NovelToon NovelToon
Mati Rasa

Mati Rasa

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:142.5k
Nilai: 5
Nama Author: Serra R

Terlahir menjadi anak yang terbuang tak membuatnya berkecil hati. Semangat yang dimilikinya kembali berkobar kala melihat banyaknya orang yang menyayanginya.

Namun dunianya berubah kala dirinya memutuskan untuk menikah. Meski harus merasakan kepahitan akan cinta pertamanya. Denisa tetap bisa bertahan meski pada akhirnya dia memilih mematikan hatinya demi membuang rasa sakitnya.

~Kau tak pernah tahu perihnya luka yang tak nampak namun terasa sangat menyayat jiwa. Jika luka gores itu akan hilang dengan sendirinya namun tidak dengan luka hati, sampai kapanpun dia akan tetap kekal abadi.... Denisa

~ Kuakui aku bodoh. Seharusnya aku menggunakan akal dan hatiku bukan menggunakan emosiku... Raka.

Bagaimana kisah mereka mengarungi biduk rumah tangga dengan bayang bayang cinta lain yang masih melekat di hati Raka.
Mampukah Denisa kembali merasakan cinta dalam hatinya yang telah mati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Perbedaan

Trica lebih banyak diam setelah kehadiran Denisa. Gadis itu menatap Denisa dari ujung kepala hingga kaki. Tak ada yang special dari tampilannya, namun entah mengapa aura yang dibawanya terasa sangat berbeda. Bahkan pegawai butik yang berjumlah 5 orang semuanya mengenal Denisa. Mereka kelihatan sangat akrab dan tak ada canggung. Bahkan tawa renyah terdengar dari mereka semuanya termasuk Rena.

"Ehm, Ren. Dia siapa?"

Berpura-pura tak tahu menjadi andalan Trica untuk mencari tahu lebih banyak tentang sosok wanita yang di special kan oleh Raka itu.

"Dia kakak iparku. Namanya kak Nisa, nanti aku kenalin ya. Maklumlah anak anak pada kangen sama kak Nisa jadi ya di serobot deh." Rena tersenyum menatap bagaimana para pegawainya menguasai Denisa. Pegawai yang memang adalah anak anak panti tentu saja merasa senang ketika bertemu dengan orang yang sangat mereka sayangi selama ini.

"Kakak ipar? oh Rico sudah menikah?"

"Bukan istri kak Rico, tapi istri bang Raka. Kakak sulung ku."

"Raka?"

"Ya, Raka Aditama. Dia adalah abang sulung ku. Selama ini abang lebih banyak tinggal di LA dan mengurus perusahaan yang berada disana selain melanjutkan studinya. Dia kembali saat menikah, bukankah kamu membantu papamu di perusahaan ya? harusnya mengenal abang ku dong. Secara, abang sekarang memegang perusahaan peninggalan kakek disini."

"Aku seperti pernah mendengar namanya, mungkin saja lupa." Trica tersenyum kaku.

Dia tak menyangkah jika Raka yang selama ini diincar nya adalah kakak dari sahabatnya sendiri. Yang dia tahu, Rena hanya mempunyai seorang kakak yaitu kembarannya sendiri bernama Rico.

"Sudah lama mereka menikah?"

"Sudah tiga tahun lebih. Kenapa? kamu ingin menikah juga?" Goda Rena membuat Trica mendelik sebal.

.

.

.

"Ray, kamu melihat sesuatu?"

"Ya, tuan. Saya melihatnya, Nona Trica ada disana."

"Cari tahu ada hubungan apa dia dengan adikku dan juga jangan lupa kirim orang untuk menjaga istriku. Aku tak mau wanita gila itu berbuat sesuatu pada istriku."

Raka sempat melihat keberadaan Trica di butik sang adik tadi. Sepanjang perjalanan menuju tempat meetingnya, Raka tak tenang meninggalkan Denisa disana. Meski Rayyan sudah memastikan jika ada anak buahnya yang berjaga disekeliling Denisa.

Rayyan tersenyum tipis melihat kegelisahan Raka. Selama ini laki-laki itu tak pernah menunjukkan sikap selain tegas, dingin dan angkuh. Namun semenjak kedatangan Denisa, sifat Raka pun mengalami banyak perubahan. Jarang sekali marah dan lebih sering terlihat sunggingan senyum meski tipis di bibirnya.

