurus masalah ini.
Walau ketika Arthur datang, sepertinya ada tamu lain yang tidak pernah ia duga akan ikut datang bersama Arthur. Baik Dante maupun Rosetta terkejut setengah mati melihat siapa yang datang bersama Arthur.
"Rod?" ucap Rosetta yang masih terkejut atas kehadiran saudara kembarnya itu di mansion ini.
"Aku sudah tidak sabar lagi, kapan kau mau menjelaskan semaunya padaku, Rose? Kau pikir aku tidak tahu kalau kau bertingkah aneh beberapa bulan ini? Kau lupa kalau kita kembar, apa yang kau rasa aku juga bisa merasakannya? Apa yang kau lakukan sampai kau merasa khawatir sebesar itu?" tuntut Roderick.
"Maaf, Rod tahu kalau aku akan datang menemui Rose. Dia sampai mengancam akan memberitahukan Uncle Rion dan Auntie Lili jika tidak membawa Rod ke sini," jelas Arthur.
Dante dapat melihat keterkejutan dan juga rasa takut dari paras Rosetta. Dengan cepat Dante menepuk kepala keponakannya itu dan tersenyum sebagai tanda kalau tidak masalah jika memberitahu yang terjadi kepada Roderick. Toh, Roderick sebelas dua belas seperti Lucas. Dan benar kata Roderick kalau ia adalah kembaran Rosetta, dan Roderick akan selalu tahu apa yang kembarannya itu rasakan. Tidak mungkin untuk berbohong lebih lama. Roderick jauh lebih cerdas untuk bisa ditipu.
Arthur menggiring Roderick ke arah sofa untuk duduk. Setidaknya membiarkan si kembar ini bicara dalam keadaan tenang. Ia yakin kalau Roderick merasa dikhianati karena tidak diberitahu apa pun soal Rosetta. Walau ia juga yakin kalau Roderick tidak akan sampai membenci kembarannya itu setelah mendengar apa yang terjadi.
Ya, Dante membiarkan keponakan kembarnya itu bicara. Sementara dirinya akan mengurus masalah serius sekarang. Ia harus menangkap orang itu dan mendapatkan penjelasan akan kekacuan yang ditimbulkannya ini.
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
lagiiiiii
lagiii
up
up
up