Aku dan Dia, dipertemukan Tuhan dengan status sebagai 'MUSUH BEBUYUTAN'.
Hari pertama masuk sekolah menengah atas, Aku dan Dia sudah menjadi couple 'TOM AND JERRY'.
Setiap hari kita ribut dan bertengkar tiada henti.
Sampai suatu hari...
Kita adalah MUSUH BEBUYUTAN TAPI MENIKAH.
Pernikahan yang seumur jagung, tapi berdampak luar biasa sampai usiaku kini 25 tahun.
Hingga suatu ketika, Tuhan mempertemukan kita kembali di cottage sebuah kota yang jauh dari keramaian kota.
Pertemuan yang membuka kembali kenangan lama Aku dan Dia. Semua kisah lama, akankah mendekatkan kembali Aku dengan JANDAKU dimasa lalu?
🙏🙏🙏Mohon dukungannya di MUSUH BEBUYUTAN TAPI MENIKAH, please...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMY DOANK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANDAKU (14) Aku Dan Dia Sudah Jauh Berbeda
Ibu, maafkan Anakmu ini, Bu! Bertahun-tahun disekolahkan, lalu dibiayai kuliah juga. Ujung-ujungnya, malah jadi gila karena jatuh cinta.
Hhh...
Apakah cinta seperti ini? Manis, asin, kecut, tak enak. Nano-Nano rasanya.
Usiaku besok tepat 25 tahun. Tapi ini kali pertama aku merasakan rasa yang lengkap seperti ini, luar biasa.
Tapi..., sayangnya cinta ini tidak tepat pada sasaran. Dan ternyata doa-doaku pada Tuhan untuk bisa merasakan cinta, akhirnya terjawab sudah. Namun... Aku merasa cintaku ini salah.
Aku jatuh cinta sebenarnya pada JANDAKU yang kini adalah tunangan orang.
Itu bagiku suatu kesalahan.
Dan aku sadar sesadar-sadarnya.
Teramat sulit kurasa untuk bisa menggapainya.
Siti Alifah yang sekarang bukanlah Siti Alifah yang dulu.
Aku sendiri tidak tahu, apakah cintaku ini karena fisik dan wajahnya yang sekarang jauh lebih cantik. Berarti cintaku sebatas fisik.
Tetapi, sejak kembali bertemu Alifah...perasaan ini berkembang pesat menjadi cinta yang berbunga-bunga.
Sejak awal bertemu Alifah di masa sekolah, perasaan ini sudah ada tetapi aku terlambat menyadarinya karena usia yang masih begitu muda.
Bertahun-tahun kemudian, walaupun kita tak pernah lagi bersua, tapi rasa dihati ini masih terus melekat dan tak mau pergi.
Rasa sayang, rasa kecewa, juga penyesalan yang teramat dalam hingga aku seperti terjebak dalam lorong labirin pernikahan singkatku dimasa remaja bersama Alifah.
Tak pernah sekalipun aku ingin mencoba hubungan baru dengan gadis lain. Apalagi, setelah aku mengetahui isi hati dan perasaan Alifah lewat Diary-nya.
Sedikit pesan, jangan pernah mencuri buku diary seorang gadis yang ternyata ada rasa sama lo! Karena, seumur hidup lo akan ada dalam pusaran penyesalan yang terus menerus bahkan makin mendalam.
Entah gue lagi badmood mau ultah, atau memang sedang resah karena usia makin dewasa tapi cinta sejati belum bisa kuraih jua.
Membuatku malas berbuat apa-apa.
Hanya rebahan di kamar kostan. Setelah pulang kerja sampai pukul enam malam, mandi dan sholat maghrib tiga rakaat.
Alifah masih belum menchatku setelah kemarin siang chattingan dan teleponan denganku.
Berusaha husnuzon, karena katanya sedang sibuk seminar proposal. Seingatku Alifah memang sedang sibuk dengan lembaran skripsinya. Ya pasti sangat sibuk bolak-balik ke dosen pembimbing untuk bahas bab per bab skripsi demi di ACC dan pengajuan bab berikutnya.
Aku tak bisa melihat Alifah dari medsosnya. Karena kami ternyata tipikal orang yang sebelas-dua belas. Sama-sama tak suka meng-update status apalagi foto selfie. Kalaupun pernah, itu sangat jarang sekali. Dan bisa dihitung pakai jari dalam setahun.
Jauh berbeda dengan tunangannya yang super aktif dan selalu online karena ada manajer dan official yang mengurus media sosialnya yang banyak diikuti penggemar.
..............
Malam beranjak, azan Isya berkumandang di angkasa raya tempatku tinggal.
Kamar kostan berukuran tiga kali enam meter dengan fasilitas kamar mandi dan dapur kecil membuatku lumayan betah berleha-leha setelah seharian sibuk bekerja mencari nafkah.
"Tot!"
"Oi!"
"Dugem yok!"
Rindu Aji, salah satu officer pengelola kostan menyambangi kamarku.
"Bokek gua!" jawabku ngasal.
Aku dan Aji memang pernah beberapa kali nongkrong bareng di salah satu diskotik jika sedang suntuk.
Mengeluarkan budget tiga ratus ribu buat ajep-ajep goyang semalam suntuk belum termasuk minuman, bagiku lumayan memberatkan kantong juga.
Kadang pikiran bener gue sering ngerasa rugi. Daripada lima ratus ribu out hanya dalam beberapa jam saja semalam, mending duitnya gue alokasiin transfer kirim ke Ibu. Bisa buat tambahan tabungan nyokap, beli perabotan buat seserahan gue nikahan nanti (kata Ibu).
Tapi sebagai anak muda yang single, jomblo dan haus hiburan, toh tak ada salahnya juga mengenal dunia gemerlapnya Ibukota.
