NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Lagi

Terpaksa Menikah Lagi

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:73.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nicegirl

Keilani Nassandra telah dijatuhi talak tiga oleh Galang Hardiyata, suaminya.

Galang masih mencintai Kei begitu juga sebaliknya, Kei pun masih mencintai Galang, teramat sangat mencintai lelaki yang sudah berkali-kali menyakiti hatinya itu.

Kei dan Galang berniat rujuk kembali, akan tetapi, Kei harus menikah terlebih dahulu dengan lelaki lain, setelah Kei dan lelaki lain itu bercerai barulah mereka bisa rujuk kembali.

Oleh sebab itu Galang meminta bantuan temannya di salah satu club eksklusif yang Galang Ikuti Hardhan Adipramana untuk bersedia menikahi Kei dan segera menceraikan Kei setelah mereka melewati malam pertama.

Bagaimana reaksi Galang begitu mengetahui Hardhan adalah Presdir dari beberapa perusahaan terbesar abad ini?

Mampukah Kei bertahan dengan sikap dingin dan arogan Hardhan?

Dan pada akhirnya ...
Ketika cinta harus memilih ...
Siapakah yang akan dipilih Kei?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bosan

Pada malam harinya, Kei dan Hardhan dinner sambil berpesiar menyusuri sungai Seine dengan Yacht. Dinner cruise yang ekslusif itu memiliki atmosfir yacht yang klasik sekaligus mewah dan berkelas, dengan makanan yang super lezat.

Menikmati dinner di atas yacht, dengan panorama gemerlap kota paling romantis sedunia, yang terlihat jauh lebih indah saat malam hari, dengan lampu-lampu yang menjadi dekor utama dari kota ini, dan cahaya bulan yang terpantul di permukaan sungai Seine, membuat Kei benar-benar terpukau dibuatnya.

"City of lights," kata Hardhan sambil melampirkan jasnya ke pundak Kei.

Masih terasa sisa panas dari tubuh Hardhan di jasnya yang meresap ke pori-pori Kei, memberikan sedikit kehangatan. Udara malam itu sebelas derajat, tidak terlalu dingin, hanya anginnya saja yang berhembus kencang, dan mampu menembus sampai ke tulang-tulang.

"Yah, mengingat banyaknya lampu-lampu yang menerangi kota ini, dan Menara Eifel itu ... Berapa lampu yang terpasang di sana?" tanya Kei.

"Kurang lebih dua puluh ribu lampu. Tapi bukan karena itu Paris mendapat julukan City of Lights. Maksudnya lights disini adalah sebagai simbol dari ilmu pengetahuan. Paris banyak melahirkan pemikiran ilmu baru, dan memberikan pencerahan bagi umat manusia."

"Maksudnya?"

"Fashion, Desain, Gastronomi, Aeronotic, Geologi, semuanya bermuara di Perancis. Dan Paris, sudah seperti pusat pendidikan dan budaya di seluruh dunia."

"Dan reputasi atas makanan gourmetnya," lanjut Kei.

Hardhan mengusap rambut Kei,  "Mumpung di sini, kau mau ikut kelas memasak? Kau bisa belajar cara membuat macarons khas Perancis, atau membuat croissant."

"Bolehkah?" tanya Kei dengan wajah berseri-seri.

Jemari Hardhan mengusap pipi Kei,  "Hmmm ... Kita lihat saja nanti malam."

"Kok nanti malam?" tanya Kei polos.

"Tergantung kau bisa memuaskanku atau tidak," bisik Hardhan lembut di telinga Kei.

***

Dan raksasa itu benar-benar membuatku terjaga semalaman! Dia bercinta denganku sepanjang malam! sungut Kei dalam hati, mengingat gairah suaminya semalam, dan mungkin masih terus berlanjut jika Kei tidak benar-benar tertidur. Sambil menguap lebar, Kei duduk di bar stool.

"Mon Dieu! Ada apa denganmu, Ma chérie? Kau terlihat mengerikan," tanya madame Agathe.

