Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 Bayangan Kembali Muncul
Sekolah Gama.
Ternyata hari ini ada kegiatan di sekolah Gama. Dalam tema kreativitas, bagaimana anak-anak sekolah tersebut mengadakan beberapa kegiatan seperti perlombaan menggambar, membuat desain ukiran, banyak kerajinan dan bahkan sampai ada lomba untuk memasak.
Gama seperti biasa sangat aktif dalam hal-hal seperti itu dan pasti mengikuti banyak perlombaan. Gama didampingi oleh Cilla dan seperti apa yang di katakan Cilla jika Andrean juga hadir dalam acara tersebut.
Mood Gama sedikit berantakan. Tidak seperti biasanya di saat pagi hari sudah ceria dan sekarang terlihat datar saja seperti tidak ada semangat sama sekali.
Bukan hanya Gama, Metta, Mikayla dan Rasyid juga hadir dalam acara tersebut dan sudah dapat dipastikan kehadiran Rasyid pasti bujukan dari Mikayla dan tidak jauh-jauh perintah dari Metta.
Mata Rasyid tidak henti-hentinya menoleh ke arah Cilla bersama dengan calon suaminya.
"Kamu akan kembali menikah Cilla! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi dan apalagi laki-laki yang kamu menikahi sesuatu hal yang tidak akan mungkin kamu nikahi," batin Rasyid.
Saat menatap ke arah Cilla dan ternyata Andrean menyadari hal itu dan melihat ke arah Rasyid. Andrean tersenyum kepada Rasyid, tetapi senyuman itu seperti berupa ejekan dengan penuh kemenangan membuat Rasyid semakin kesal.
"Aku tidak membayangkan bagaimana perasaan Rasyid harus melihat Cilla dengan dengan laki-laki yang ayahnya dibunuh oleh ayah Rasyid," batin Metta yang juga ada di sana memperhatikan sejak tadi suaminya bagaimana memperhatikan istri pertamanya.
"Baiklah untuk anak-anak yang sudah mendaftar untuk menggambar, maka silahkan langsung memenuhi tempat yang sudah disediakan dan untuk para orang tua yang memberikan semangat kepada anak-anaknya bisa juga mengambil tempat, tetapi harus tetap menjaga kedisiplinan agar anak-anak kita yang penuh semangat ini tidak merasa terganggu," pembawa acara sudah memberi pengumuman.
Cilla berjongkok di depan putranya dengan memegang kedua bahu Gama.
"Gama harus konsentrasi dalam menggambar dan seperti apa yang bunda katakan setiap garisan dalam gambaran dan juga warnanya harus disesuaikan, hasil gambar yang terbaik adalah berasal dari hati," ucap Cilla memberi semangat kepada putranya itu.
"Baik Bunda," jawab Gama.
"Gama pasti berhasil Cilla, kamu lupa jika Gama merupakan putri dari seorang pelukis terkenal dan sudah dipastikan jiwa seninya mengalir di darahnya, Gama pasti akan menjadi pemenang hari ini," ucap Andrean.
Gama tidak merespon perkataan laki-laki di hadapannya itu.
"Gama, Om doakan kamu akan menang," ucap Andrean.
"Terima kasih Om," jawab Gama dengan datar dan kemudian langsung berlalu dari hadapan Cilla yang ingin bergabung bersama teman-temannya.
Mikayla juga mengikuti kegiatan dalam menggambar dan bahkan dia duduk di samping Gama. Walau Mikayla dilarang oleh ibunya berbicara dengan Gama, tetapi dia masih tersenyum kepada Gama dan bahkan mereka berdua saling tos bersama.
Cilla bersama dengan Andrean mengambil tempat duduk untuk memberi dukungan dan begitu juga dengan Rasyid yang pasti meninggalkan Metta dan Metta seperti biasa akan mengekor.
Lulu berada di dalam mobil bersama dengan Arya dengan mobil tersebut berhenti di depan sekolah Gama.
"Ayo turun!" Lulu memerintahkan kekasihnya itu saat dirinya membuka sabuk pengaman.
"Untuk apa?" tanya Arya.
"Ya masuk kedalam, mau ngapain lagi?" jawab Lulu.
"Bukankah aku hanya mengantarkan kamu ke sekolah Gama dan kenapa sekarang harus disuruh masuk ke dalam?" tanya Arya.
"Kita berdua akan menjadi suporter yang baik untuk Gama. Kita harus mendukungnya agar dia kembali memborong piala," jawab Lulu.
"Nggak deh," sahut Arya tidak tertarik sama sekali.
"Ayolah, aku akan marah jika kamu tidak ingin ikut masuk denganku," Lulu kembali memberi ancaman kepada kekasihnya itu yang ingin ngambek kembali.
