Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Kedatangan Romo
Harun dan Lisa mendadak saja terdiam tidak tau mau berkata apa apa lagi karena dia sudah kaget dengan kedatangan Romo berserta dua istri nya yang masih terlihat cantik jelita, mungkin kalau orang lain yang melihat maka terlihat akur saja seolah sama sekali tidak pernah bertengkar karena Romo adalah suami yang baik dan adil.
Padahal mereka selalu saja perang dingin dan saling menjatuhkan, sejauh ini memang Ageng yang selalu menang karena dia punya senjata anak dua yang laki laki semua sehingga suami pasti ada di pihak nya. jangan kan Ratmi, Sri saja yang pertama bisa kalah dari Ageng yang sangat licik dan juga jahat ini.
Sebagai anak sudah tentu Harun tau sikap buruk Ibu nya, namun dia tidak bisa juga mau banyak protes karena pasti tidak akan di dengarkan oleh Ageng sendiri. jadi selama ini anak anak selalu di kendalikan oleh dia, begitu pula soal menantu dan Lisa kalah dari Alika karena Alika pintar cari muka serta punya anak laki laki.
"Astaga, aku baru saja mau tenang tapi masih saja ada gangguan nya!" keluh Lisa yang masih setres soal semalam.
Ini pagi pagi malah langsung kedatangan tamu yang pasti akan memberikan komentar pedas atas hidup nya, itu sudah pasti dan dia sebagai menantu hanya bisa diam tidak bisa melawan karena akan di anggap durhaka atau tidak sopan pada orang tua.
"Mari masuk, Ibu dan Romo." Harun membuka pintu lebar.
"Enak ya kamu dapat rumah dari Mbak Sri, biar pun bangkrut tapi masih bisa tinggal di sini." celetuk Ratmi.
"Asal itu bukan rumah nya Bu Ratmi ya tidak masalah, lagi pula Eyang Sundari kan memang memberikan untuk Mas Harun!" Lisa menjawab kesal.
"Tau apa kau soal rumah dan semua yang ada di sini?!" Ratmi menyentak sembari menatap Lisa tajam.
"Apa aku datang karena menyuruh kalian bertengkar? kau juga Ratmi, sudah tau mulut istri Harun tidak ada sopan santun nya!" Romo membuka suara.
Bukan cuma Ratmi saja yang terdiam akibat ucapan nya Romo, Lisa juga langsung terdiam tidak berani membuka mulut lagi kalau sudah mertua nya laki laki yang bicara. jadi ya lebih baik diam saja, Harun pun agak gelisah karena takut malah ada debat.
Sudah lah takut karena mendadak saja di datangi begini malah adu mulut pula, ini lah kadang kadang yang membuat Harun itu kesal pada Lisa. istri nya bila mendengar selentingan sedikit saja akan langsung di ladeni, tanpa pikir panjang soal masalah yang akan datang selanjut nya akibat ucapan yang tidak di jaga.
"Sudah berapa lama kau diam di sini?" Romo menatap putra nya.
"Belum ada satu minggu, aku terpaksa kesini karena dulu Eyang juga bilang kalau rumah ini di berikan padaku." jawab Harun.
"Jadi maksud mu mengatakan ini karena secara tidak langsung mau mengatakan, bahwa aku tidak bisa mengusik mu karena kau sudah di beri langsung!" Romo menyeringai membuat Harun takut juga.
Harun gelagapan karena langsung di todong begitu oleh Romo nya sehingga mau jawab apa juga tidak bisa, sebab silsilah keluarga mereka juga berbelit belit dan secara tidak langsung Eyang Sundari adalah Bibi nya Romo walau saat itu dia tidak menikahi Bu Sri.
"Persiapan sudah lengkap, Tuan." antek Romo membawakan satu nampan bunga yang bermacam macam.