Rayyan menggelengkan kepalanya pelan membuat Raka yang tak sengaja menatap nya mengernyitkan dahi. Namun tak ingin tahu apa yang sedang dipikirkan oleh asisten pribadinya itu hingga Raka memilih diam.

30 menit berlalu, mobil yang dikendarai Rayyan memasuki gedung tempat kesepakatan meeting mereka.

.

.

.

Trica memilih berlalu sebelum Denisa selesai dengan para pegawai tersebut. Rena yang memang belum mengetahui apapun tentu tak merasa curiga dengan gelagat sahabat lamanya tersebut. Gadis manis itu malah mengantarkan Trica hingga ke halaman.

Denisa menghabiskan waktunya di butik. Dia yang memang lama bekerja disana seolah mengulang kembali memorinya yang dulu.

"Kak, istirahat dulu. Bagaimana kalau kita ke gang sebelah kak, ada warung es baru disana yang enak."

"Boleh, kebetulan kakak pengen jajan. Kamu tahu sendiri bagaimana abang kamu, padahal kakak ingin makan pentol bakar sama tahu isi sambel." Denisa tertawa mengingat bagaimana suaminya mendelik kala dia menyebutkan tahu isi sambel waktu itu.

Keduanya berjalan beriringan menuju gang yang berada tak jauh dari butik.

"Kak, ehm.." Rena nampak ragu ragu untuk bertanya. Bahkan gadis manis tersebut menundukkan wajahnya menyembunyikan semburat merah yang perlahan tercetak di ke dua pipinya.

Denisa yang sedang menyuap pentol goreng dalam mulutnya menatap bingung. Namun dia tetap melanjutkan mengunyah makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulutnya itu.

"Ada apa?" Setelah menelan pentol gorengnya barulah Denisa membuka mulutnya kembali.

"Tidak jadi kak?"

Rena tentu saja malu, dia tak tahu harus memulai dari mana untuk bertanya pada Denisa tentang sosok Radit yang selama ini selalu bermain dalam hayalan nya.

"Ada apa sih? bikin penasaran aja?" Denisa memicing namun mulutnya masih terbuka lebar ketika kembali menyuapkan makanannya.

"Soal Radit?" Tebaknya setelah beberapa saat hanya hening yang tercipta.

Rena yang mendengar Denisa menyebutkan nama Radit tentu saja terkejut. Tak menyangka jika kakak iparnya tersebut bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.

Dengan santai Denisa mengelap ujung bibirnya dengan tisu. Dihadapannya masih ada beberapa potong tahu isi sambal dan 2 tusuk pentol goreng juga segelas es campur.

"Kalian berdua itu kenapa sih? nggak Radit nggak kamu. Kalau memang merasa ada yang perlu dibicarakan kenapa tidak langsung kalian selesaikan?. Kakak nggak tahu masalah kalian apa yang jelas, kakak nggak ingin kejadian lalu yang menimpa kakak terjadi pada kalian."

Rena menundukkan wajahnya semakin dalam. Tangannya masih sibuk mengaduk es campur yang hanya sedikit di cicipi nya.

"Kakak sudah merasakan bagaimana rasanya menyesal dan terluka. Sama seperti mas Raka yang juga merasakannya hingga perpisahan yang terjadi pada kami terjadi kerena tak adanya komunikasi dan saling terbuka."

"Sekarang jawab kakak, bagaimana perasaan Rena pada Radit?" Lidah Rena terasa kelu meski hanya untuk sekedar menjawab. Dia hanya bisa diam membisu.

"Rena menyukainya?"

Anggukan kecil dari kepala adik iparnya itu membuat Denisa tersenyum kecil. Sama seperti beberapa waktu lalu ketika dirinya menginterogasi Radit. Pemuda itu juga menunjukkan reaksi yang sama dengan yang ditunjukkan Rena saat ini.

