CEO muda yang sudah mati rasa sehingga bersumpah untuk tidak lagi mengenal cinta kini dia sendiri yang melanggar sumpahnya karena bertemu dengan gadis kecil yang merupakan anak dari seorang tukang parkir di perusahaannya.
Lalu bagaimanakah caranya agar mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Litle Bear♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Kei bangun udah pagi, tumben jadi kebo biasanya dia yang bangun duluan," Vino menggoyangkan tubuh Keisya pelan. Tapi yang dibangunin malah nutup diri pake selimut maklum masih ngantuk ya habis dari perjalanan panjang, terus tau gak mereka tidurnya tuh sekitar jam 2-an tapi gak ngapa-ngapain ya cuma mandang pohon sakura doang habis itu balik lagi liat bulan yang sedang bermain dengan bintang.
"Kasian sekali pasti capek," Vino membiarkan Keisya menyambung tidurnya.
"Jam berapa?" tanya Keisya bangkit dari tidurnya, astagfirullah kata bangkit kok agak serem ya ganti-ganti. Keisya bangun dari tidurnya karena mendengar suara langkah kaki Vino mulai menjauh dari ranjang.
"Masih jam 9," jawab Vino enteng.
"Masih? Masih kamu bilang kak? Ini tuh udah telat banget," Keisya refleks loncat dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk cuci muka gosok gigi tapi tak mandi. Biar lah mumpung ada parfum, apa gunannya parfum kalo gak dipake buat memperharum badan, ya tapi jangan biasain gak mandi yah adik-adik ntar dikerubungi lalat.
"Lah kok aku yang kena semprot padahal dia sendiri yang gak mau bangun dasar kebo," Vino duduk-duduk santai disofa sambil memainkan ponselnya menunggu Keisya keluar dari kamar mandi.
Keisya keluar sambil mengelap wajanya dengan handuk kecil.
"Loh kamu gak mandi? Masa gak gerah dari kemarin kamu cuma mandi sekali loh," ungkap Vino.
"Gak usah diperjelas ini juga salah kakak kenapa gak bangunin aku padahal aku pengennya jogging di bawah pohon sakura tapi ini sudah pukul 9 bukan jogging namanya," kesal nya.
"Masih ada hari esok. Jangan ngambek lagi kita sarapan," ajak Vino ke lantai bawah untuk sarapan. Di hotel ini memang sudah tersedia restoran yang dikhusukan untuk para tamu, yakali kan hotel semewah ini cuma berisi kamar doang yah gak elit lah.
Setelah memesan makanan serta minuman yang harus ada nanti keselek kalo gak mesen minum, mereka nunggu dimeja. Keisya masih saja cemberut karena tidak jadi mewujudkan keinginannya untuk jogging sih katanya.
"Nanti sore kita jalan-jalan deh kesana, sekalian sampe malem juga gapapa asal kamu seneng bisa puas liat pohon sakuranya," bujuk Vini sekuat hati berharap degan bujukannya ini Keisya bisa luluh. Karena Keisya hatinya lembut selembut salju yang turun dipagi hari dia pun tidak tega ngambek lama kepada suaminya takut nanti ditinggal sendirian di Jepang kan gak estetik jadinya.
"Gimana kalo habis makan kita kesana?" saran Keisya.
"Boleh-boleh aja sih itu terserah kamu."
Mereka mulai makan karena yang dipesan sudah sampai diantar oleh mbak mbak pelayan berwajah blasteran itu. Cantik. Eh astagfirullah istighfar Vino.
Keisya makan dengan lahapnya, lapar? Ya iyalah pake nanya lagi lapar banget tadi di pesawat gak sempat makan karena ketiduran, ini lagi Vino tega banget gak bangunin Keisya buat makan tapi lebih tega kalo bangunin gak sih kan soalnya mengganggu istri yang sedang kelelahan assekk...
Ini lagi sushi yang dimakan Keisya sedikit banget, padahal digambarnya ada enam biji loh kok yang dateng cuma tiga biji, wah menu sama yang asli gak konsisten banget masa tiga biji doang yang tiga biji lagi kemana? Pasti dimakan oleh tukang masaknya sebagai upah lelah, astagfirullah gak boleh suudzon sama orang. Yah pokoknya ini menu gak sesuai sama porsi asli nya. Mau nambah malu juga nanti dikira perut karet gak kenyang-kenyang. Sementara Vino seperti biasa untuk sarapan memesan nasi plus cumi goreng biar kenyang, awalnya Vino kasih saran ke Keisya kalo mau sarapan pake nasi dulu biar ada isi perut tapi Keisya ngeyel katanya pengen coba rasain Sushi mumpung di Jepang jadi lebih kerasa ala-ala Jepangnya.
Untuk makanan penutup mereka pesan dessert coklat dengan taburan parutan keju diatasnya, wow dari deskripsi nya saja membuat ngiler, siapa yang gak ngiler disini berarti pshycopat titik no debat.
