NovelToon NovelToon
Balada Cinta Suratih

Balada Cinta Suratih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Cinta membuat seorang gadis bernama Suratih, menentang restu ayahnya. Damar, pemuda yang membuat hatinya lebih memilihnya daripada apa yang dikatakan orang tuanya, membuatnya mengambil keputusan yang sebenarnya mengecewakan sang ayah. Apakah Suratih akan bahagia membangun rumah tangga bersama Damar, setelah jalan yang dia tempuh salah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 27

Damar beranjak dari duduknya.

"Mau ke mana kamu, Damar?" tanya Sumi dengan sorot mata tajam.

"Balik kamar, bu! Damar mau istirahat, kerjaan di kantor tadi banyak bangat!"

Damar meninggalkan ruangan, tanpa pamit pada bibi dan pamannya.

Laras beranjak dari duduknya, menyusul Damar, "Perlu Laras pijitin gak bang? Laras pinter mijet loh bang! Pijatan Laras juga enak, bang!" cerocos Laras gak tau malu.

"Gak perlu, saya percaya… badan saya pasti bakalan tambah sakit disentuh kamu!" sentak Damar, tanpa menghentikan langkahnya menuju kamarnya berada.

Sumi beranjak dari duduknya, ia mendengar jelas pembicaraan Damar dan Laras. Karena kamar Damar, tepat beberapa meter di depan dari ruang tengah. Tempat dimana mereka berkumpul tadi, guna membahas rencana pernikahan Laras dan Damar.

"Laras, kalian belum muhrim! Gak boleh kalian itu bersentuhan apa lagi sampai kamu masuk ke dalam kamar Damar!" cerocos Sumi dengan nada gak santai.

"Kamu dengar apa yang ibu katakan? Kenapa masih di sini! Merusak suasana aja!" gerutu Damar, dengan netranya yang fokus pada tangannya yang sibuk membuka kunci pintu kamarnya.

"Tapi kan nanti aku juga bakal jadi istri mu, bang! Aku gak masalah kalo sekarang pijitin kamu, kita jadi punya kesempatan berdua, bang!!" celetuk Laras tanpa tau malu, ia bahkan menatap Damar dengan tatapan menggoda.

"Iya mpo, benar itu apa yang di katakan Laras, biarin aja Laras mijitin Damar. Toh cepat atau lambat, mereka akan menikah kan nantinya!" timpal Sari, ikut mengompori Sumi.

"Gak apa mpo! Biar hubungan mereka ada langkah kemajuan, biar nanti kalo udah nikah… keduanya gak canggung lagi mpo!" timpal Suryo bak racun.

Damar mendengus kesal, "Keluarga gilaa!"

"Bang, ibu sama bapak aja setuju. Laras pijitin abang ya di dalam kamar!" cicit Paras dengan tatapan menggoda.

Kreeek.

Brugh.

Damar langsung masuk ke dalam kamarnya, tanpa memberikan kesempatan Laras untuk ikut masuk ke dalam kamarnya. Damar sudah lebih dulu menutup pintu kamarnya kembali lalu menguncinya dari dalam.

Ceklek ceklek.

Bugh bugh.

"Bang! Kok di kunci sih pintunya! Biarin Laras pijitin abang! Ibu Sumi udah izinin Laras kok buat masuk kamar abang, Bang Damar, buka pintunya!" teriak Laras dari luar kamar pintu Damar.

"Kenapa gak di buka, bang?' tanya Suratih dengan nada datar.

Damar berjingkat kaget usai berbalik badan, dirinya mendapati Suratih tengah duduk di sofa dengan kaki menyilang. Netranya menatap Damar marah.

"Astagfirullah! Kamu ngapain di situ, Tih? Bikin abang kaget aja!" celetuk Damar dengan berjingkat kaget.

"Ngapain kaget? Abang kan tau Ratih ada di kamar ini! Kecuali abang lupa, mau masukin Laras ke kamar abang! Iya kan!"

Suara gedoran pintu yang disusul suara teriakan Laras, kembali terdengar. Namun Damar mengabaikannya. Keberadaan Suratih di kamarnya, seakan mampu mengalihkan rasa lelahnya.

Bugh bugh bugh.

"Bang! Bang Damar! Buka pintunya! Biarin Laras masuk bang!" teriak Laras dari luar pintu kamar Damar.

"Jangan merendahkan diri kamu seperti itu, Laras! Biar gimana pun kamu itu wanita! Gak pantas mengejar pria sampai ke dalam kamarnya! Gak tau malu bangat! Toh kalian sudah ibu jodohkan, gak usah lah kamu takut Damar direbut wanita lain!" ketus Sumi, ia memilih meninggalkan. Ruang tengah lalu masuk ke dalam kamarnya.

Sementara di dalam kamar Damar.

Damar melangkah menghampiri Suratih, usai menyimpan tas ranselnya di atas meja kerjanya, dan melepas sepatunya.

"Kamu ngomong apa si, Tih! Abang capek baru pulang, bela belain pulang cepet biar kamu gak kesepian. Hibur abang kek dengan adanya kamu di kamar abang! Kita masih ada waktu 2 hari lagi loh Tih!" ujar Damar panjang kali lebar dengan tatapan memelas, berusaha mengambil simpati Suratih.