Kei terlihat pucat dan letih, matanya di kelilingi lingkar hitam, wajahnya sekarang pasti terlihat dua kali lebih tua dari usianya.

"Aku tidak menyangka seorang pria bisa mempunyai hasrat sehebat itu, Madame," gumam Kei lebih ke diri sendiri sambil menyusuri jemarinya di sekeliling cangkir teh.

"Ahhh, saya mengerti," kata madame Agathe sambil tersenyum simpul.

Key meneguk habis tehnya,  "By the way, di mana Hardhan, Madame?"

"Monsieur ada keperluan mendesak katanya, dan akan kembali saat jam makan siang nanti."

Kei melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, berarti sekitar dua jam lagi Hardhan baru kembali. Madame Agathe meletakkan semangkuk sup di depannya.

"Waw ... Apa ini? Terlihat menggiurkan," tanya Kei.

"Soupe a l'oignon, monsieur Hardhan meminta saya membuatkannya untukmu," jawab madame Agathe sambil menyeringai.

Kei memasukkan satu sendok penuh sup itu ke mulutnya,   "Hmmm benar-benar lezat madame," puji Kei sambil memejamkan matanya, merasakan potongan daging ayam dan parutan keju yang menyatu dengan kuah sapi yang kental dan potongan bawang putih.

Dalam sekejap sup itu sudah habis, bahkan Kei sampai dua kali nambah. Perbuatan Hardhan semalam benar-benar menguras tenaganya.

"Saya senang madame menyukai masakan saya. Nah ini hidangan penutupnya, saya buatkan cream puffs dengan saus sark chocolate," madame Agathe mengambil mangkuk sup yang sudah habis dan meletakkan sepiring dessert di tempat sup tadi.

"Wah bisa naik berapa kilo nih aku, terima kasih Madame Agathe, masakan anda benar-benar juara!" puji Kei sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

Selesai menghabiskan dessertnya, Kei setengah berbaring di sofa panjang depan televisi sambil menunggu Hardhan pulang. Madame Agathe sibuk bersih-bersih sambil bercerita panjang lebar mengenai Paris.

Sesekali madame Agathe mengatakan guyonan yang membuat Kei tertawa. Dan sekali lagi Hardhan benar, Kei bisa langsung akrab dengan madame Agathe.

Kei terbangun karena suara seseorang yang mendengkur, suara itu berasal dari madame Agathe yang tertidur pulas di sofa kecil, kedua tangannya terkulai di sisi bangku, rupanya mereka berdua sama-sama tertidur tadi.

Kei melirik jam yang menunjukkan pukul empat sore, dan Hardhan belum juga kembali. Kei mengambil ponselnya berniat menghubungi Hardhan, tapi batal karena ia tidak punya nomornya.

Kemana perginya Raksasa itu?

"Kau sudah bangun, Ma chérie? Monsieur belum kembali?" tanya madame Agathe lalu menguap lebar.

"Belum madame. Sudah jam empat kamu boleh pulang sekarang, saya tahu ini sudah melewati jam kerjamu."

"Oh tidak masalah, tadi monsieur Hardhan memintaku untuk menemanimu."

"Itu kan saat Hardhan pikir dia pulang jam makan siang, sudah tidak apa-apa madame, pulanglah."

"Kau yakin tidak ingin saya temani?"

Kei mengibas tangannya,  "Aku bukan anak kecil madame," kata Kei sambil menyeringai lebar.

"Baiklah kalau begitu, sampai jumpa besok, Ma chérie." madame Agathe mengecup pipi Kei lalu melangkah ke arah pintu keluar.

"Hmmm Madame ... "

Langkah madame Agathe terhenti, tangannya menggantung di gagang pintu, lalu ia balik badan ke arah Kei,

"Oui, Ma chérie?"

"Kamu tahu nomor handphone Hardhan?" tanya Kei ragu-ragu.

"Saya tidak punya madame Keilani, tapi saya punya nomor handphone monseiur Alex, kalau kau mau."

"Oh Alex juga tidak apa-apa, berapa nomornya?" tanya Kei sambil menghampiri madame Agathe.

