NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mimah e Gibran

Dalam satu hari hidup Almira berubah drastis setelah menggantikan kakaknya menikah dengan King Alfindra. CEO yang kejam dan dingin.
Apakah Almira sanggup menghadapi Alfin, suami yang ternyata terobsesi pada kakaknya? Belum lagi mantan kekasih sang suami yang menjadi pengganggu diantara mereka.

Atau Almira akan menyerah setelah Salma kembali dan berusaha mengusik pernikahannya?

Yuk simak ceritanya, semoga suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Zion berulah

Madel seperti ragu untuk memberitahu Alfindra atau bukan, akan tetapi seperkian menit selanjutnya ia memilih jujur.

"Tuan, Nona Almira memberi pesan kalau ada mobil yang membuntuti kita," aku Madel.

"Lalu?" Alfindra sampai noleh ke belakang demi membuktikan pesan istrinya.

Madel menggaruk tengkuknya, "tapi mobilnya putar balik. Kemungkinan besarnya, mobil itu sudah mengawasi kita sebelumnya. Tapi kenapa sampai sekarang gak ada hal mencurigakan di belakang?" Madel merasa ada yang mengganjal.

Alfindra sempat bimbang, lalu menatap Madel.

"Jam berapa acara jamuannya?" tanya Alfindra.

"Jam delapan, tapi sebelum itu kita memang ada pertemuan pembahasan bisnis."

"Putar balik sekarang!" titah Alfindra.

"Tapi Tuan..."

"Putar balik, aku mau mengajak Almira ikut juga!" ujar Alfindra tanpa bantahan.

Sampai disana, Madel masih sempat melihat mobil yang dimaksud Almira pergi dari sana.

"Itu Tuan, mobilnya! Plat nomornya sama persis," ujar Madel memberitahu.

Alfindra yang tahu itu mobil Zion diam-diam mengepalkan tangannya erat. Lantas begitu mobil berhenti, gegas turun dan masuk ke gedung apartemen. Memasuki lift yang akan membawanya ke lantai tempat tinggalnya. Menekan sandi, pemandangan pertama saat pintu terbuka membuat hatinya diliputi sesak. Istrinya yang terduduk di lantai dapur sambil mengusap kasar air matanya.

Alfindra meraih sapu tangan di saku dan menyodorkannya ke hadapan Almira tanpa kata.

"Mas..." Almira mendongkak, ia langsung berdiri dan memeluk erat Alfindra.

Isak tangisnya teredam di dada bidang suaminya. Sungguh melihat hal itu sebenarnya membuat Alfindra merasa sakit. Dengan perlahan tangannya terangkat mengusap surai hitam istrinya.

"Kenapa menangis?"

Hiks... Hiks... Hiks...

Almira mengetatkan pelukannya, sampai-sampai jass yang dikenakan Alfindra ikut basah karena ulahnya. Belum lagi, tiba-tiba menjadikan dada bersandarnya sebagai lap ingus setelah menangis, seharusnya Alfindra marah bukan?

"Katakan, ada apa Almira?"

"Apa kamu bisa mempercayaiku mas? Seorang laki-laki datang, ia hampir menyentuhku di lift kalau aku tak berhasil menendang lutut dan menginjak kakinya, mungkin..." Almira menggantung ucapannya. Alfindra sudah menebak jika Zion-lah yang datang mengganggu Almira.

"Tuan waktunya semakin mepet," peringat Madel membuyarkan keduanya.

"Ssttt... Aku tahu, maka dari itu aku kembali. Kemasi barangmu, ikut aku pergi," titah Alfindra.

Almira tak menolak, ia mengangguk saja, mengelap wajahnya dengan sapu tangan kemudian berdiri dan ke kamar.

"Biar aku pilihkan. Masih harus merepotkanmu menemaniku ke perjamuan!" seru Alfindra. Kali ini ia membantu Almira berkemas seperti yang wanita itu lakukan untuknya.

Perjalanan ke Bandung memakan waktu beberapa jam. Meski awalnya ia khawatir Almira akan bertemu dengan papa Dominic, lebih khawatir meninggalkannya di apartemen seorang diri. Apalagi tak ada satupun orang yang bisa dipercaya menjaganya dengan baik, bahkan jika itu Bambang atau Budi. Meski kesetiaan mereka hingga saat ini patut diacungi jempol.

Sepanjang jalan, lebih banyak diam. Apalagi mobil yang mereka kendarai melaju cukup kencang. Selain mengejar waktu, Madel juga mendapat tugas tambahan mengantar mereka mempersiapkan diri untuk perjamuan. Jikalau harus terjadi, malam ini juga Alfindra siap mengakui Almira di depan semua kolega bisnis juga orang tuanya.

Meski kemungkinan resiko terberatnya adalah mengorbankan perasaan Almira untuk dijajah.

"Tuan, mau membeli sesuatu?" tanya Madel.

Alfindra menoleh pada Almira, istrinya itu malah tertidur.

"Kalau ada minimarket," seru Alfindra diangguki Madel. Alfindra tak tahu apa saja yang disukai Almira, ia masuk membeli beberapa jenis camilan, roti juga minuman selagi istrinya tertidur. Setelahnya mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Butuh waktu sekitar tiga jam untuk mereka sampai di Bandung. Beruntungnya ada toll sekarang sehingga mereka tak begitu merasakan capek dan lamanya macet di jalan.

Almira terbangun kala merasakan bibirnya tertempel sesuatu.

Deg...

Jantungnya berdebar kencang kala Alfindra membangunkannya dengan cara tak terduga.

