Diam Diam Suka

"nata kenapa si tih"tanya leo berbisik tapi masih terdengar di telingaku.

"aku juga gak tau"

"kamu kenapa ta?" tanya ratih.

"vero kecelakaan tih" ucapku sendu.

"hah? serius?"

"iya"

"kejadiannya gimana tuh ta?"

"mobil vero masuk ke jurang"

"trus veronya gimana ta?" tanya leo.

"belum ketemu"

"kamu yang sabar ya ta" hibur ratih.

"iya"

irfan berlarian masuk ke kelas dengan nafas yang tersenggal senggal.

"kamu kenapa fan?" tanya leo khawatir.

"kalian udah tau belum?" ucapnya masih ngos ngosan.

"apa?" tanya ratih mulai penasaran.

"itu mobilnya vero masuk jurang" ucapnya. tapi tak ada respon keterkejutan dari teman temannya.

"kok kalian gak kaget si?"

"kita udah tau" ucapku sendu.

"trus sekarang gimana keadaan vero?"

"dia belum ketemu"

***

aku memutuskan untuk pergi ke taman belakang dimana saat ku menangis vero selalu ada untukku disana. duduk di sebuah kursi putih itu lagi. bayangan saat keberadaan vero seperti gambaran di taman itu.

entah kenapa hatiku sakit saat vero tak berada disini. padahal dulu aku selalu risih berada dekat dengannya. tapi lama kelamaan rasa nyaman itu timbul seiring berjalannya waktu.

pikiran ku selalu saja memikirkan tentang vero. tanpa sadar aku melamun terlalu lama hingga tak menyadari jika bel masuk telah berbunyi.

"nata!" sapa seseorang yang membuyarkan lamunanku. aku melirik orang yang memanggilku.

"vero" ucapku singkat.

"nata ini aku kak dody, kok kamu panggil vero si.." jawabnya. aku mengucek kembali mataku dan ternyata benar kak dody bukan vero yang memanggilku.

"maaf kak aku cuman lagi kepikiran sama vero."

"kamu pasti kangen banget ya.. sama vero" ucap kak dody. aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"kak dody ngapain disini?" tanya ku.

"aku cuman lewat aja kok trus liat kamu duduk disini"

"oo gitu"

"kamu ngapain disini?"

"kangen vero" jawabku spontan tanpa mengalihkan pandangan padanya.

"oh"jawabnya singkat.

"yaudah aku ke kelas dulu ya kak" ucapku. saat suasana mulai terasa aneh.

bukan ke ge'eran tapi aku tau kalau kak dody suka sama aku jadi aku gak mau buat vivi makin marah sama aku.

***

bukan kelas yang ku tuju saat ini. itu hanya alasan agar aku tak terlalu lama berada disana. aku memutuskan untuk ke kantin. aku melewati koridor dan kembali teringat vero. di koridor ini ia memanggilku tapi tak ku hiraukan. sekarang aku melewati tempat ini dan aku sangat berharap kalau suara itu akan ada kembali. tapi itu hanya khayalan yang gak bakal jadi kenyataan.

aku melanjutkan ke kantin tapi semua tetap aja ngingatin aku sama vero. aku tersenyum kecut mengingat semua kejadian itu.

memang saat benci dan cinta di hadapkan akan ada salah satu yang akan menjadi pemenangnya. dulu aku sangat membencinya sekarang aku sangat mencintainya. takdir memang aneh dan mungkin saat ini yang jadi pemenangnya adalah cinta.

***

pelajaran disekolah telah berakhir dan bukan rumah yang menjadi tujuanku saat ini. tujuanku adalah jurang tempat vero kecelakaan.

setibanya disana aku berdiri di pinggir jurang dan orang orang banyak berkumpul disana.

"maaf pak ada informasi apa ya" tanya ku pada seseorang bapak bapak.

"jenazahnya udah di temuin" ucap bapak itu.

"gak mungkin pak"

aku berlari menuju tempat polisi itu membawa jenazah. aku sangat berharap kalau jenazah yang di temuin itu bukan vero.