"Kemon lah!"
"Beneran gue bokek, Bray! Bulan ini gue minim pemasukan. Potongan motor, utang di kantor, bayar kostan, jajan jasuke dan lain sebagainya dan seterusnya. No budget buat ajeb-ajeb bulan ini gue!"
"Gue bayarin masuknya deh! Hari ini gue lagi baik!"
"Wuih, mantep tuh! Duit dari mana lo? Nilep duit kostan lo ya?"
"Kuya, lo! Gue dapet tips nih dari Miss Vanya!"
"Ahey ahey! Gila lo, jadi juga lo ya! Mau jadi berondong simpenan Miss Vanya! Hahaha..."
"Berisik lo, Tot! Ayo cepetan!"
"Oughey!"
Dapat traktiran walau tiket masuk saja, itu adalah suatu anugerah. Rezeki pantang ditolak. Meskipun dalam keadaan samar, alias bukan untuk kegiatan positif karena bersenang ria di tempat maksiat.
Tapi...! Anggap ajalah ini kado dari si Aji buat hari ulang tahun gue yang udah beranjak tua ini. 25 tahun, usia seperempat abad. Usia yang seharusnya makin berfikir matang dan sudah mulai menjauhi keburukan-keburukan dunia. Hm...! Malah merayakan ditempat gelap-gelapan dengan lampu diskotik yang kerlap-kerlip. Maaf ya Allah!
Akhirnya, tawaran menarik itu tak kusia-siakan.
Dua lembar uang kertas seratus ribuanku melayang untuk membayar minuman. Oleng dikit goyang kanan kiri, hentakkan kaki bersuka ria, hura-hura. Hurraaa!!!
Anjim bener emang si Aji! Ternyata dia udah janjian sama cewek bayaran. Ninggalin gue sendirian plonga-plongo ga ada yang gue kenal.
Hhh...
Tapi cuek sajalah, lanjutkan melantai santai. Rugi bandar kalau sampai aku menyia-nyiakan uang yang sudah Aji dan aku keluarkan.
Musik semakin beringas hentakan beatnya. Menarik jiwa untuk semakin meleburkan diri dengan para cecunguk-cecunguk yang bergoyang semakin semangat tak terkendali.
Rata-rata alkohol memabukkan yang sudah jadi pengaruhnya.
Pria wanita, tua muda, semua bergembira. Berjingkrak goyang dengan gaya dan style masing-masing.
Bahkan aku sendiri mulai tak kontrol diri, hingga...
Seseorang yang sedang duduk di pojok sana mengalihkan perhatianku.
Alifah!!! Ngapain tuh bocah ada di situ?
Aku segera bergerak, menghampiri. Walau lampu diskotik temaram sekali, tapi aku yakin, dia adalah Siti Alifah. JANDAKU yang paling kucintai.
Baru saja aku hendak memanggilnya. Tiba-tiba sesosok lain yang juga kukenal parasnya, muncul dan menarik jemari Alifah lebih dulu.
"Ayo, Bee!!!" terdengar suaranya lirih.
Ternyata si Bryan posisinya sudah mabuk berat. Jalannya terlihat sempoyongan. Dan tangannya seperti orang tremor agak bergetar.
Ish! Pemadat juga rupanya ni orang!
"Ga, Bry! Aku disini aja!" tolak Alifah halus.
Aku sengaja menjeda langkahku. Ingin tahu dulu kira-kira apa yang akan mereka perbuat.
"Ayolah, Bee! Ayo!"
"Aku ga bisa joget! Kamu aja sana!"
"Anj*ing! Perempuan kampung! Susah diajak senang!"
Astaghfirullah...!!! Bahasanya..., ck ck ck... Manis sekali!
Si Bryan terlihat pergi meninggalkan Alifah seorang diri. Sepertinya ia kembali ke kumpulan komunitasnya yang sedang buat masalah di meja seberang.
Tak lama kemudian, seorang pria lain datang ke meja Alifah.
"Fifah, Bryan kalah taruhan! Ayolah, ikut kami. Kita cuma minta kamu turun sebentar, kita triping senang-senang!"
"Engga'! Aku bilang engga' ya engga'!!!" teriak Alifah keras.
Bagus Lifah, pertahankan ketegasanmu!
Tak lama si Bryan kembali lagi pada Alifah.
"Ayo, Bee! Jangan bikin aku malu depan teman-temanku, Bee!"
"Khan aku udah bilang, aku ga mau ikut. Aku gak akan batasi pergaulanmu sama teman-temanmu. Silakan kalian bersenang-senang!"
"Mereka mau kenal sama kamu, Bee! Ayo dong, bangs*at!"
Bug!
"Bangs*t! Elo yang bangs*t! Anjing kurap!"
Aku panas hati, melihat JANDAKU dia lecehkan sekali lagi. Bahasanya benar-benar membikin jiwaku bergejolak hingga kepalan tangan ini mendarat satu kali tepat mengenai tulang pipinya.
"Woi, mony*t!!!"
Seketika suasana membara. Beberapa temannya datang mengerumuni dan ada salah seorang yang tiba-tiba langsung memukulku.
Bag gedebug Jedak,
Keributan tak bisa dihindarkan. Walau Alifah berteriak-teriak meminta kami hentikan perkelahian. Hingga...
Bug.
Wajah Alifah terkena tinjuan Bryan. Spontan kubalas tinjuannya hingga bertubi-tubi dan selebgram itu bercucuran darah bagian hidungnya.
Segera kutarik tangan Alifah keluar dari kerumunan. Kubawa kabur JANDAKU, tak hiraukan teriakan sarkas tunangannya yang nyaris pingsan terkejut mendapati seranganku yang banyak.
Mampuuus!!! Rasain tuh!
...❤BERSAMBUNG❤...