Simpanan Om-om

POV Author

Naina mendengar cerita Jonas dengan baik. Ia akhirnya mengerti kenapa Jonas tidak ingin mengenal cinta karena takut menjadi bodoh seperti Micko. Meskipun Naina juga menyadari bahwa dirinya sudah berubah menjadi orang bodoh karena jatuh cinta pada Jonas. Tapi apa mau dikata, Naina sudah tidak bisa lagi mengubur cintanya ke Jonas.

“Apa jika peristiwa dulu gak terjadi, om gak akan seperti ini ?” tanya Naina.

“Gak tau juga,” jawab Jonas.

“Lalu apa yang akan om lakukan ke Micko dan Imelda ?”

“Mereka gak akan bisa mengusik hidupku, aku lebih pintar dari mereka, tenang saja !”

“Tapi om, jatuh cinta itu gak semengerikan seperti yang om bayangkan. Jatuh cinta itu akan lebih sempurna jika kita bukan hanya mengandalkan perasaan tapi juga otak !”

“Well, sekarang aku akan berusaha menerima cinta.”

“Maksud om ?”

“Ada deh, ya udah aku capek, kamu keluar ya, aku mau tidur !”

“Cinta siapa yang berusaha om terima ?”

“Cewek cantik yang sudah bikin aku panas dingin,” ucap Jonas tersenyum lalu mengusir Naina.

Dikamarnya, Naina mondar-mandir kesana kemari memikirkan kata-kata Jonas. Ia sangat takut jika Jonas akan jatuh cinta pada wanita lain. Siapa wanita yang Jonas maksud ? apakah dia sangat cantik ? apa wanita itu memakai pelet sehingga berhasil membuat Jonas panas dingin ? banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya. Sungguh Naina malam ini gelisah dan tidak bisa tidur. Tengah malam ia baru bisa tidur.

Pagi hari menjelang, hari ini mereka akan berangkat ke London. Jonas sudah bersiap-siap. HP Jonas berbunyi.

“Bos, jetnya sudah siap.”

“Oke, aku dan Naina akan segera ke landasan.”

Setelah menutup panggilan telepon, Jonas lalu menemui Naina. Kamar Naina tidak terkunci. Ternyata Naina masih tidur. Jonas mendudukkan dirinya di pinggir ranjang Naina.

“Wanita yang aku maksud tadi malam adalah kamu.” Ujar Jonas dalam hati sambil memandang wajah Naina yang masih terlelap. Saat Jonas perhatikan, Naina tidur sambil berkeringat. Ekspresi wajah Naina berubah-rubah.

“Apa ia mimpi buruk lagi ?” tanya Jonas dalam hati.

“Nai bangun, Nai, Nai…….”

Aaaaa.....

Teriak Naina yang langsung bangun.

“Om Jonas” Naina langsung memeluk Jonas erat.

“Kamu tiap malam selama ini mimpi buruk terus ya, keringat kamu bercucuran deras banget ?” tanya Jonas cemas.

“Iya om, aku…..”

“Udah Nai, kamu jangan pikirin mimpi lagi, lupain semua yang menyakitkan, ya, sekarang kamu mandi dan siap-siap, habis sarapan kita langsung ke bandara, hari ini kita mau ke London !”

“Iya om, aku permisi dulu !”

Jonas menunggu Naina di meja makan. Tidak berapa kemudian Naina datang dan ikut sarapan bersama Jonas. Selesai makan mereka langsung berangkat. Semua barang sudah dimasukan ke mobil oleh supir Jonas.

Di bandara.

“Kita naik ini om ? kok bentuknya gak besar kaya pesawat kebanyakan ?” tanya Naina melihat pesawat itu.

“Iya karena ini jet pribadiku bukan pesawat penumpang”

“Cuma kita dua om didalamnya nanti ?”

“Ya gak lah, di dalam ada pilot, kop pilot, dan beberapa pramugari, emang kamu bisa nyetir pesawat kalo cuma kita berdua yang ada di dalam ?”

“Gak bisa om” jawab Naina dengan sengirannya.

“Ya udah ayo masuk, Dimas kamu handle pekerjaan di sini !”ucap Jonas yang langsung menggandeng tangan Naina menuntunnya masuk kedalam setelah memerintah Dimas menghedle perusahaan di sini untuk sementara.

“Baik bos.” Jawab Dimas.

“Cewek itu bahkan manggil si bos dengan sebutan om, ceweknya sih cantik, selera bos ternyata daun muda, bos, bos.” Ejek Dimas dalam hati melihat Jonas dan Naina masuk ke dalam jet.