"Yuk kak kita ke pinggir jalan," ajak Keisya seraya menarik lengan Vino. Dessert Vino masih sisa setengah jadi mubazir kalo dibuang sedangkan punya Keisya sudah habis tanpa sisa noda coklat sedikitpun. Buset si Keisya, ini kayaknya tadi makan dessert mulutnya ikut masuk.
"Mau ngapain di pinggir jalan?" tanya Vino mulai menyendok suapan yang terakhir karena sudah hampir habis.
"Mau ngemis mumpung banyak orang yang lalu lalang disana. Kakak lupa pohon sakuranya kan ada dipinggir jalan, yuk ahh jangan banyak omong," Keisya memaksa.
Sampai disana...
"Wahhh cantik banget, ternyata ini ya yang namanya bunga sakura," Keisya memungut bunga sakura yang jatuh dijalan.
"Akhirnya aku bisa lihat dengan mata kepala sendiri, biasanya sih kalo mau liat harus nonton drama dulu," gumam Keisya sambil terus memungut bunga sakura yang jatuh dibawah, tapi yang jatuh gak terlalu banyak ya soalnya kan bukan musim semi. Vino cuma diam mematung melihat aksi Keisya yang seperti anak kecil baru saja menemukan mainan baru. Untung saja mereka tidak menjadi pusat perhatian semua orang disana.
Hari ini cukup cerah, matahari bersinar terik tapi tak menutup kemungkinan bahwa sekarang adalah musim dingin di Jepang, saljunya belum turun ya karena belum waktunya mungkin dua hari lagi atau tiga hari lagi.
"Kak boleh gak sih bawa bunga sakuranya, aku mau bungkusin buat Ibu sama bapak dirumah," ujar Keisya tiba-tiba menghampiri Vino dengan banyak sekali bunga sakura hingga bajunya pun dijadiin wadah buat ngumpulin tuh bunga. Vino mengusap wajahnya kasar tak habis pikir dengan pemikiran istri kecilnya ini, bunga sakura mau dibungkus woyy gak sekalian tuh dicabut pohonnya terus bawa pulang.
"Keisya sayang bukannya gak boleh tapi kan aduh gimana ya cara nolaknya," bingung Vino.
"Kenapa? Ini sekali seumur hidup loh ke Jepang gak bisa lihat bunga sakura lagi kalo pulang ke Indonesia."
"Yah pokoknya kamu gak boleh bawa bunganya. Tenang aja nanti kalo mau ke Jepang lagi bilang aja kita akan langsung terbang kesini, udah yuk balik ke hotel. Taruh balik bunga sakuranya," ujar Vino. Mau tak mau Keisya menuruti apa kata Vino.
Kembali ke room mereka dilantai 12.
Keisya merebahkan tubuhnya diataa ranjang lalu mulai merenung sejenak, kok ada yang kurang ya tapi apa? Oh iya kan setelah sampai sudah janji sama mama Zahra bakal kabarin.
"Kak kita lupa ngabarin Mama kalo kita sudah sampe," Keisya tampak panik.
"Sudah! Aku sudah ngabarin kalo kita udah sampai," jawab Vino santai.
"Loh kapan, aku tidak pernah lihat kak Vino pegang ponsel setelah kita sampai kesini, dan kenapa gak bilang?"
"Pas kamu udah molor, mau bangunin gak tega ya udah buka HP langsung kabarin. Kemarin Mama juga mau video call dan nyari kamu tapi aku bilang besok saja soalnya kamu udah tidur," jelas Vino panjang lebar biar Keisya tidak salah paham. Keisya mulai lega kemudian kembali menyandarkan tubuhnya ditumpukan bantal.
perusahaan menengah saja punya tim cyber IT Thor.
unboxing satu hari menjelang ke jepang.
di jepang cuma seminggu.
besoknya kerumah Keysa..
trus dah hamil aja cuma nggak sampai 2 Minggu?
tolonglah baca literatur Thor
gedung kecil tapi luas...
mana ada pihak hotel berpikir begitu untuk hotel berkelas internasional..
lagian disana emang negara free 😁
trus mobil apa yang ada dalam bagasi?
Garasi x Thor 😁
yang salah pihak mereka 🤔
sebaiknya perbanyak cari literasi jika kurang faham..
baru tamat SMA, baru masuk kuliah sudah skripsi?
skripsi itu adalah tahap terakhir dalam masa kuliah yang nantinya dipertanggung jawabkan dalam sidang skripsi strata satu atau S1.
makan doang sudah butuh waktu sepuluh menit lebih Thor..
harap diperhatikan detail nya
perusahaan terbesar didunia karyawannya bisa puluhan ribu lho Thor..
itu tugas bagian SDM dan HRD..😁
tepar kalau CEO urus karyawan juga
jika perusahaan terbesar didunia.. berapa puluh lantai tuh..
kelihatan ya orang di parkiran..
saran.. sebaiknya cukup perusahaan besar atau terbesar di daerahnya
kalau 2 meter sih cuma sekitar 3 langkah..
itungannya tetap didepan perusahaan
mngkn 300 meter?itu lebih masuk akal.