SUAMIKU TAKDIRKU

Mendengar itu, Surti menjadi tau kalau Aliya telah menyimpan Reno di hatinya.

Surti ikut merasa sesak dan ia merasa jengkel karena Aliya telah mencintai Reno.

"Ibu tidak setuju, Al. Kamu harus lupakan Reno," kata Surti seraya bangun dari duduk dan sebelum pergi, Surti membelai pipi lembut Isa yang berada di kereta bayi, kereta itu ada di samping Aliya.

Selesai dengan makan malam, Aliya pun kembali ke kamar, di sana, ia mengganti popok Baby Isa lebih dulu, memakaikan minyak telon supaya hangat dan tidak digigit nyamuk.

Aliya menyanyikan lagu tidur sebelum menimang anaknya dan Aliya mencoba untuk tidak menangis.

"Aku harus kuat, aku yakin, seiring berjalannya waktu aku dapat melupakannya, aku yakin aku bisa," kata Aliya dalam hati.

Setelah beberapa hari, Aliya yang sudah mendapatkan kelas memasak itu menitipkan Baby Isa pada Surti dan Surti sama sekali tidak keberatan.

Setelah merasa percaya diri, Aliya pun membuka kafe di kampung, Aliya yang ditemani oleh Edi itu mencari tempat yang strategis dan Aliya mengusung tema instagramable.

Aliya harus merubah interior rumah sewanya yang akan ia jadikan kafe dan tentu saja, semua Edi dan orang suruhan Edi yang mengerjakan, sementara Aliya hanya perlu mengatakan apa yang diinginkan.

Setelah hari sudah sore, Aliya dan Edi pulang, Aliya membonceng motor Edi yang setia menemani Edi dan Aliya sejak Aliya masih kecil.

Di perjalanan pulangnya, Aliya seolah mengalami flashback dimana dirinya selalu diejek anak ayah karena Edi akan selalu mengantarkan kemana Aliya pergi dan Aliya menangis saat itu juga, Aliya segera menghapus air matanya.

Aliya menyesal karena telah melukai hati dan perasaan ayahnya yang begitu sangat menyayanginya.

Tanpa Aliya dan Edi sadari, ternyata ada Reno yang tak sengaja melihat keduanya, Reno yang sedang duduk manis di bangku belakang itu sempat melihat Aliya yang mengusap air mata itu.

Dan Arman yang berada di bangku kemudinya itu memperhatikan Reno dari kaca spion.

Arman melihat wajah Reno yang datar, tetapi, Arman mengetahui apa yang sedang Tuannya itu rasakan.

Arman hanya bisa menarik nafas karena Reno tak berhasil ia bujuk untuk meminta maaf pada Aliya dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai.

Reno menggantung hubungan itu sampai waktu yang cukup lama, tetapi, dalam agamanya, Reno sudah bukan lagi suami Aliya setelah sekian lama tidak menafkahi Aliya lagi.

Lalu, Reno yang merasa lelah itu memilih untuk tidur dan setelah sampai di Jakarta, Reno meminta pada Arman untuk membantu Aliya.

"Bantu Aliya, jangan biarkan dia mengalami kesulitan diawal usahanya!" perintah Reno sebelum turun dari mobil.

Arman hanya bisa mengiyakan perintah itu.

"Tuan, sangat banyak pekerjaan yang anda berikan, untung saja gaji yang saya terima cukup besar," batin Arman.

****

Entah bagaimana cara Arman membantu Aliya sehingga kafe Aliya berjalan lancar.

Aliya yang tak pernah membuka sosial medianya itu tak tau kalau orang suruhan Arman membuat iklan.

Dan dengan bodohnya, Reno yang merindukan masakan Aliya itu menyuruh Arman untuk membelikannya.

"Astaga," ucap Arman dalam hati.

"Tuan, kafe itu ada di mana dan kita ada di mana? Sedangkan di Jakarta juga ada banyak kafe dan restoran mewah," jawab Arman yang mulai keberatan dengan tingkah Reno yang kekanakan.

