Aaron Conan Drax, seorang pengusaha muda serta anak tunggal dari keluarga kaya yang terpaksa menikahi seorang wanita sederhana, Hayley Marshall, sebagai pengantin bayaran demi menyelamatkan hubungan dirinya bersama sang kekasih.
Namun, tidak di sangka jika kekasihnya berkhianat darinya. Aaron memilih untuk melepas dengan ikhlas, namun kini dirinya terjebak dengan perasaan yang membingungkan kepada istri bayarannya.
Aaron sudah kalah start, Hayley sudah menjatuhkan hatinya pada laki-laki lain yang tidak lain dan tidak bukan adalah rekan bisnis Aaron.
Akankah kontrak pernikahan mereka berakhir begitu saja, hanya waktu yang akan menjawabnya.
Happy reading 🖤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk
Aaron pergi ke sebuah bar yang terletak tidak jauh dari hotel tempat dirinya dan Hayley menginap, entah mengapa perasaannya kali ini sangat kacau.
Bukan hanya karena gosip yang baru saja dia dengar dari salah seorang rekan bisnisnya, melainkan dirinya juga di bingungkan dengan sikap Hayley yang seolah tidak peduli dengan dirinya, apalagi persoalan tentang Marcel selalu saja mengusik ketenangan hatinya.
Entah sudah berapa botol wine yang ia teguk habis, laki-laki itu tidak pernah merasa cukup, demi menentramkan pikirannya yang kacau, ia terus memesan minuman ke pelayan bar.
🖤🖤🖤
Waktu sudah hampir menunjukkan dini hari, Hayley belum mampu terlelap, ia gelisah karena Aaron tidak kunjung kembali ke kamar.
"Kemana sih orang itu, bikin orang takut aja," batin Hayley. Dia tidak lagi bisa menyembunyikan kekhawatirannya, beberapa kali menghubungi Aaron melalui ponselnya, namun tidak ada jawaban sama sekali.
Karena cuaca di negara ini cukup dingin, Hayley memasang mantel di tubuhnya dan bergegas keluar dari kamar, ia menanyakan kepada semua petugas hotel yang ia temui mengenai keberadaan Aaron.
Sampai ia sampai di pintu utama hotel, ia bertanya pada seorang satpam muda.
"Apakah anda melihat suami saya? ini fotonya." Hayley menunjukkan foto Aaron di layar ponselnya pada satpam.
"Oh, tentu saja. Dia pergi ke bar, tidak jauh. Di sana." Satpam itu menunjuk sebuah bar yang berada di sisi kiri hotel dengan tampilan klasik yang unik.
"Terimakasih banyak," ujar Hayley, ia bergegas pergi menyusul Aaron.
Setelah sampai di dalam bar, Hayley mengedarkan pandangan menyisir seluruh ruangan bar. Tempat ini sangat luas, terdapat dua lantai yang berisi sofa-sofa panjang di bagian pojok dengan lantai dansa di area tengahnya.
Setelah cukup lama menyisir lantai bawah, Hayley di arahkan oleh pelayan bar untuk mencari Aaron ke lantai dua. Dan ternyata benar, laki-laki itu sedang dalam keadaan sangat berantakan berbaring lemas di sofa sendirian.
"Mr. Ice, kamu gila, ya!" pekik Hayley, ia menggoyang-goyangkan tubuh Aaron berusaha memulihkan kesadaran laki-laki itu.
"Bangun! bangun!" teriak Hayley.
Sedikit demi sedikit, Aaron membuka matanya, ia menatap Hayley dalam keadaan setengah sadar.
"Hayley ...." bisik Aaron.
"Kamu jangan dekat-dekat Marcel, dia itu jahat, Hayley. Dia ...."
"Ngomong apa sih, dasar pemabuk!" maki Hayley, ia mencoba membangunkan Aaron dan memapah tubuhnya berjalan menuruni anak tangga.
"Hay, Marcel itu ...."
"Ah, Hayley ...."
"Hay ... ley ...."
"Diem!" bentak Hayley, ia sudah mulai risih dengan bisikan Aaron yang menyebut namanya dengan desahan aneh yang membuat bulu kuduknya meremang.
Dengan susah payah Hayley memapah tubuh Aaron yang lumayan berat baginya, akhirnya mereka sampai di depan hotel, satpam yang memberi tau tentang keberadaan Aaron tadi langsung membantu Hayley untuk membawa kembali Aaron menuju kamarnya.
"Hah, merepotkan sekali kamu ini, Mr. Ice." gerutu Hayley.
Dengan hati-hati ia melepas sepatu dan kaos kaki yang masih melekat di tubuh Aaron, namun saat Hayley berusaha melepas dasinya, Aaron tiba-tiba menarik tengkuk leher Hayley dan membuat wajah gadis itu hanya berjarak satu sentimeter dari wajah Aaron.