"Letakan saja di sana dulu, aku masih perlu mengatakan pada penghuni baru yang sangat berlagak ini." Romo tidak lepas menatap anak nya.
"Maafkan bila aku ada salah saat tinggal di sini, Romo." Harun berucap pelan.
"Ngapain sih Mas Harun pakai minta maaf segala, ini loh memang rumah dia jadi ya enggak perlu mau minta maaf. dasar orang tua nya saja yang tidak jelas!" Lisa mengumpat dalam hati nya.
"Segala sesuatu memang akan baik bila sadar diri." Ageng yang menjawab sambil menatap lurus pada Harun.
Yang di tatap cuma bisa menunduk saja karena tau bakal salah saat memberi banyak jawaban, Romo yang sudah memberi paham anak nya maka segera bangkit dan mengambil ayam hitam. segala sesuatu memang sudah lengkap di atas nampan nya yang sangat besar, di mulai dari kembang dan juga sesaji lain.
Ratmi dan Ageng segera mengambil tempat dan duduk di sebelah makam nya Eyang Sundari, Romo perlahan lahan melepaskan baju nya satu persatu dengan satu tangan saja karena tangan yang sebelah masih memegangi ayam hitam dan ayam itu ia raba rabakan di dada nya sambil terus membaca mantra.
"Ini apa apaan, Mas? kenapa Romo malah telanjang begitu, aku tidak suka ya karena ini rumah kita!" Lisa menggeram sambil mencengkeram tangan Harun.
"Sebaik nya kamu diam, rumah ini menjadi milik ku dan bukan milik kita!" tegas Harun.
"Ha?!"
Sudah pasti Lisa kaget dengan jawaban suamu nya yang di luar dugaan itu, bagai mana bisa Harun menjaaab nya demikian. padahal mereka adalah suami istri dan pasti nya bila milik suami maka akan milik istri juga, tapi kali ini Harun ingin mengakui sendiri dan tidak mau di bilang milik kita.
"Hentikan mereka atau aku yang menghentikan nya, aku tidak mau ritual seperti itu!" Lisa mulai bertingkah saat Romo menyembelih ayam dan mengucurkan darah nya di dalam kuburan Eyang.
"Silahkan bila kau memang punya nyali, tapi aku mengatakan nya sejak awal saja. aku tidak akan membela mu!" tegas Harun menatap mata Lisa.
"Kamu kenapa, Mas?!" Lisa sangat kaget dengan suami nya.
"Aku lelah selalu berada di bawah mu, lagi pula kita sengsara juga karena perbuatan saudara mu!" Harun menatap Lisa dengan mata berkilat.
"Kau menyalahkan aku sekarang, hanya karena Brian sepupu ku jadi kau menyalahkan aku!" Lisa sangat tidak percaya.
Sudah pasti Lisa kaget karena di sini Harun menyalahkan Lisa sepenuh nya atas kemalangan hidup yang sudah menimpa mereka berdua, karena memang Brian adalah sepupu nya Lisa sehingga sekarang Lisa yang kena sasaran. padahal sebelum nya Harun tidak ada begitu, tanpa Lisa sadari bahwa sikap suami nya memang perlahan lahan mulai berubah.
"Sugih uripku, sugih uriku!" Romo memutari kuburan mertua nya tanpa pakai apa apa.
"Urus saja keluarga gila mu ini, aku tidak mau Elia sampai melihat nya!" geram Lisa segera naik keatas karena begitu marah akan semua ini.
Maka dia pergi meninggalkan Harun yang diam melihat ulah para orang tua di depan kuburan Eyang, Romo dan dua istri nya melakukan hal yang sama seperti saat masuh di kuburan orang tua nya sendiri.
Jangan lupa like dan comen nya, up susulan ya ini karena agak enakan rasa badan.
mudah²an kita semua di beri kesehatan lahir dan bathin,selalu di mudahkan di setiap urusan dan di jauhkan dari mara bahaya
aamiin 🤲