"Kamu mau mendapatkan makanan itu atau kamu akan kehilangan pekerjaan?" tanya Reno yang ternyata sedang mengancam Arman dan Arman yang tau betul kalau dirinya tidak akan memecat karena hal makanan itu menjawab, "Tuan, apakah ada asisten yang kuat meladeni Tuan selain saya?"

Dan Reno yang sedang berbaring di sofa panjang itu menarik nafas, ia berpikir harus terbang ke Surabaya di akhir pekan.

"Baiklah, lanjutkan pekerjaan, aku harus pulang!" kata Reno yang kemudian bangun dari tidurnya.

Karena besok adalah hari sabtu, Reno pun diam-diam pergi ke Surabaya tanpa sepengetahuan Arman.

Dalam hati, Arman menertawakan Reno yang sebenarnya sangat konyol.

****

Di Surabaya, Reno yang masih berada di dalam taksi itu menyuruh sopir untuk berhenti tidak jauh dari kafe Aliya.

Reno juga menyuruh sopir itu untuk membeli makanan Aliya dan sopir yang menurut itu pun membelikan apa Reno mau, sayangnya, karena malam sudah larut, kafe Aliya sudah tutup.

Reno melihat sendiri saat Aliya menutup pagarnya.

Setelah itu, Reno pun melanjutkan perjalanan, ia menuju ke hotel yang sudah ia pesan.

Reno yang belum mendapatkan apa yang dimau itu tak menyerah. Keesokannya, Reno yang sedang berkeliling itu melihat anak-anak abg sedang bermain sepeda, Reno yang berada di taksi itu pun memanggilnya.

"Ada apa, Om?" tanya pria muda yang mendekat.

Reno mengeluarkan uang dari dompet.

"Belikan makanan di kafe itu lengkap dengan minumannya!" perintah Reno dan bocah itu menerima uang tersebut.

"Menunya, Om?" tanya si bocah.

"Menu spesial hari ini," jawab Reno.

Dan Aliya yang kebetulan sedang di dapur itu menerima pesanan tersebut.

Menu spesial hari ini adalah menu yang paling sering Aliya masakan untuk Reno.

Nasi goreng seafood..

Dan Aliya yang sedang memasak itu terbayang wajah Reno, Aliya pun tersenyum.

Selesai dengan semua pesanan itu, anak muda pun membayar, sementara itu, Reno yang tengah menunggu di taksi merasa tidak sabar dan mengira kalau bocah itu membawa kabur uangnya.

"Lama sekali, apa sangat ramai di kafe itu?" tanya Reno pada dirinya sendiri.

Sementara itu, sopir taksi membatin, "Dasar orang kaya sombong, beli makanan saja maunya dibelikan."

Tidak lama kemudian, bocah itu sampai dan mengetuk kaca mobil taksi Reno.

Reno yang menerima pesanan itu pun memberikan tips, tetapi, bocah itu menolak.

"Tidak usah, Om." Setelah itu, bocah tersebut pun melanjutkan bermain sepedanya.

"Astaga, aku sudah berburuk sangka, tetapi, anak itu justru menolak pemberian ku," batin Reno.

Setelah mendapatkan itu, Reno pun kembali ke hotel. Reno memakan masakan Aliya yang belakangan ini ia rindukan.

"Rasanya lebih enak, mungkin dia sudah makin pandai memasak," puji Reno seraya menyantap makanan itu.

"Kalau dia bekerja, lalu, Isa dengan siapa?" tanya Reno dalam hati.

"Sudah pasti dengan neneknya," jawabnya dan benar saja, apa yang Reno pikirkan itu benar adanya.

Surti dan Edi yang sudah memandikan Isa itu mengajaknya berkeliling dan setelah itu ke kafe Aliya.

Isa yang sekarang sudah pandai merangkak itu pun menangis saat melihat Aliya.

Isa ingin secepatnya berada di gendongan Ibunya.

"Anak Ibu, kangen, ya?" tanya Aliya seraya meraih Isa dan Isa pun segera memeluk Aliya.

Setelah itu, Aliya meminta dibuatkan makanan dan minuman untuk Surti dan Edi pada karyawannya.

Sore ini, keluarga kecil itu makan bersama di kafe miliknya sendiri.

Bersambung.

Sampai kapan Reno akan tetap pada pendiriannya itu?