Bukan novel Plagiat! Kalau ditemukan isi(Alur, nama tokoh, seting tempat, waktu, sudut pandang) cerita sama dengan yang lain, silahkan report karya ini, namun kalau tuduhan itu tidak terbukti, saya yang akan balik mereport anda, seperti itu😊
Berdasarkan kisah seorang teman ditambah dengan bumbu-bumbu halu. Nama dan profesi disamarkan. Sebut saja namanya Lia, dia datang ke kota untuk mencari kerja, sampailah dia bertemu dengan Sera, yang menawarkannya untuk bekerja menjadi pengasuh anaknya, dan inilah kisahnya.
Awalnya kupikir rumah tangga yang aku jalani dengan Mas Haris selama tiga tahun ini baik-baik saja. Tapi ternyata aku salah, saat itu aku tidak sengaja membuka pesan mesra yang dikirimkan suamiku untuk wanita lain, aku bertanya-tanya, siapa wanita itu? Mungkinkah Mas Haris cuma bercanda dengan rekan kerjanya?
Tapi ternyata orang ketiga itu adalah orang terdekatku, orang yang tinggal satu atap denganku, orang yang aku perlakukan dengan baik, ternyata dia orang ketiga di dalam rumah tanggaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintaimu Dengan Semua Kekuranganmu
Sejauh ini belum ada yang bisa menebak alur dengan benar:-)
Hemparan sawah hijau yang menyejukkan mata terbentang luas di belakang rumah Pak Dayo, hanya berjarak kurang dari 20 meter dari pintu dapur, tampak berdiri saung yang terbuat dari bambu dengan ukuran yang hanya mampu menampung lima orang di dalamnya, memang tidak terlalu luas, namun bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan sembari menikmati waktu senja, suasana sunyi jauh dari polusi udara yang selama ini mereka dapati di kota besar, semakin membuat Sonia dan Hakim betah duduk di dalamnya.
Lima belas menit yang lalu, Sera baru saja kembali masuk ke dalam rumah, untuk menyiapkan makan malam, awalnya Sonia berinisiatif untuk membantunya, namun Sera menolak agar Sonia tetap bisa menikmati hal yang hampir tidak bisa di dapatkan di tempat tinggalnya selama ini.
"Tidakkah kamu berpikir egois, dengan tidak mengatakan kepada Sera perihal kondisimu saat ini?" ibu satu anak ini tidak bisa lagi menahan kekesalannya, "dia berhak tahu apa yang kamu sembunyikan selama ini darinya," lanjut Sonia lagi.
Hakim masih tetap menatap lurus pada burung bandol pemakan padi dan juga beberapa burung lainya, ia tidak mau melihat Sonia yang sedari tadi menatapnya.
"Ayolah Sonia, aku baik-baik saja. Bukankah kau tahu perkembanganku saat ini? Lagipula jika Sera tahu, dia bisa cemas, gelisah dan pasti mengkhawatirkanku, lalu dia akan bersedih untukku, kalau seperti itu apa gunanya aku?"
Ya itulah alasan Hakim merahasiakan kebenaran tentangnya, "aku hanya ingin melihatnya bahagia, hanya itu, Sonia, aku sudah baik-baik saja 'kan?" kini pandangan keduanya bertemu, "ya, kau akan baik-baik saja," jawab Sonia yang justru kali ini menghindari tatapan Hakim, jelas ia berbohong karena kenyataannya masih ada beberapa prosedur kesehatan yang harus dijalani Hakim, kini keduanya hanya larut ke dalam pikiran masing-masing.
*****
Home stay yang letaknya tidak jauh dari rumah Pak Dayo, kini sudah terlihat ramai dari biasanya, Sera dibantu dengan teman lamanya juga sudah menyiapkan kamar untuk calon mertuanya, tidak terlalu luas namun nyaman untuk ditempati.
"Sera, ini kopernya."
Sera yang saat itu sedang merapikan tempat tidur, menoleh saat temannya berdiri di sana.
"Ini koper Sonia, makasih ya Lan, kamu sudah mau bantuin aku."
"Sama-sama, ya sudah aku beresin kamar yang lain ya."
Setelah Ulan keluar dari kamar, Sera menarik koper dan map arsip beserta benda-benda lain, semua terlihat berantakan, karena berulang kali sudah berpindah tempat. Saat Sera meletakkan koper itu di samping tempat tidur, ia tidak sengaja menjatuhkan beberapa berkas dari map arsip tersebut, matanya terbelalak saat membaca nama Hakim di sana.
"Mas Hakim..." tangan Sera gemetar saat membaca rekam medis milik Hakim, "jadi selama ini Mas Hakim sembunyikan semua ini dari aku..." ucapnya lirih.
...🌴🌴🌴🌴🌴🌴...
"Sera," Sonia heran melihat Sera berjalan cepat menuju saung, mendengar nama Sera membuat perhatian Hakim juga tertuju kepadanya.
"Ini apa, Mas? Kenapa kamu sembunyikan ini dari aku, Mas?" Sera berteriak saat menunjukan apa yang dibawanya, "jadi selama ini kamu gak pernah menganggap aku ada, Mas?" Sera tidak bisa menahan air mata saat Hakim diam, namun tidak dipungkiri ia terkejut karena Sera sudah tahu apa yang selama ini ditutupinya.
"Sera dari ma---
"Biarkan Mas Hakim yang menjawabnya, Mbak," Sera meletakkan telapak tangannya tepat di dada sebelah kiri Hakim, tangan itu gemetar hebat dibarengi air mata Sera yang sudah mengalir deras.
"Jangan menangisi aku, Sera. Semua baik-baik saja," Hakim menggenggam tangan Sera, "karena inilah aku menutupinya dari kamu," Hakim menghapus air mata Sera, "aku mau kamu menerimaku tanpa melihat kekuranganku, jujur aku tidak percaya diri karena itu, aku tidak mau kehilanganmu Sera."
"Kamu harus tau, Mas. Aku mencintai kamu dengan semua kekuranganmu, sama seperti kamu yang sudah lebih dulu menerima dan mencintai kekuranganku, Mas."
"Maafkan aku, Sera. Semua keputusan ada di tanganmu, apa kamu masih mau menerima aku sebagai suamimu?"
"Jangan bodoh, Mas...aku tidak mungkin meninggalkan kamu, Mas. Kita hadapi sama-sama," ucap Sera di dalam pelukan Hakim.
Senja di sore itu menjadi saksi dimana cinta Sera dan Hakim dimulai tanpa ada rahasia yang ditutupi lagi.
"Aku harap kalian bisa hidup bahagia," gumam Sonia.
...🌴🌴🌴🌴🌴🌴...
Siang itu ada yang berbeda di rumah Pak Dayo, tepat di halaman rumah sudah berdiri satu tarub dihiasi janur kuning yang menandakan adanya pernikahan di rumah tersebut.
sukses
semangat
mksh