BEBAS PROMO JANGAN SUNGKAN YA!!!
Rania Zalora gadis kelas 3 SMA yang baru saja menginjak usia 18 tahun , harus menikah dengan seorang lelaki berusia 29 bernama Reno Andriansyah seorang pengusaha sukses .Karena kesalahan kakaknya Rania harus menjadi korban dan menikahi lelaki yang sama sekali tidak di kenalnya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia atau dalam hitungan bulan mereka akan bercerai ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vinoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alergi Dadakan
Reno baru saja bangun dan mencuci wajahnya yang masih saja terlihat tampan meski masih memiliki muka bantal.
Sesekali dia menguap merasakan kantuk yang masih menyergapnya, Reno melirik Rania yang masih tertidur pulas dengan gaya bebasnya dia hampir memenuhi seluruh ranjang.
Reno tersenyum gadis itu masih saja belum bisa mengendalikan tidurnya yang grasak grusuk, dia suka sekali menendang dikala tidur membuat Reno merasakan akibatnya.
Cup
Reno mencium kening istrinya itu dengan sayang, dia seakan tak mau berhenti memandangi wajah istrinya yang begitu menggoda meski sedang tidur.
"Kamu itu racun sekaligus penawar buatku Rania, tanpamu aku lemah" Ucap Reno pelan.
"Bang peluk dikit dong kurang anget nih"
Reno terkikik geli mendengar Rania mengigau, bahkan dalam tidurnya pun gadis itu masih saja berpikiran mesum, ingin sekali dia mendekap gadis itu ke dalam pelukan tangannya yang kokoh.
Cup
Reno kembali mencium pipi Rania sambil membelai rambut panjang Rania yang tentu saja membuat gadis itu tambah nyenyak dalam tidurnya.
"Aku menyayangimu sayang!" Gumam Reno pelan sambil beranjak dan keluar dari kamar mereka.
Reno menyeduh kopi di dapur dan membawanya ke ruang tv, sambil menyalakan tv Rano membuka laptopnya dan mulai mengerjakan berkas-berkas yang semalam tertunda.
Meski sekarang hari minggu dia masih sibuk berkutat dengan tugas kantornya yang menumpuk seakan tidak ada habisnya.
Sebagai seorang CEO dia bisa saja melemparkan pekerjaanya kepada orang lain yaitu para bawahannya, tapi tidak dia lebih suka mengerjakan semuanya sendiri.
Karena menurutnya dia lebih teliti jika menangani berkas-berkas kantor apalagi jika itu menyangkut kerja sama dengan perusahaan lain dia tidak boleh gegabah dan malah membuat perusahaannya merugi.
Ada Iyan yang merupakan salah 1 orang kepercayaan Reno, tapi pria itu sendiri sedang sibuk mengerjakan tugas lain yang tak kalah penting.
"Aaaarrgggghhhhh!"
Reno menyemburkan kopi yang sedang diminumnya saat dia mendengar teriakan Rania di dalam kamar, dengan tergesa-gesa Reno langsung berlari ke dalam kamar.
"Ada apa, apa kamu baik-baik saja?" Ucap Reno sambil menerobos masuk ke kamar mereka.
"Astagfirullah"
Reno langsung memalingkan wajah, saat dilihatnya Rania tengah berdiri di depan cermin sambil memperlihatkan bahunya yang putih mulus.
"Sudah Om silahkan berbalik!" Ucap Rania setelah menutupi bahunya yang terekspos.
"Ada apa, kenapa kamu teriak-teriak begitu pagi-pagi begini? membuatku kesal saja" Ucap Reno sambil berbalik.
"Ini Om badanku merah-merah coba lihat deh leher sama bahuku ada bercak merahnya gitu Om" Ucap Rania sambil memperlihatkan leher jenjangnya yang indah dan menggoda.
Reno melirik bercak-bercak merah yang terdapat di leher Rania, dia berdecak gugup gadis itu sepertinya tidak tahu apa artinya itu.
"Mungkin kamu alergi, kemarin kamu salah makan kali makannya gitu" Ucap Reno gugup.
"Ah sial kenapa ada bekasnya, apa aku terlalu kasar semalam?" Gumam Reno dalam hati.
Memang benar bercak-bercak merah di leher dan bahu Rania adalah hasil dari perbuatannya yang tidak bisa mengontrol diri semalam.
"Masa sih Om, aku perasaan gak punya alergi sama makanan deh Om, tapi di dadaku juga ada bercak merahnya gitu Om, lebih banyak malah aku alergi apa ya?" Tanya Rania bingung.
"Mana kutahu, salahmu sendiri yang suka makan sembarangan, makannya kalau makan itu yang sehat-sehat!" Omel Reno.
"Terus ini gimana Om, anterin aku ke rumah sakit yuk Om buat periksa aku alergi apa!" Ucap Rania mengajak Reno.
"Jangan!" Ucap Reno langsung menolak ajakan Rania.
"Kenapa Om kok gitu, Om gak lagi nyembunyiin sesuatu kan dari aku?" Taya Rania penuh selidik.
"Tentu saja tidak memangnya apa yag bisa kusembunyikan darimu" Sangkal Reno gugup.
