Dirga Harun purnomo Adalah seorang pengusaha muda yang memiliki beberapa buah perusahaan besar. Dalam hidup dia memiliki segalanya.harta melimpah, wajah yang tampan serta istri baru yang sangat cantik dan terkenal.
saat bulan madu ke Hawai pesawat pribadinya terjebak badai hingga mengalami kecelakaan.
Untung saja semuanya selamat karena pilot yang cekatan.
Sayangnya Dirga mengalami kebutaan Akibat matanya terkena serpihan kayu yang berasal dari ledakan pesawat.
Hidup dan perkawinannya hancur, karena istrinya meninggalkan dirinya yang cacat.
Mampukah Dirga bangkit dari keterpurukannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lara hati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab33 Bening hilang.
Begitu masuk kamar Dinginnya AC menyambut Bening.
Dia memutuskan untuk berbaring sejenak,
Drrrrrt.
Phonselnya bergetar.
Dia tersenyum.
" Ya, dok."
" Gimana liburan nya Ning, asyik?"
Tanya dokter.
" Lumayan dokter, dokter sedang apa?"
" Aku sedang istirahat siang, nih! lagi makan dikantin rumah sakit, makanya bisa hubungi kamu Ning, kapan pulang?"
" Mungkin besok pagi, kenapa memangnya dok?
" Ada yang pengen aku omongin ke kamu, kalau kamu udah sampai dirumah kabarin aku ya?" pinta dokter muda itu penuh harap.
" Ya dok, pasti, aku juga ingin membeli oleh-oleh untuk dokter, mau dibelikan apa?"
Hati dokter kevin langsung merekah bahagia
" Beneran Ning, kamu mau beliin aku oleh-oleh? terserah kamu deh, kalau pemberian kamu apa saja pasti aku suka.."..
Bening tertawa.
" Dokter gombal ih!" sahut bening malu-malu.
" Bukan gombal ini serius."
" Udah dulu ya dokter, Saya mau siap-siap rencananya mau makan siang bersama Dirga dan Sonya"
" Loh! Sonya juga ada disana?" Tanya Kevin heran pasalnya yang ia tahu Bening hanya pergi bertiga dengan Darmo dan Dirga.
" Iya dia nyusul Dirga tadi malam. siang tadi sampai dihotel"
"Ya udah aku tutup dulu, Ning jaga kesehatan ya, jangan Capek-capek nanti kamu sakit.."
" Iya dok..terima kasih atas perhatiannya"
Dokter kevin tertawa pelan dengan jawaban bening.
Hati bening menghangat mendapat perhatian dari Kevin.
Sangat jarang ada orang yang setulus dokter muda itu.
Padahal dokter kevin modus juga ke Bening. Bening saja yang kelewat polos.
Bertepatan selesai mengerjakan kewajibanya shalat Dzuhur, Pintu kamar Bening diketuk Dari luar.
" Bening! kamu sudah siap?" suara bariton Dirga terdengar dibalik pintu.
Bening segera membukanya.
Dia memakai jumpsuit biru pudar yang dipadukan dengan kemeja putih pada lapisan dalam. Bening terlihat modis dan nyaman memakainya
untuk penutup kepala dia memakai jilbab segi empat warna hitam.
Seperti biasa untuk kakinya dia hanya memakai sendal flat agar tak terlalu lelah saat berjalan
Sonya semakin kesal melihatnya, Bening makin imut dan cantik saja dimatanya.
"Ayo berangkat!" dia menarik paksa tangan Dirga, menjauhkannya dari Bening, padahal Dirga sama sekali tak bisa melihat Bening.
Sonya melakukan browsing di internet mencari tempat yang nyaman, indah serta makanannya terkenal enak untuk mereka kunjungi.
Keputusan mereka jatuh pada sebuah kafe yang letaknya ditepi pantai, pemandangannya cukup indah, tempatnya nyaman dan pastinya makanannya enak.
Kafe itu memiliki ruangan terpisah antara satu pengunjung dengan pengunjung lain. Mereka diantarkan kedalam sebuah bangunan berupa gubuk kecil berdinding bambu dengan ketinggian dindingnya hanya sebatas lutut orang dewasa.sehingga saat berada didalamnya mereka bebas melihat pemandangan yang ada diluar kafe. sambil menikmati makanan yang disajikan.
Seperti rencana Dirga, mereka memesan ikan bakar, nasi putih, lalapan dan air kelapa muda. Namun ada tambahan menu lainya kepiting bakar saos pedas, lobster asam manis dan juga udang cryspy.
Sonya tak lepas mengabadikan semua moment dengan kamera phonsel.
Dia juga memotret dirinya berdua dengan Dirga berulang kali.