Arya menghela nafas perlahan membuang ke depan dan menatap kekasihnya yang menatapnya dengan horor.
"Baiklah," sahut Arya ternyata tidak punya pilihan, jika sudah berurusan dengan ngambek-ngambekan, maka sulit untuk membujuk dan lebih baik menurut saja.
Lulu merasa menang dan begitu senang yang akhirnya mereka berdua keluar dari mobil tersebut dengan memasuki sekolah.
"Lulu, Arya!" langkah keduanya terhenti ketika mendengar suara tersebut dan mereka sama-sama membalikkan tubuh.
Lulu kaget, ternyata menegurnya adalah Robby dan dengan cepat langsung melepaskan tangannya dari Arya.
Robby sudah sempat melihat bagaimana adiknya itu bergandengan dengan dahi mengkerut penuh pertanyaan.
"Kakak ada di sini?" tanya Lulu dengan tersenyum.
"Kamu juga kenapa ada di sini bersama dengan Arya?" tanya Robby penuh curiga menatap adiknya itu.
"Oh, tidak apa-apa. Kami ingin memberikan support yang baik untuk Gama dan Arya bukankah harus menemaniku kemana-mana, lagi pula belakangan ini banyak sekali orang-orang jahat yang mengincar diriku. Jadi aku harus benar-benar dikawal dan dilindungi agar tidak terjadi bahaya," jawab Lulu memberi alasan dan berharap Robby tidak akan curiga padanya.
"Benarkah seperti itu?" tanya Robby tampak tidak percaya dan sementara Arya sejak tadi hanya berusaha untuk tenang.
"Memang kamu Cilla dengan banyaknya bahaya yang masuk ke dalam hidupnya," Robby geleng-geleng kepala merasa adiknya itu sangat penting saja sehingga banyak orang yang menerornya.
"Isss, sudahlah. Kakak sendiri ngapain di sini?" tanya Lulu sewot.
"Mau ngapain lagi jika bukan memberi dukungan untuk Gama," jawab Robby.
"Ya kalau begitu sama saja," sahut Lulu.
"Ayo kita langsung masuk saja!" ajak Lulu membuat Arya menganggukkan kepala dan mereka Langsung berlalu dari hadapan Robby
"Tangannya nggak digandeng lagi," celetuk Robby membuat Lulu kaget, tetapi tetap melanjutkan langkahnya dengan merasa malu dan sementara Arya hanya geleng-geleng.
"Alasan saja, dia pikir aku tidak tahu jika mereka berdua ada hubungan," ucap Robby menyergah nafas, geleng-geleng kepala melihat adiknya itu.
Lulu, Arya dan Robby sudah bergabung untuk menjadi suporter bagi Gama. Arya melihat ke arah temannya yaitu Rasyid yang sedang memberi dukungan kepada putrinya.
"Aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada Rasyid, jika Cilla belum menikah sama sekali. Aku yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres dan pria yang dekat dengan Cilla pasti seseorang yang bukan hanya ingin menjadi seorang suami tetapi pasti ada sesuatu. Tuan Ramos orang yang sangat bijaksana dan teliti, tidak akan mungkin menyuruhku menyelidiki jika bukan ada sesuatu," batin Arya memang belum memiliki waktu untuk memberitahu yang sebenarnya kepada Rasyid.
Lulu sudah memperingatkan kekasihnya itu untuk tidak memberitahu Rasyid, tetapi sepertinya Arya tidak akan menuruti perkataan Lulu. Karena menurutnya ini kesempatan untuk sahabatnya.
Tringg.
Bel berbunyi, artinya waktu untuk diberikan pada anak-anak yang mengikuti kegiatan menggambar sudah berakhir.
"Baiklah anak-anak, waktunya sudah habis dan kalian boleh berdiri memperlihatkan hasil gambaran kalian kepada para penonton yang ada di sini. Saya ingatkan kembali lagi untuk tema gambarannya yaitu sebuah hunian," ucap pembawa acara tersebut.
Semua anak-anak yang ikut dalam kegiatan bergambar akhirnya berdiri berbaris berjajar dengan gambaran mereka berada di depan mereka.
Gambaran yang di double dengan papan persegi tersebut memperlihatkan jelas kepada para penonton yang membuat mereka takjub bagaimana kreativitas anak-anak tersebut.
Cilla melihat gambaran putranya berupa masjid. Cilla tersenyum melihat gambaran putranya begitu sangat indah, tetapi tiba-tiba saja senyumnya hilang dan merasa seperti ada sesuatu pada gambar yang tersebut.
Bersambung....