Apa jadinya jika kebahagiaan yg selalu Claudia dapatkan di pernikahan yang 2 tahun menjadi hilang seketika menjadi luka yang menganga ketika melihat suami sedang bermesraan dengan perempuan lain
Apa yang harus dilakukannya, bertahan atau memilih untuk pergi?
Apalagi Clau baru mengetahui ketika dia tengah mengandung buah cinta dari suaminya yang selama ini sangat mereka dambakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DawnLover, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 32 Sedikit Lebih Tenang
Note :
Aku ingin melihatmu tanpa merasa terluka lagi, aku tak ingin merasa takut ataupun merasa bersalah jika harus tak sengaja bertemu denganmu.
DawnLover
.
.
Mendengar cerita yang di sampaikan oleh Leonore, Claudia menjadi diam sendiri dengan segala pikiran yang berkecamuk. Namun tidak separah dan sekusut dulu. Mungkin karena sudah berlapang dada bersedia berdamai dengan masa lalu kemudian ingin melangkah ke jalan masing-masing.
Namun tetap saja ada perasaan gamang meskipun keadaan sudah berangsur pulih membaik. Entahlah perasaan gamang apa lagi itu?. Claudia menatap langit-langit kamar yang redup karena lampu penerangan hanya satu di lampu meja tidur. Clau memegang dadanya yang berdebar dengan normal dan menghela nafas kemudian mengeluarkan dengan satu hembusan yang seakan mengangkat segala beban dan kepiluan yang amat menghimpit hatinya selama ini.
“Semua kenangan punya cerita masing-masing, dari dulu yang tidak pernah bisa melupakan semua yang ada dan yang pernah terjadi. Ternyata, dendam atau tidaknya tergantung pada diri kita masing-masing. Apa sudah menerima kenyataan itu atau belum, kalau sudah menerima kenyataan semua masalah yang terjadi sudah di ikhlaskan karena begitulah adanya”. Ia tersenyum tipis seraya berulang kali mengedipkan mata seraya menarik nafas kemudian mengeluarkannya.
Claudia kemudian menatap Leonore yang saat ini tengah tertidur pulas. “Sudah sedikit lebih tenang untukmu baby, begitu pun untuk mommy” ucap Claudia cukup pelan menatap Leonore yang tertidur, tak lama Claudia pun ikut menyusul tidur.
.
.
Seorang pria sedang duduk di teras balkon kamarnya di temani secangkir kopi caffe latte. Pria yang sedang menghirup aroma kopi yang masuk ke area penciumannya, tersenyum seraya memejamkan matanya perlahan “Himpitan itu mulai berkurang” ucapnya dengan senyuman yang terukir di wajah tampannya.
Ya, pria itu adalah Daniel. Pria yang menggandeng status duda satu anak itu menyeruput kopinya dan menikmati setiap tegukan kopi yang masuk di dalam tenggorokannya.
Daniel menatap langit yang saat ini di penuhi ribuan bintang dan satu rembulan yang memancarkan sinarnya di tengah ribuan bintang yang juga sedang memancarkan sinarnya meski tak seterang cahaya bulan.
“Hari ini, aku bahagia. Ya. Aku sungguh bahagia karena dalam waktu kebersamaan kita hari ini. Sekarang, aku benar-benar ikhlas dan tenang ketika tak ada pertikaian mencekam di antara kita”. Sejenak Daniel terkekeh pelan dengan kejadian hari ini. Kejadian yang tak di sangka dan di duganya, skenario terbaik dari sang pencipta. Ternyata ketika ego sudah tidak ada, kebencian pun perlahan memudar, dan kita mulai memperbaiki setiap jejak yang mungkin terdapat setiap sayatan dan goresan. Keadaan fisik maupun hati pun perlahan membaik. Tidak ada lagi over thinking yang berlebihan bahkan menyiksa diri.
“Kita memang tidak tahu akan berakhirnya seperti apa, tapi hati harus yakin jika rencana Tuhan pasti lebih indah. Aku akan memperbaiki diriku menjadi pribadi yang lebih baik” yakin Daniel pada dirinya sendiri.
Ia sudah tidak memaksa Claudia harus di sisinya sama seperti 3 tahun yang lalu, melihat Claudia tidak memandangnya dengan penuh benci saja Daniel sudah bersyukur. Apa lagi Claudia yang sudah tidak menyembunyikan keadaan Leonore, itu sudah sangat cukup membuat hatinya menjadi menghangat di sertai ucapan syukur di setiap tarikan dan hembusan nafasnya atas kejadian hari ini.
“Saat ini, aku akan belajar membiasakan diri, belajar bagaimana mengikhlaskan sebuah kepergian, belajar bagaimana melepaskan tanpa menjadi beban dan belajar bagaimana seharusnya seorang manusia menerima ketetapan yang sudah di garis tangankan pada hidup kita masing-masing”
kmaren saat selingkuh bahagia bgt.... mna ada smpet inget perasaan istri yg di hianati...