"Bening! Geser sedikit, wajahmu terekam di kamera Dirga nih, bikin rusak foto aja" Umpat Sonya saat dia memotret Dirga memakai phonsel pria itu. dan posisi Bening kebetulan sedang menaruh makanan kepiring Dirga supaya pria itu bisa langsung makan, jaraknya dan Dirga cukup dekat. sehingga saat Sonya memotret pantulan wajah Bening terekam
" Maaf.." kata bening.
Sonya menyuapi Dirga dengan mesra, sesekali Dirga membalas menyuapi Sonya.
Bening hanya menjadi penonton saja bagi kemesraan mereka. Menyesal mengapa mau ikut bersama kedua sejoli itu. bila hanya menjadi obat nyamuk untuk mereka berdua.
Menyebalkan!
Sebenarnya dilubuk hati terdalam, Dirga ada rasa tak enak hati pada Bening, gadis itu pasti tidak nyaman, merasa canggung dengan keberadaan Sonya.
Buktinya dia lebih banyak diam sejak Sonya datang.
" Siapa namamu?" Tanya Sonya pada bening tiba-tiba, Entah ada angin apa dia bertanya demikian.
Tapi firasat bening tak enak.
"Bening, non.." sahut Bening sopan.
" Hmmmm Bening sepertinya Aku meninggalkan kacamataku dimobil, bisa nggak kamu ambilkan, aku takut mataku rusak karena mataharinya disini terik sekali"
perintah Sonya.
" Baiklah non," Sahut bening tanpa bantahan.
Dia berpikir lebih baik pergi dari sana daripada melihat Dirga terus bermesraan dengan Sonya.
Meski pernikahan mereka hanya diatas kertas semata, istri mana yang rela melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain tepat didepan hidungnya.
Wajah Dirga seketika merah padam. mendengar Sonya memberi perintah pada Bening.
Apalagi dilakukan dengan cara tak sopan. Tanpa kata tolong.
Bahkan Dirga selalu menambahkan kata tolong tiap meminta sesuatu pada Bening.Bagaimana pun Bening adalah istrinya hanya dia yang berhak memerintah gadis itu.
" Sonya..!!" bentaknya menghentikan langkah bening karena kaget.
Suara Dirga cukup keras hingga mengusik beberapa pengunjung untuk menoleh.
Sonya tak kalah kaget, kenapa tiba-tiba Dirga membentaknya.
"Bening bukan pelayanmu, ambil sendiri kacamatamu"Ucapnya dengan tatapan tajam menghujam.
Sonya sampai menciut ketakutan. Selama dekat dengan dengan Dirga pria itu tak pernah sekalipun marah padanya.
" Sayang..kamu kenapa? Apa salahnya aku meminta bening mengambil kacamataku yang tertinggal dimobil"
"Bening adalah pelayanku, bukan pelayanmu, ambil sendiri kacamatamu?" tegas Dirga.
" Tidak apa tuan Dirga biar aku saja yang mengambilnya, lagipula mobilnya juga tak jauh dari sini" Bening coba mencairkan suasana yang tegang.
Mata Sonya sudah merah malu, marah dan sakit hati.
Dibentak didepan semua orang adalah hal yang tidak biasa untuknya. Apalagi Masalahnya cukup sepele, tega sekali Dirga mempermalukannya didepan umum hanya untuk membela seorang pelayan rendahan.
Bening masih ragu-ragu
" Bening duduk!" titah Dirga tak mau dibantah.
"Ta-tapi.."
" Duduk atau kita tak jadi melanjutkan, makan siang dan meminta Darmo mengantar kita segera pulang kerumah siang ini juga" Ancam Dirga.
Sonya kesal sekali , akhirnya dia mengalah dan pergi mengambil kacamatanya sendiri, sebelum pergi dia melemparkan pandangan yang amat menusuk kepada Bening, seolah detik itu juga jantung Bening bisa robek akibat tatapannya.
"Aneh sekali, mengapa Dirga terlihat sangat melindungi pelayan rendahan itu,
Apakah dia punya perasaan pada Gadis kampung itu?" Dalam pikiran Sonya.
" Ini tak boleh dibiarkan, jika terus begini aku bisa kehilangan Dirga sekali lagi. aku harus mendesak dia untuk segera menikahi ku" tekadnya
Melihat Sonya datang pak Darmo langsung mendekat dan bertanya.
" Ada apa non Sonya?'
" Kacamataku tertinggal didalam mobil, tolong buka pintunya"
Darmo dengan patuh membuka pintu dan mengambilkan kacamata itu lalu memberikan pada Sonya.
Dalam perjalanan pulang ke hotel, Sonya lebih banyak diam dia hanya melihat keluar jendela dengan sebal.
Bening sendiri ikut salah tingkah karena situasi yang semakin canggung diantara mereka.
