Ariana gadis berusia 18 tahun meninggal dengan tragis, namun Tuhan memberinya kesempatan hidup sekali lagi.
Tapi saat Ariana bangun dia telah jadi orang lain, Sherina seorang polisi rahasia berusia 28 tahun.
"Sher, Sherina?" panggil Sean.
Tapi Ariana yang belum terbiasa dengan nama itu hanya melengos. Membuat pria itu mengerutkan dahi.
"Sher?" panggilnya sekali lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Sambutan
Dalam laporannya pada pak Johan, Ariana juga menyerahkan denah ruang bawah itu. Penangkapan akan dilakukan dari dua sisi, club malam dan rumah Mario sendiri.
Jadi ketika mendekati waktu eksekusi, seluruh jalan telah di tutup, bahkan beberapa polisi rahasia pun memantau dari gedung lain, menyorot dari ketinggian untuk melihat apakah ada yang terlepas dari penangkapan tersebut.
Data dari Ariana sangat rinci, Mario, Robi dan 12 anak buahnya yang lain.
Pak Johan ikut dalam tim penangkapan Mario, tapi selama operasi itu berlangsung, pak Johan akan tetap berada di dalam mobilnya.
Ariana juga akan bergabung dalam penangkapan itu sebagai pendamping, sementara pemimpin tim itu adalah dari pihak kepolisian.
"Jalan!" ucap sang pemimpin memberi komando. Mereka akan masuk melalui rumah Mario.
Beberapa penjaga di depan rumah itu seketika berjangkit kaget dan mulai berlari masuk ke dalam rumah, karena mereka pun dalam keadaan tak memegang senjata.
"Berhenti!!"
DOR!! tembakan peringatan diberikan, dan semua penjaga itu segera berjongkok dalam ketakutan.
Tim bergerak cepat untuk menyisir tempat.
"Boss! ada suara tembakan!" lapor salah seorang anak buah Mario.
Mario dan Robi saat itu pun mendengar sayup-sayup juga, lantas sangat terkejut ketika mendengar laporan itu.
"Shiit!!" umpat Mario, pasalnya sekarang ini dia dalam keadaan tidak memungkinkan untuk melawan. Kaki kirinya masih terasa sangat sakit pasca penembakan semalam, luka itu bahkan masih basah dan sekarang kembali dihadapkan dalam pertarungan.
"Kita naik ke club Boss!" ajak Robi.
"Kalian halau semua musuh!" titah Robi pula.
"Bagaimana kedua orang ini Boss?!"
"Tinggalkan saja!" balas Mario tidak peduli, saat itu Brandon dan Deasy sudah tak sadarkan diri, penuh dengan luka di sekujur tubuhnya.
Mario tak punya kesempatan untuk memikirkan dua orang tersebut, yang ada di dalam benaknya sekarang adalah bagaimana caranya kabur dari sini. Dia sangat yakin bahwa saat ini yang menyerangnya adalah dari pihak polisi.
Dan satu-satunya yang terpikir di dalam benaknya adalah meminta bantuan kepada Faisal.
Jadi tanpa pikir panjang lagi, dengan jalan tertatih Mario dan Robi segera meninggalkan ruang bawah tanah tersebut, menuju lift untuk kabur melalui club malam.
Pria paruh baya itu tersenyum miring, merasa sangat bersyukur memiliki pintu rahasia ini.
Ting!
Pintu lift itu pun akhirnya terbuka.
Meski kakinya pun juga terasa sakit, tapi Robi membantu Mario untuk berjalan keluar dari dalam lift itu, keduanya saling bantu membantu.
Sampai akhirnya langkah kaki mereka berdua berhenti ketika mendengar suara tepuk tangan ...
Prok prok prok! tepuk tangan Ariana.
"Wah wah, romantis sekali," ucap Ariana, dia tersenyum kecil. Sejak tadi dia menunggu kedatangan Mario dengan duduk di sofa. Jadi saat lift itu terbuka dia langsung bangkit dan memberikan sambutan.
"Kau!" geram Mario, Robi juga Langsung menatap tajam ke arahnya.
"Selama ini papa tidak pernah memperlakukan aku semanis itu," ucap Ariana, kini raut wajahnya berubah.
Deg!
Mario langsung mendelik saat mendengar wanita asing itu memanggilnya dengan sebutan papa. Lalu tubuhnya seketika gemetar saat melihat tatapan yang diberikan oleh wanita asing itu begitu mirip dengan sorot mata sang anak.
Nampak begitu dingin dan penuh keputusasaan.
"Siapa kau?!" balas Mario. Robi pun diam-diam menggerakkan tangan kanannya ke balik punggung dan mengambil senjata, dia sedang tak memegang pistol, namun ada bellati. Dalam benaknya sudah terpikir untuk melempar bellati itu tepat di tubuh wanita kurrang ajjar tersebut. Menusuk sampai begitu perih untuk ditarik dan membuatnya mati.
"Aku? hanya anak pelaccur," balas Ariana. Sebuah jawaban yang makin membuat Mario tercengang.