Damar menanggalkan jaket dan kemeja yang membalut tubuhnya, lalu membuangnya dengan asal. Dirinya hanya menyisakan kaos singlet berwarna putih, yang memperlihatkan lengannya yang berotot.

Suratih beranjak dari duduknya dengan mata melotot marah, begitu Damar berada tepat di hadapannya.

"Kenapa dengan 2 hari lagi? Toh dalam hitungan bulan, abang malah mau nikah sama Laras! Gak ada gunanya Ratih di kamar abang! Abang ingkar janji sama Ratih! Ratih kecewa sama abang!" cecar Siratih dengan nada gak santai.

Grap.

Damar mencengkram kedua bahu Suratih dengan lembut. Segaris senyum terukir di bibir Damar.

"Kamu ngomong apa sih, Tih? Keberadaan kamu di sini jelas berarti. Abang gak ingkar sama kamu, abang gak sekalipun ngecewain kamu. Cuma kamu wanita yang akan abang nikahin, gak ada perempuan lain!" jelas Damar dengan tatapan meyakinkan.

'Tapi Ratih dengar ibu Sumi ummppp..."

Gak ada lagi kata yang lolos dari bibir Suratih, Damar sudah lebih dulu membungkamnya dengan bibirnya. Satu tangan Damar menahan kepala belakang Suratih, membuat wanita itu gak bisa berkutik. Sementara satu tangannya, menahan punggung Suratih.

‘Bang Damar kebangetan! Kenapa harus kaya gini lagi! Ratih kan belum selesai ngomong! Belum selesai ngeluarin perasaan kesal Ratih!’ batin Suratih, netranya menatap Damar dengan kesal.

Sementara yang ditatap, malah menikmati luma tan manisnya bibir Suratih yang candu baginya.

‘Aku gak tau kamu tau dari mana, tapi aku yakin, aku harus segera ternak kecebong lagi di rawa mu, Tih! Hanya itu jalan terbaik buat hubungan kita, Tih!’ batin Damar mencoba meruntuhkan kemarahan Suratih.

Damar hanya sejenak membiarkan Suratih menghirup nafas, sebelum akhirnya membungkamnya lagi.

"Bang, aku ummpp..."

Hap.

Damar menggendong Suratih dengan kedua tangannya.

Sementara Suratih tampak terkejut dengan alisnya yang mengkerut, ‘Kenapa bang Damar gendong aku? Terus bang Damar mau bawa Ratih kemana? Jangan bilang …’

Suratih menggeleng, saat menyadari Damar membaringkannya di atas tempat tidur.

"Seperti janji abang tadi sebelum berangkat kerja, Tih! Abang mau lagi! Jangan tolak abang! Dosa loh nolak calon suami!" kilah Damar, membenarkan segala ucapannya. Ia menelusupkan jemarinya di balik kaos oversize yang dikenakan Suratih.

Keinginan Damar benar terjadi, ia hanya memberi jeda istirahat 1 jam saat Suratih mengeluh lelah, dan membiarkan wanitanya itu tertidur selama 2 jam di sepanjang malam.

"Ratih capek, bang!" keluh Ratih dengan suara parau, dari wajahnya tampak kelelahan dengan permainan Damar.

"Bentar lagi, Tih! Tanggung mau subuh! Tar abang yang bantuin kamu mandi!" bujuk Damar, yang pada akhirnya membuat Suratih kembali mengalah.

***

Suara ayam berkokok sudah terdengar, namun Suratih masih tampak malas untuk membuka kelopak matanya.

Hingga jam di dinding sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

"Kamu capek ya, Tih?" tanya Damar dengan santai.

Damar baru keluar dari kamar mandi dengan jubah handuk yang memba lut tubuhnya, memperlihatkan dadanya yang bidang. Sementara satu tangannya sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk kepala.

"Udah tau cape, kenapa masih di tanya? Emang abang gak cape apa?" tanya Suratih dengan suaranya yang serak, ia memak sakan kelopak matanya untuk terbuka.

"Gak lah, Tih! Fisik abang masih kuat nih Tih buat 2 kali main lagi!" goda Damar dengan memainkan alisnya naik turun.

"Abang gila!" dengus Suratih.

"Abang gila cuma sama kamu, Tih!" kekeh Damar.

***

Bersambung ...

1
Gaby
Geregetan sama author, Suratih kenapa dibikin begitu
Irawan Hadi MM: makasih kak udh mampir,
salam kenal kak
total 1 replies
Liliana
gemes bener ini sama Suratih, cinta boleh oon jangan dong. Thor bikin gemes bener
Irawan Hadi MM: salam kenal kak
makasih udah mampir
total 1 replies
Jia
saya nonggol thor
Jia
lanjutkan up thor
Shafa Adeena
hadir
Be-Trhee
semangat untuk upgrade
Kinanti Putri
terus kan kak, di tunggu bab berikut nya
Kinanti Putri
semangat ya kak
Ummu Marhamah
bagus untuk karya mu kak, jangan lupa jaga kesehatan biar selalu up
Kiki Fitri
lanjutkan up nya kak
Kiki Fitri
is the best
Dinda Shaza
hadir kak
Amanda
sipppp keren banget thor
Amanda
keren
Alana
semangat terus thor
Nesia
keren banget nih💪💪💪😍
Sonia
💪💪💪💪💪 semangat terus thor
Nona
lanjutkan up nya kak
Ayah Fifi
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Donita
Bagus sih, lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!