"Yakin nih, terus itu kenapa kening Om kok benjol?" Tanya Rania lagi.
Reno menyentuh keningnya yang benjol, tentu saja itu gara-gara kena tendang Rania saat dia melakukan aksinya semalam.
Reno melirik Rania yang menatapnya penuh curiga, gadis itu tidak sebodoh yang dia pikirkan ternyata, dia harus mencari alasan agar Rania tidak curiga padanya.
"I-ini aku jatuh tadi di kamar mandi makanya benjol, sudahlah kenapa kamu terus-terusan mencecarku dengan pertanyaan, aku tidak ada hubungannya dengan bercak merah di tubuhmu itu" Ucap Reno berbohong.
"Terus gimana dong Om, masa badanku merah-merah gini kan malu, ayolah Om kita periksa ke rumah sakit" Bujuk Rania putus asa.
Bagaimana tidak dia baru saja bangun dan mendapati tubuhnya yang penuh dengan bercak merah, awalnya dia mengira itu bekas gigitan nyamuk tapi nyamuk bekasnya tidak sebesar dan semerah itu.
"Kamu tenang saja, aku yakin bercaknya akan segera hilang!" Ucap Reno meyakinkan.
"Benar nih Om, gimana kalau alergiku parah kan kalau di biarin bisa makin parah" Ucap Rania bingung.
"Itu tidak akan terjadi, itu hanya alergi dadakan nanti juga akan hilang sendiri" Ucap Reno meyakinka.
"Emang ada alergi pakai dadakan pula? tahu kali di goreng dadakan terus di jual lima ratusan, Om lucu banget hehe" Ucap Rania tersenyum geli.
"Tentu saja ada mana mungkin aku berbohong, sudahlah cepat beres-beres ini sudah siang!" Ucap Reno mengalihkan perhatian.
"Bantuin dong Om, aku kan lagi sakit masa harus ngerjain semuanya sendiri!" Ucap Rania pelan.
"Baiklah aku akan membantumu, kamu mengelap dan mengepel lantai sedangkan aku akan mencuci pakaian dan menyiapkan sarapan untuk kita" Ucap Reno memberi usul.
Rania mengerjap mendengar ucapan Reno, tidak biasanya suaminya itu mau membantu pekerjaannya, sebelumnya jika dia meminta bantuan Reno, lelaki itu malah akan memarahinya dan menambah pekerjaanya.
"Ini beneran kan Om, aku gak salah dengar nih?" Tanya Rania sambil mengorek kupingnya memastikan pendengarannya tidak bermasalah.
"Tentu saja tidak, ayo cepat kalau tidak aku tidak akan membantumu!" Ucap Reno sambil keluar kamar.
"Tunggu!" Ucap Rania sambil menyusul Reno.
Selesai membereskan rumah dan sarapan, Rania dan Reno duduk di depan tv, sambil selonjoran Rania dengan bosan memindahkan saluran-salura tv dengan malas, gadis itu terlihat sangat bosan.
Di sampingnya Reno yang masih asyik berkutat dengan laptopnya melirik Rania, gadis itu terlihat makin menggemaskan saja untuknya.
"Sabar Ren, tahan nafsumu itu jangan sampai kamu melakukan kesalahan seperti semalam" Gumam Reno dalam hati.
"Om!" Panggil Rania pelan.
"Hemmm" Gumam Reno.
"Ajarin aku masak dong Om" Ucap Rania tiba-tiba sambil berbalik memandang Reno.
"Kenapa, ada angin apa kamu tiba-tiba ingin belajar masak?" Tanya Reno bingung sambil menatap Rania.
"Bosen Om gak ada kegiatan mending ajarin aku masak atau bikin apa kek yang penting ada kegiatan" Ucap Rania.
"Baiklah, kalau begitu kita belanja dulu, bahan-bahan makanan di dapur sudah mulai habis" Ucap Reno sambil menutup laptopnya.
"Yeyy makasih Om, aku siap-siap dulu ya" Ucap Rania senang.
Cup
Rania mencium pipi Reno pelan setelah itu Rania langsung berlari ke dalam kamar karena malu, dia memegang detak jantungnya yang berdebar kencang mencium Reno.
"Aduh nyium pipi si Om-om saja sudah bikin aku dag dig dug ser-seran, pengen deh nyium yang lain" Guman Rania sambil tersenyum.
Reno menyentuh pipi yang baru saja dicium oleh Rania, dia tersenyum geli gadis itu bisa saja membuatnya senang pagi-pagi.
"Baru pipi Ren belum bibir" Gumam Reno sambil tersenyum pelan.
-------------
Hollla
Author balik lagi nih buat nyenengin kalian😚😚😚
Makasih loh yang udah like, vote dan komen aku padamu pokoknya😆.
Jangan bosan-bosan mendukung author yang amatir ini ya.
Jangan lupa like dan komennya, masukin juga novel ini ke fav kalian, kali aja kalian suka gitu hehe.
Selamat Berbuka Puasa
Author Manis😚😚😘
pingin ketawa tapi takut kualat.🤣🤣🤣