Cup...

Kecupan singkat tak mampu membangunkan Almira, jadi yang Alfin lakukan adalah mengigit bibir sekenyal jeli itu hingga si empu langsung bangun sekaligus terkejut bin meringis meski tak sampai berdarah-darah.

"Mas, ish... Cari-cari kesempatan!" rutuknya memegangi bibir seraya manyun.

"Habis kamu tidur kaya kebo," cibir Alfindra kemudian turun. Madel sudah lebih dulu turun demi membereskan persiapan kamar dan barang bawaan. Sementara sepasang suami istri itu tinggal masuk, nyungsep, atau rebahan karena segala sesuatunya asalkan ada Madel semua beres.

"Berarti Mas juga kebo, mas kan lakinya kebo," gerutu Almira seraya keluar mobil.

Alfindra tak menjawab, ia berjalan lebih dulu dan mengabaikan ocehan Almira.

"Ugh... Kok pusing!" dumelnya sedikit limbung karena efek baru bangun dari tertidur.

Alfin menariknya hingga sampai di kamar yang akan mereka tempati. Luas, nyaman dengan pemandangan hiruk pikuk jalanan Bandung dari atas.

"Hm...." Almira bergumam pelan. Rupanya barang mereka sudah ada disana. Koper miliknya dan sang suami.

"Istirahatlah, jam dua nanti aku ada pertemuan dengan kolega bisnis. Persiapkan diri untuk malam nanti," bisik Alfindra.

"Maksudnya malam nanti?"

Tuk!!!

"Mikir apa? Malam nanti kita ke acara perjamuan. Siapkan dirimu dengan baik, jangan membuatku malu," jelasnya lagi membuat Almira seketika diam dengan wajah memanas. Ia fikir mereka akan menghabiskan mala bersama lagi. Sepertinya otak Almira benar-benar geser.

"Oke!" jawab singkat Almira membuat Alfindra memeluknya dari belakang. Semakin erat, semakin erat hingga Almira merasa sesak dan tak bisa bergerak.

"Mas aku gak bisa gerak!" protes Almira. Alfindra hanya terkekeh, lalu meninggalkannya karena sebentar lagi ia dan Madel harus pergi ke salah satu caffe untuk pertemuan bisnis.

Mendadak sepi, mendadak Almira murung, kenapa saat Alfindra mendekatinya seolah ia tak bisa mengelak, menghindari, yang ada malah perasaan sedih dan tertekan.

Kadang manusia hanya bisa berusaha kuat padahal sebenarnya ia berada di fase terapuh.

***

Jakarta...

Harus Salma akui, ia kepalang nekad. Berurusan dengan Zion bukanlah ide yang baik karena sudah pasti pria itu akan meminta imbalan nyeleneh.

Namun, kali ini Salma salah langkah. Berulang kali ia menelan saliva paksa saat Zion meminta imbalan yang tak main-main dengan janji akan memuluskan langkahnya kembali pada Alfindra.

"One night stand with me? Kamu yakin nona Salma? tidak takut Alfindra tak akan mau lagi menerimamu apalagi..." Zion menjeda ucapannya lalu menyeringai.

"Aku yakin bang! toh dia juga sudah tidur dengan wanita lain. Di dunia ini, tak akan ada kebahagiaan untuk orang ketiga," seru Salma tak kalah menggebu.

"Maksudmu gadis itu?" pancing Zion diangguki Salma.

"Hm, itu mudah. Tapi sayangnya dia tidak ikut ke perjamuan malam nanti di Bandung. Andai dia ikut, apakah masih memiliki muka bertemu papa dan mama!"

"Maksud abang?"

"Maksudku, kalau memang Alfindra serius dengan wanita itu. Bukankah sudah seharusnya seluruh jagat tahu kalau dia sudah menikah seperti yang kamu dan mama katakan. Kenyataannya? Ia malah bersembunyi dengan wanita itu bukan? Sungguh sesuatu yang terbalik..."

1
Henny Tri Mawardhany
Luar biasa
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kk
total 1 replies
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hai kak
Ervina
Luar biasa
Nayyara Gisella Nay Lagooss
😏😏 ceihhh 🤦
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nurfatihah Tiha
/Smile/
Jutawan Tafonao
Pasti silvia dengan senang hati nerima cucunya 🤔
Jutawan Tafonao
Rasakan itu fin biar kamu gak curiga sama org lain bawah yg di kandung istrimu ada lah anak mu
Jutawan Tafonao
Ternyata zion itu jahat ya
Jutawan Tafonao
Itu lah yg di namakan cinta
Jutawan Tafonao
Seharusnya kelakuan salma tau silvia mamanya alfin biar tau rasa
Jutawan Tafonao
Entah kenapa rayyan ikut campur dalam hubungan mereka jelas jelas alfin cemburu katanya teman tapi mebuat almira sengsara
Jutawan Tafonao
Harus begitu fin biar istrimu tidak ada yg mengagap remeh
Jutawan Tafonao
Segitunya cinta alfindra dengan istrinya seru
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: thanks kak
total 1 replies
Jutawan Tafonao
Kasihan cinta bertepuk sebelah tangan/Shame/
Jutawan Tafonao
Awas jadi penggangu lagi
Jutawan Tafonao
Lanjut saya baca ya/Pray/
Jutawan Tafonao
/Chuckle//Silent/
Jutawan Tafonao
kasihan banget almira nya
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
Khotinah Busro
ko si Almira polos wpa bodo banget si
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!