Kisah pilu yang dijalani oleh gadis yatim piatu dihari pernikahananya sendiri.
Suami yang tega menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.
Tapi siapa sangka, ia justru dipertemukan oleh salah satu CEO terbesar di Asia yang telah menyewa dirinya.
bagaimanakah kisah kehidupan gadis cantik tersebut?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahagia Bersamamu
Kini Dara dan juga Albert telah sampai di bandara internasional Perancis.
Setelah rencana liburan yang mereka rencanakan lusa kemarin, kini mereka sudah berada di negara tersebut.
"Sayang kau sudah tidak mual lagi?" Tanya Albert pada Dara saat mereka sudah keluar dari pesawat.
"Sudah mendingan Al, tidak seperti tadi"
Tadi saat di pesawat dari merasa pusing dan mual yang sering disebut dengan motion sickness.
Tapi setelah Albert memberinya obat akhirnya Dara pun bisa tertidur pulas dan tidak merasakan pusing seperti sebelumnya.
"Selamat datang Tuan dan Nona"
Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang menghampiri mereka berdua.
"Kau sudah datang rupanya, bagaimana kabarmu Roby?" Tanya Albert pada lelaki itu.
"Baik Tuan, bagaimana dengan anda?" Tanya balik pada Albert.
"Seperti yang kau lihat, aku sangat baik"
Sedangkan Dara yang berada di samping Albert hanya bisa diam melihat kedua lelaki yang saling berbincang.
Dara tidak mengenal lelaki yang memanggil Albert dengan sebutan Tuan itu.
"Saya sudah siapkan mobil dan hotelnya Tuan" Ucap Roby.
"Baiklah kalau begitu kita berangkat sekarang"
"Ayo sayang" Ajak Albert pada wanita disamping nya itu sembari menggenggam lengan Dara.
Dara hanya mengangguk dan mengikuti Albert berjalan.
Mereka memasuki mobil berwarna hitam yang sudah menunggunya sedari tadi.
Mobil itu pun melaju ke hotel yang akan mereka tempati.
Disepanjang perjalanan Dara terlihat sangat antusias melihat bangunan bangunan yang mereka lewati.
Bahkan Albert sendiri pun diabaikan begitu saja olehnya.
Sungguh ini bukan mimpi belaka, ia benar-benar datang ke sini, ke negara yang sering ia lihat di TV TV bersama anak panti lainnya.
Dara sungguh ingin menceritakan kepada Ibu Sisil dan Pak Danu serta anak anak panti lainnya tentang pengalaman nya berada di Paris, tapi sayangnya itu tidak mungkin. Dirinya datang bersama Albert, dan mereka tidak tau siapa Albert itu. Dan tidak mungkin juga dirinya bercerita, bisa bisa Ibu Sisil dan Pak Danu tau tentang masalah ini.
"Sudah sampai Tuan"
Dara dan juga Albert keluar dari mobil yang mengantar mereka.
Kini Dara melihat bangunan tinggi yang sangat indah dan megah.
Desain bangunan itu seperti bangunan klasik namun sangat terkesan mewah, Dara pun kagum dibuatnya.
Mereka masuk ke dalam hotel tersebut dan mengambil sebuah kartu untuk akses membuka kamar mereka.
Kini mereka sudah berada didepan pintu bernomor 121.
Clekkk
Pintu terbuka, mereka langsung masuk ke dalam kamar tersebut.
Dara menatap ke sekeliling sudut kamar itu, lalu berlari ke arah balkon disana.
"Wahh...... Sangat menakjubkan" Matanya melebar melihat pemandangan kota Paris.
Albert datang memeluk Dara dari belakang.
"Apa kau suka?"
"Iya Al, aku sangat suka. Terimakasih" Dara tersenyum sembari menatap Albert yang tengah menatapnya juga.
"Sama sama sayang" Jawab Albert yang ikut tersenyum pula.
"Lihatlah, itu menara Eiffel. Kau bisa melihatnya dari atas sini" Albert menunjukkan menara yang menghadap ke arah hotel yang mereka tempati.
"Iya, menara itu sangat bagus"
"Syukurlah jika kau suka. Kalau begitu aku akan mandi dulu setelah itu kita akan makan malam"
Dara langsung berbalik menatap Albert dibelakangnya.
"Apa kita akan makan diluar?"
"Boleh jika kau mau"
Dara langsung mengangguk dengan cepat.
"Iya Al aku mau, aku mau"
"Kalau begitu bersiap siaplah"
***
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam di negara itu.
Albert dan Dara berjalan kaki menuju restoran untuk mereka makan malam.
"Ada yang ingin kau beli?" Tanya Albert pada Dara yang sedang menggandeng lengannya itu.
Dara menggeleng.
"Tidak Al, aku hanya ingin berjalan jalan mengelilingi kota Paris"
Albert hanya mengangguk mendengar keinginan Dara.
Mereka pun masuk ke dalam restoran yang menyediakan makanan khas Perancis.
"Kau ingin makan apa sayang?"
Dara membuka daftar menu yang berada diatas meja.
"Aku tidak tau Al, makanannya sangat aneh" Dengan ekspresi bingung diwajahnya.
"Kalau begitu aku pesankan Escargot saja bagaimana?"
"Mmm.... Boleh"
Setelah itu Albert memerankan makanan dan minuman untuk mereka.
Tak lama setelah itu pelayan datang kembali membawakan makanan yang telah dipesan tersebut.
Dara dan juga Albert mulai mencicipi makanan dan minuman yang telah tersedia.
"Bagaimana?"
"Mmm... Lumayan" Dara tersenyum dan melanjutkan makan malam mereka.
***
Kini mereka tengah melihat menara dari dekat.
Mereka juga banyak mengambil foto dengan latar menara Eiffel.
Sesekali Dara mengajak Albert untuk ber selfi bersamanya.
Sedangkan Albert sibuk memotret Dara diam diam, entah berapa banyak jepretan yang ia ambil, Albert pun tidak tahu.
Setelah puas mengambil gambar Dara dan Albert memutuskan untuk duduk di sebuah kursi panjang yang letaknya tak jauh dari sana.
Sejenak mereka diam tak bersuara, membuatnya hening dalam pikiran masing masing.
Hening
Hening
Hening
"Al, Terima kasih kau telah membawaku ke sini" Ucap Dara yang tersenyum hangat pada lelaki disampingnya itu.
"Aku senang jika kau senang"
Mata dara berkaca kaca, ia langsung memalingkan pandangannya menatap menara yang menjulang tinggi.
"Kini aku bisa merasakan yang namanya bahagia, ternyata sesenang itu rasanya. Maaf jika aku tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah kau beri Al"
Albert mendekat dan menyembunyikan wajah Dara didadanya.
"Justru aku yang harus berterimakasih, karna kau telah hadir dan mengeluarkan aku dari kehidupan gelap yang telah aku lalui"
Dara terisak mendengarnya.
"Aku bahagia Al" Ucap Dara dalam pelukannya tersebut.
"Aku juga, aku bahagia bersama mu wanitaku"