NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:977
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB X: Pengawas dan Jaringan Tersembunyi

Pagi hari Arion kini adalah sesi strategi rahasia. Ia tidak lagi melihatnya sebagai ritual keluarga, tetapi sebagai briefing harian dengan dua penjaga keamanannya.

Luna dan Kyra duduk di meja sarapan, sama-sama cantik, tetapi kini Arion melihat perbedaan yang jelas dalam peran mereka. Luna, dengan gelang peraknya yang terkunci dan pandangan yang seringkali melamun, adalah Inti Emosi—kekuatan yang harus dikendalikan. Sementara Kyra, dengan gelang emasnya yang bermata terbuka, adalah Pengawas—orang yang menjaga agar inti itu tetap stabil dan mengawasi Jangkar.

"Kak Arion terlihat sangat tenang hari ini," komentar Kyra, menyeruput kopinya. Gelang emas tipis itu tampak berkilauan di pergelangan tangannya.

"Aku selalu tenang, Kyra," balas Arion, nadanya datar. "Aku sudah bilang, aku mengerti peranku sekarang. Aku adalah jangkar."

Luna menatap Arion dengan mata penuh harap. "Jadi, Kakak tidak akan mencari tahu lagi tentang... hal-hal lama?"

Arion tersenyum, senyum yang disengaja. "Untuk apa? Kebenaran itu ada di sini. Aku tahu kalian berdua aman, dan aku akan memastikan itu tetap seperti itu."

Kata-kata Arion, yang sarat janji dan kepastian, berhasil meredakan kekhawatiran Luna. Gadis itu kembali ke mode manja dan riangnya.

Namun, Kyra tidak tertipu. Mata terbukanya menatap Arion, menimbang setiap kata. Ia tahu Arion berbohong.

Saat Kyra dan Luna bersiap ke kampus, Arion segera pergi ke ruang kerjanya. Ia harus menggunakan briefing rahasia Danu tentang "Kelompok S."

Danu telah menemukan petunjuk samar tentang sebuah organisasi yang menyebut dirinya 'Ikatan Mata' di Provinsi S, yang diduga terlibat dalam praktik adopsi ilegal atau pemindahan anak-anak dengan 'potensi' tertentu. Kelompok ini menggunakan simbol mata, yang secara resmi diklaim sebagai simbol spiritual, tetapi secara tidak resmi terkait dengan kepemilikan.

Arion segera mengambil post-it dengan cetak biru kunci kotak besi itu. Ia tahu ia tidak bisa memesan kunci ini di Jakarta tanpa menimbulkan kecurigaan. Ia harus membuat duplikat sendiri.

Dengan keahlian arsiteknya, Arion mulai merancang model 3D dari kunci itu. Kunci itu harus sempurna, karena ia membutuhkan kunci cadangan yang bisa ia gunakan jika situasinya memburuk.

Saat Arion larut dalam pekerjaannya, ponselnya bergetar. Itu adalah panggilan video masuk dari Kyra.

Arion menekan tombol jawab. "Ya, Kyra. Kau sudah sampai kampus?"

Wajah Kyra memenuhi layar. Ia tidak berada di kampus. Ia berada di mobilnya, diparkir di pinggir jalan. Di kursi belakang, Luna tampak sedang tidur.

"Kami belum sampai, Kak. Kyra harus mampir sebentar," kata Kyra, suaranya pelan. "Ada yang ingin Kyra tunjukkan pada Kakak."

Kyra membalik kamera ponselnya. Pemandangan di luar jendela mobilnya adalah sebuah kafe tua yang terlihat sepi.

"Kakak lihat kafe itu? Kafe Mata Air. Itu kafe yang dulu sering kami datangi saat masih dengan Ibu," Kyra berbisik. "Beberapa hari terakhir, ada pria tua yang duduk di sana, setiap hari, dari pagi sampai sore."

Kyra memperbesar gambar. Arion melihat seorang pria paruh baya, berpakaian biasa, yang terlihat tenang—tetapi tatapannya tajam dan fokus ke satu arah.

"Dia selalu melihat ke arah rumah kita, Kak. Bukan ke arah rumah kita, tapi ke arah... kita," jelas Kyra.

Arion merasakan darahnya membeku. Mereka diawasi. Kelompok itu mungkin sudah mulai bergerak setelah kematian Ibu mereka dan hilangnya jangkar lama mereka.

"Kau yakin dia mengawasi?" tanya Arion, mencoba tetap tenang.

"Sangat yakin. Dia tidak memesan apa pun. Dia hanya duduk di sana, memegang tas ransel hitam. Dan dia selalu mengenakan cincin perak dengan ukiran di jari manisnya," Kyra memperkecil gambar, lalu menunjuk jari manisnya sendiri. "Bentuknya seperti mata yang terbuka. Sama seperti gelangku."

Arion menyadari kebenaran yang mengerikan: Kyra bukan hanya seorang pengawas. Kyra adalah jaringan pengintai mereka. Dia membiarkan Arion mengetahui pria ini karena Kyra menganggap Arion cukup kuat untuk menghilangkan ancaman ini, dan dengan melakukan itu, Arion semakin terikat pada mereka.

"Kyra, kau tidak boleh mendekatinya. Kau harus langsung pergi ke kampus. Sekarang!" perintah Arion dengan nada mutlak.

"Tenang, Kak. Kyra tahu batas. Tapi Kakak harus tahu, mereka sudah dekat," kata Kyra. "Sekarang, berikan janji itu lagi, Kak. Janji bahwa Kakak akan menjaga kami, walau dengan cara Kakak yang logis itu."

Arion mengerti. Ini adalah ujian terakhir. Ujian yang membuktikan apakah Arion akan bertindak sebagai Jangkar atau sebagai Pria yang melarikan diri.

"Aku janji, Kyra. Aku akan mengurusnya. Kalian harus aman. Tugas kalian sekarang adalah menjadi normal, dan jangan pernah melepas gelang itu, Luna, terutama kau!" tegas Arion, menatap wajah Luna yang kini kembali terlihat di layar.

Kyra tersenyum puas. "Baik, Kak Arion. Kami akan menjadi normal."

Panggilan terputus.

Arion mematikan komputernya. Ia tidak bisa lagi merancang kunci duplikat. Ancaman itu nyata dan sudah ada di luar gerbangnya.

Ia mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar dari rumah.

Ia adalah Jangkar. Dan Jangkar sejati akan melindungi kapalnya dari badai, bahkan jika badai itu adalah dua adik tirinya sendiri.

Arion tahu ia harus menghadapi Pria Mata Terbuka di Kafe Mata Air itu. Tetapi ia juga tahu, ia harus membawa bukti rahasia yang ia temukan di gudang bawah tanah.

Arion tidak lagi bertarung untuk keluar dari rumah. Ia bertarung untuk melindungi rumah itu—rumah yang kini telah menjadi sangkar bagi dirinya dan dua bidadari yang merupakan buronan paling cantik di kota.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!