Six Sence In Love

Mohon maaf sebelumnya karena othor baru bisa up lagi, tapi kali ini othor gans mau up visual aja dulu ya... dan terimakasih para readers tercintah jika masih ada yang berkenan membaca novelku ini.

Tapi othor harap semoga para readers tidak bosan menunggu wkwkwk.

Semoga kalian semua selalu diberi kesehatan, meskipun sudah kembali beraktifitas normal akan tetapi harus tetap selalu ingat pesan pemerintah untuk melaksanakan 5M, mencuci tangan, memakai masker, mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan dan menjaga jarak. Apalagi dengan dia yang bikin kecewa, ehhek.

Tapi sakit itu memang ga enak!

...***...

...Berikut visual Bayu dan kawan-kawan serta makhluk-makhluk astral lainnya....

Bayu, 33 tahun. Seorang pegawai sekaligus pemilik Depot Air Mineral Isi Ulang yang masih jomblo sampai kini.

Sekar adik semata wayangnya Bayu.

Kawan-kawan ngobornya Bayu yang somvlak.

Makhluk Astral yang sering Bayu lihat.

Demikian pemandangan uwu, semoga menghibur dan mohon maaf jika visual para tokohnya tidak sesuai dengan yang diharapkan karena sesungguhnya visual terbaik adalah visual sesuai dengan imajinasi kita masing-masing.

...----------------...

Di rumah Bayu.

"Mas Bayu, nanti malam jemput aku ya di swallayan soalnya lenganku lagi sakit susah ngegas motornya." pinta Sekar kepada Bayu.

"Sekarang aku berangkat di antar bapak, karena sekalian bapak mau ke pasar hewan katanya." ucap Sekar lagi.

"Kenapa bisa sakit dek?" tanya Bayu.

"Kemarin aku terjatuh di gudang swallayan mas, lenganku kepentok rak besi." jawab Sekar memperlihatkan lengannya yang terlihat sedikit bengkak dan kebiruan.

"Astaga coba mas lihat, sudah diobati belum?" Bayu mengambil lengan Sekar dan melihatnya dengan seksama.

"Sudah ini tapi masih kebiruan sedikit, masih nyeri mungkin memar."

"Ko bisa jatuh si dek?" seraya duduk kembali.

"Ck itu loh mas, aku kalo ke gudang sendirian pasti aja ada hal yang bikin kaget. Pernah ada barang-barang berjatuhan sendiri eh sering malahan, pernah juga ada yang nutup pintu pelan-pelan tapi kukira kena angin eh malah ada suara perempuan nangis, terus juga kemarin lalu itu aku lagi fokus ngebrand barang tiba-tiba pintu nutup kenceng banget bunyinya sampe bikin aku kaget terperanjat, keplitek deh hak sepatuku akhirnya aku jatuh tanganku kepentok rak besi." cerita Sekar panjang lebar.

"Wah ko kamu ga bilang-bilang si dek?" tanya Bayu dengan penuh keseriusan.

"Tempo hari kan aku sudah bilang sama mas Bayu tapi masnya diam aja." ucap Sekar memanyunkan bibirnya.

"Lah masa sih?" Bola mata Bayu mengitar ke atas seraya mengingat ucapan Sekar.

"Lah masa sih, lupa apa pikun masseee..." cibir Sekar saking kesalnya.

"Hilih. Ya sudah nanti malam mas jemput kamu jam berapa?" tanya Bayu lagi.

"Jam 21.00 aja supaya sudah beres semua aku nunggu di depan swallayan."

"Ok."

Bayu berfikir kenapa keluarganya selalu diganggu oleh hal-hal seperti itu, apa yang terjadi di masa lalu sehingga keluarganya mendapat ujian hidup yang demikian. Kasian Sekar jika nanti nasibnya seperti dia yang sulit mendapatkan jodoh, eh tapi tidak mungkin karena Sekar saat ini sudah punya pacar yang serius dengan hubungan mereka. Fikiran Bayu melayang-layang sampai dia lupa kalau dirinya belum mandi.

"Ngelamun apa to Bayy?" tanya Ibu menepuk pundaknya Bayu.

"Eh ibu ngagetin aja, aku lagi itu... mmm masih ngantuk bu." jawab Bayu asal-asalan.

"Sudah siang ngantuk terus, lebih baik kamu mandi biar seger terus berangkat sana ke Depot nanti kesiangan."

"Astaga aku belum mandi ya? pantesan ngantuk terus," ucap Bayu sambil melihat pakaian yang ia kenakan ternyata masih pake kolor dan kaos oblong.

Kemudian Bayu beranjak dari duduknya dan bergegas untuk mandi.

...----------------...

^^^bersambung,^^^