"Cobalah berbicara berdua dengannya dari hati ke hati. Dengan begitu kalian akan saling tahu isi hati masing-masing. Kakak tahu sebagai seorang wanita kita harus menjaga kehormatan dan tak mungkin rasanya bila kita harus mengungkapkannya terlebih dahulu. Itu yang Rena pikirkan bukan?" Rena kembali mengangguk namun kini gadis itu menatap kedua mata kakak iparnya itu serius.

"Itu normal. Apa yang Rena pikirkan adalah normal, karena nggak mungkin seorang wanita menembak duluan apa kata dunia nanti." Denisa tersenyum kecil dengan ucapannya sendiri.

"Tapi kasus ini berbeda bagi kami, Rena. Kami adalah orang yang tersisih, jauh dari kata layak karena kami hanya hidup dari belas kasihan orang lain. Kami tak sempurna, mempunyai ketakutan dan rasa rendah diri yang tinggi. Bisa dibilang, sepanjang hidup kami akan terus merasa rendah karena memang kenyataannya demikian. Tak ada keluarga yang bisa kami banggakan. Itu salah satu alasan kenapa kami lebih memilih diam dan memendam semuanya. Berbeda denganmu, kamu lebih mampu bertahan seandainya kecewa nanti. Orang seperti kakak, Radit ataupun Citra hanya bisa menerima tanpa bisa berontak. Kami tidak punya kemampuan untuk itu."

"Tapi kak, bukankah semua manusia itu sama dihadapan Tuhannya. Lalu kenapa kalian rendah diri hanya karena hal itu?"

Denisa tersenyum, ada banyak orang yang berkata kalimat bijak seperti itu.Akan tetapi tak banyak orang yang mampu melaksanakannya. Bagi sebagian orang mungkin harta, tahta, martabat serta kejujuran itu lebih penting dari sekedar rasa sayang, cinta dan saling menghargai.

"Kalian sudah dewasa, pikirkan saja yang kakak katakan barusan. Setelah itu lakukan apa yang menurutmu baik."

Rena menganggukkan kepalanya. Dia mengerti maksud dari ucapan kakak iparnya tersebut. Rasa minder pada seseorang itu tentu banyak ragamnya dan mungkin salah satunya sedang sia alami. Namun minder dirinya dan Radit tentu sangat berbeda dan Rena perlahan menyadari semua itu.

Beberapa waktu yang lalu, Radit terkesan menghindarinya meski mereka masih sering bersama. Rena sempat putus asa dan berpikir jika dirinya tak menarik dihadapan Radit. Namun kini senyumnya mengembang kala apa yang Denisa katakan membuatnya menyadari satu hal.

.

.

Pemikiran setiap orang itu tak pernah sama.

1
Ray Aza
rendah hati...
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
wah rena hamil ....
tpi rayyan udah sama jennie kan thor di kota B..
selamat ya ren
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
halah modus si raka,, minta mandi sekalian minta jatah ya 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
apa yg membuat mu ragu citra??? jangan pernah berfikir yg aneh", rico tulus mencintaimu, apa kau masih punya perasaan sama radit ???
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
bram menikah saja sama kakka iparnya
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
yaaaaahhhh end nya sedih
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
oalah ternyata arlan bukan anak kandung toh
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
itu air mata beneran atau air mata buaya ren
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
ternyata tuhan lebih menyayangi kakek nya radit
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
dasar wanita edannnn, gak merasa bersalah atas apa yg di lakukannya
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
nah rena, gimana tuh..
jangan menunda momongan lah.. biar kan berjalan sesuai kehendak yg kuasa.. kalian cukup ngadon aja 🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
gass lagi dit 🤭🤭🤭
mau liat live streaming ini 🤣🤣
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
astaga rico mau menguping ya 🤣🤣🤣
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
keramas lah biar wangi ... kan mau unboxing 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
wkwkwk malam pertama cuy...
gass yok
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
walah buk , maaf ya raka udah sold out ..
ibu telat 🤭🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
terharuuuu.... akhirnya ada yg mengakui jennie sebagai keluarga walau tak ada ikatan darah
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
mau ada pembicaraan serius kah kok ngumpulnya di kamar ???
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
yeeee 👏👏👏
akhirnya rencana berjalan lancar.
selamat untuk rena dan radit
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
ya ampun rena, awas kaget loh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!