"Lepaskan aku, Mr. Ice. Lepas!" teriak Hayley, ia memukul dada Aaron berkali-kali sambil terus berontak.
"Kenapa? bukankah kita adalah suami istri?" tanya Aaron dengan suara serak, ia tersenyum miring.
"Lapas! atau aku teriak lebih keras," pekik Hayley, tubuhnya bergetar hebat, ia ketakutan.
"Teriak saja, teriak!" Aaron merengkuh tubuh Hayley dengan erat sambil tersenyum jahat.
Hayley masih berusaha untuk melepaskan diri, dia menancapkan sikunya di dada Aaron dan menekannya keras sampai laki-laki itu meringis kesakitan.
Saat Aaron mulai lengah, ia langsung mendorong tubuh laki-laki itu dan langsung berlari menuju kamar mandi lalu menguncinya dari dalam.
Samar-samar, Hayley mendengar Aaron memanggil namanya, meneriakkan nama Kathrine dan bergumam tidak pasti.
Hayley bernafas lega di dalam kamar mandi, hampir saja dirinya menjadi santapan Aaron yang tidak sepenuhnya sadar.
Sampai saat ini, Hayley masih berpegang teguh pada perjanjian kontrak itu. Mereka tidak akan melakukan hubungan suami istri selama pernikahan ini berlangsung, selama tidak ada cinta di antara mereka, pantang bagi Hayley untuk merelakan tubuhnya sebagai pemuas nafsu sesaat bagi Aaron, meskipun laki-laki itu adalah suaminya.
Aaron memang berhak mendapatkan tubuh Hayley, tapi laki-laki itu sendiri yang menciptakan perjanjian diantara mereka. Bagi Hayley, boleh saja harga dirinya kini di tukar sebagai istri bayaran, namun untuk kehormatan dan kewanitaan, Hayley tidak akan semudah itu melepaskannya.
Menunggu sampai Aaron tersadar, Hayley duduk di lantai kamar mandi, ia menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut, matanya basah, menangisi nasib yang hampir membuatnya gila, bahkan tanpa sadar, ia tertidur dalam posisi duduk memeluk lutut.
Tok .. Tok ... Tok ...
Ketukan pintu berkali-kali membangunkan Hayley, gadis itu terkejut dan mengusap matanya pelan, merasakan tubuhnya yang nyeri karena tidur dalam posisi yang bukan seharusnya.
"Ah, sudah jam berapa ini," gumam Hayley, lalu ia tersadar jika di depan pintu kamar mandi Aaron sudah berdiri menunggunya.
"Mr. Ice, kamu sudah sembuh?" tanya Hayley dari balik pintu.
"Buka, Hayley. Buka," ujar Aaron lemah.
"Jawab dulu pertanyaanku, kamu nggak bakal macem-macem kan?" tanya Hayley memastikan.
"Nggak, tolong buka pintunya."
Dengan hati was-was Hayley membuka pintu kamar mandi pelan, namun Aaron langsung mendorongnya kasar dan berlari menuju kloset.
Aaron muntah berkali-kali, laki-laki itu terlihat sangat pucat. Hayley dengan sigap langsung mencari kotak P3K yang tersedia di kamar ini dan memijat tengkuk leher Aaron menggunakan minyak kayu putih.
Setelah cukup lama, akhirnya Aaron berhenti muntah dan meminta Hayley menuntunnya menuju tempat tidur.
"Kamu baik-baik saja, Mr. Ice?" tanya Hayley. "Mau ku ambilkan sesuatu?"
Aaron hanya menggeleng lemah, laki-laki itu terlihat tidak berdaya. Hayley langsung menghubungi petugas hotel dan meminta mereka mengirim dokter untuk memeriksa keadaan Aaron.
Sambil menunggu dokter sampai, Hayley mengganti kemeja Aaron dengan kaos baru dan mengusap beberapa bagian tubuh laki-laki itu menggunakan air hangat, bau alkohol sangat menyengat dari tubuh Aaron membuat Hayley sendiri merasa pusing.
Selang 30 menit, dokter sampai di kamarnya dan memeriksa keadaan Aaron.
"Apa dia baik-baik saja, Dok?" tanya Hayley khawatir.
"Hanya dehidrasi, tekanan darahnya tinggi, dia juga terlalu banyak mengkonsumsi alkohol," jelas dokter. "Sebaiknya istirahat total untuk dua hari ini demi memulihkan kondisi tubuhnya," imbuh dokter.
"Baik, lalu apa yang bisa saya lakukan?" tanya Hayley.
"Cukup pastikan dia minum banyak air putih dan konsumsi vitamin yang saya resepkan. Biasanya keadaan seperti ini hanya di alami oleh orang yang baru pertama kali mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak," jelas dokter. "Beri suami anda batasan ketika minum," imbuhnya.
"Baik, Dok. Terimakasih banyak," ujar Hayley, ia lalu mengantarkan kembali dokter keluar kamarnya.
🖤🖤🖤
Bersambung ...