Kei memasukkan nomor Alex yang di sebutkan madame Agathe ke contact handphonenya.

Cukup lama Kei menatap nama Alex di layar handphonenya, ingin menelpon tapi ragu-ragu. Setelah satu jam lagi berlalu dan Hardhan belum juga kembali, Kei membulatkan tekadnya untuk menghubungi Alex. Nada sambung baru berdering satu kali, Alex sudah menerima panggilan telponnya.

"Ya nona Kei?" sapanya.

"Kalian masih lama?"

"Boss masih ada rapat dengan koleganya nona, dan belum bisa dipastikan jam berapa selesainya."

"Hmm baiklah, aku bosan sendirian di sini, jadi tolong izinkan ke Hardhan, aku akan jalan sebentar. Tidak jauh-jauh kok, hanya di sekitar apartement saja, bye."

Kei langsung memutuskan sambungan telponnya, bergegas ke kamar dan mengganti pakaiannya.

Mumpung Raksasa sialan itu tidak ada!

Setelah melihat penampilannya sekali lagi di depan cermin, Kei langsung keluar kamar, menuruni tangga dan keluar dari unit penthouse Hardhan.

Kei tahu dari lobby apartment ia harus jalan kurang lebih lima ratus meter untuk sampai ke jalan raya, dan itu bukanlah masalah, kapan lagi Kei bisa menikmati waktu sendiri, ingin jalan kemana juga Kei belum tahu, mungkin sesampainya di jalan raya nanti, ia baru bisa memutuskannya.

"Satu langkah lagi kau jalan, aku patahkan kedua kakimu!"

Suara dingin Hardhan terdengar di belakangnya, membuat langkah kaki Kei terhenti, punggung Kei berubah kaku, dan bulu kuduknya meremang.

Ragu-ragu Kei memutar tubuhnya menghadap Hardhan,  "Hardhan ... " sapanya sambil mendongakkan kepalanya, menatap Hardhan sambil menyeringai kaku. Kesalahan besar, Wajah Hardhan tampak memerah dengan emosinya, membuat jantung Kei langsung mencelos.

Astaga! Aku sudah membuat Raksasa ini murka ...

1
Dian Astutik
cerita yang seru
kesetiaan antar keluarga
Dewa Rana
wah author pintar sekali menggambarkan kota Paris ya...
Dewa Rana
🤣🤣🤣
Dewa Rana
si Inge gak kapok2, padahal udah pernah masuk penjara
Dewa Rana
memang ada ya fak teknik jurusan tata boga?
Dewa Rana
kei tidak pakai logika, cuman pakai rasa
Dewa Rana
astagaaaa, udah dikasarin begitu masih sayang...? bukan matamu keiii....
Dewa Rana
baca lagi Thor, untuk ketiga kalinya 😃
Lesti Awati
aku jg balik lagi baca dr awal
ceritanya ngangenin walaupun sudah tau endingnya tapi masih semangat baca lagi
⋆.˚mytha🦋
kudunya kei dingetok palanya biar sadar 😑
Dd'Ros Afkar Fauzan
baca lagi di tahun 2025 karena kangen author author noveltoon
Nia Nara
Fakultas teknik jurusan tata boga itu memangnya ada ya thor 😅
Yani Maria Hadiansyah Yani
Sonya aku suka gayamu👍
Yani Maria Hadiansyah Yani
🤣🤣🤣 Di panggil cuman buat liat ke mesraan bos nay
Yani Maria Hadiansyah Yani
Aku balik lagi baca thor soal nya kangen sama ceritanya 😘
ponii
akhirnya ku menemukan mu ..karya kakak author yg Q suka..karna email bermasalah harus turun level dan cari novel yg pernah Q baca yg sae²... 🥰🧡
Nur Liana
dah berapa kali aku baca gak bosen2 kenapa ya🤔🤔🤔
Rara Aska
Luar biasa
Triana Oktafiani
Bagus ceritanya, ditunggu karya2 lainnya
Ari Peny
aq baca lg thor kangen siraksasanya kei hhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!