Untung dia duduk didepan disamping darmo jadi tak perlu melihat kekesalan Sonya terus-menerus
" Maafkan aku Sonya.." Dirga mendekat dan memeluk pinggamg Sonya, saat ini mereka berdua sedang berdiri di balkon didalam kamar Dirga. Sonya sedang menikmati anggur merah yang ia pesan melalui petugas hotel.
" Jangan banyak minum Anggur nanti kau mabuk" Dirga mengambil gelas dari tangan Sonya meletakan pada meja yang ada di balkon.
Sonya diam saja dengan wajah masam
" Kau masih marah?" Dirga berbisik sambil mengecup leher Sonya pelan.
Tak urung kemarahan Sonya sedikit berkurang dengan perlakuan lembut Dirga
" Tentu saja aku marah, kenapa kau harus membentakku hanya karena gadis kampung itu?"Tuntut Sonya dengan wajah cemberut.
"Bagiku bening itu sudah kuanggap keluarga, sama halnya dengan Adam, aku tak suka ada orang yang memperlakukan mereka dengan tak baik" Dirga memberi alasan.
"Tapi aku sering memerintah Adam, tapi kau tak pernah marah padaku." Tanya Sonya menjebak.
" Sudahlah lupakan saja, aku minta maaf karena sudah menyakiti hatimu, Aku tak sengaja" kata Dirga.
Malam makin larut keadaan semakin sepi namun deru nafas beriring nafsu masih terdengar dikamar Dirga.
Dua manusia berbeda jenis sedang melepaskan hasrat Disana, Dinginnya AC tak bisa mendinginkan tubuh mereka yang kepanasan dan berkeringat.
tok
tok
tok
Ketukan pintu seketika menghentikan olah raga malam antara Dirga dan Sonya.
Dirga segera memakai jas kamar, mencari tongkatnya dan membuka pintu, Sonya mendesah kecewa dan menarik selimut menutupi tubuh.
Pak Darmo berdiri gelisah dibalik pintu,
" Saya Darmo tuan..."
" Ada apa malam-malam mengetuk pintu?" Tanya Dirga karena merasa pasti ada hal penting yang ingin disampaikan Darmo jika tidak tak mungkin dia berani mengganggu istirahat Dirga.
" Nona Bening tuan.." Darmo terlihat ragu berterus terang
"Kenapa dengan Bening?"
" Dia belum kembali.ke hotel." sahut Darmo takut-takut
" Memangnya Bening pergi kemana?" tanya Dirga panik.
Darmo pun bercerita.
"Sehabis magrib tadi nona Bening meminta saya untuk diantarkan ke sebuah mini market letaknya tak terlalu jauh dari hotel, saya menuruti, Tapi juga menyarankan agar minta ijin pada tuan lebih dahulu.
Nona bening berkata tak enak mengganggu tuan yang sedang istirahat bersama nona Sonya. Saat tiba ditujuan saya ingin ingin menunggu nona.
Tapi ia meminta saya untuk kembali ke hotel lebih dulu. Katanya, dia ingin jalan-jalan sebentar. Karena menurutnya masih terlalu sore untuk kembali ke hotel dan tidur.
Anehnya hingga saat ini Nona belum kembali"
Terlihat jika Darmo sangat gelisah
" Saya mendengar dari beberapa pelayan hotel, Bahaya sekali jika seorang gadis masih berada diluar pada jam-jam begini,.banyak preman dan hidung belang berkeliaran di sekitar hotel dan bibir pantai.
" Memangnya jam berapa sekarang?"
tanya Dirga pada Darmo
" Hampir jam setengah dua belas tuan muda"
Dirga memijit keningnya, frustasi, Tunggulah disini aku akan ganti baju dulu, Setelah itu kita cari bening sama-sama ' Kata Dirga buru - buru masuk kamar untuk mengganti jas kamar dengan baju biasa
" Sayang..Ada apa?" Tanya Sonya duduk gelisah dibalik selimut melihat Dirga sangat tergesa memakai baju.
" Cepat bantu aku .."
Sonya membantu Dirga memakai bajunya
"Kamu mau pergi? kok tiba-tiba kita kan sedang..."
" Bening menghilang.." Sahut Dirga memotong ucapan Sonya.
"Masa udah gede gitu ngilang, udahlah sayang paling dia juga jalan-jalan ntar juga balik,.ngapain sih kamu repot begini," Kata Sonya mengelus dada Dirga yang sibuk memakai jaket.
"Tidurlah Sonya, aku pergi dulu" Dirga mengecup kening Sonya mengabaikan protesnya dia langsung pergi bersama Darmo mencari bening.
🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶
Visualnya Bening, gadis imut sederhana dan cantik berusia 22 tahun.
perawat Tuan muda Dirga Harun purnomo