Kekejaman dan sifat arogan dari seorang pengusaha muda yang banyak digandrungi para wanita serta pebisnis karena perusahaannya yang mendunia tidak dapat diragukan lagi.
Meski kejam tapi dia memiliki wajah sangat tampan dan banyak uang.
Itulah yang membuat wanita berlomba mendapatkan perhatiaannya.
Namun tidak dengan seorang gadis pemiliki coffe shop seberang kantornya.
Jika para wanita berteriak memanggil namanya dan memujanya, maka gadis itu hanya diam saja dengan cueknya.
Hal itulah yang membuat pengusaha itu penasaran dengan si gadis yang cuek dan dingin itu.
Apakah pengusaha itu mampu mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Dua keamanan yang bertugas didepan hari ini sedang menunduk ketakutan melihat wajah seram direkturnya. Rio saja yang setiap hari selalu disamping El masih takut apa lagi kedua pria paruh baya itu.
Jack yang tidak melakukan kesalahan saja takut melihat wajah bosnya bagaimana dengan Rio juga kedua lainnya. Pasti jantung mereka sudah berdisko didalam sana.
"Jelaskan apa yang terjadi hari ini" ucap El tajam penuh penekanan.
"Tadi datang dua orang wanita yang mengaku sebagai mami dan calon istri Direktur, kami tidak percaya karena sudah melihat Direktur membawa nona kedalam sedangkan yang satu lagi terlalu muda untuk menjadi ibu Direktur.."
"Kami sudah bertanya baik-baik pada mereka tapi mereka marah bahkan memukul saya, kami menyeret keduanya keluar tapi di tahan oleh nona Silvi.."
"Katanya kedua orang itu memang orang penting bagi Direktur, bahkan nona Silvi bilang kami dipecat dan harus menemui bagian HRD untuk prosesnya karena sudah menghalangi jalan calon istri Direktur"
Ke dua pria paruh baya itu menjelaskan semuanya dengan gugup juga gemetaran. Mereka takut jika benar kedua wanita tadi penting bagi Direkturnya, karena ketika Mirna dan Naura dibawa keluar keduanya sedang menuju bagian HRD.
"Jack"
Yang dipanggil mengangguk paham maksud bosnya. Ia langsung pergi untuk menemui wanita yang sudah berani main-main dengan bos mereka.
"Kembali bekerja dan jalankan semuanya sesuai prosedur, siapapun yang mengatakan hal seperti itu lagi pada kalian langsung hubungi Jack" ucap El dengan pandangan tajamnya yang mendominasi juga menakutkan.
"Baik Direktur kami akan bekerja dengan baik" jawab keduanya sedikit menunduk, mereka senang karena tidak kehilangan pekerjaan.
El mengibaskan tangannya agar kedua pria itu pergi dari hadapannya. Setelah pamit mereka pergi dan tinggallah Rio juga El disana.
Jantung Rio berpacu hebat bagaikan menghadapi sesuatu yang sangat sulit seumur hidupnya dan ini memang sangat sulit baginya. Mengingat ia merusak kegiatan bosnya.
"Maaf bos tadi saya panik takut bos kanapa-napa" ucapnya lebih dulu sebelum El bicara.
"Kau tahu apa hukumannya bukan?" tanya El tanpa memandang Rio yang semakin takut.
"I iya tahu bos" jawabnya
"Kali ini kau bebas, pergi ke markas dan lakukan tugasmu dengan baik"
"Apa bos?" tanya Rio yang belum tahu.
"Disana ada barang milik Leo yang harus kau antarkan padanya, tanya mereka dimana Leo berada sekarang lalu kirim putrinya dan buat semuanya seolah-olah putrinya mengalami hal yang tidak terduga sama sekali" ucap El santai meski masih terdengar tajam.
"Lalu bagaimana dengan yang satunya bos? tadi kata mereka ada dua wanitakan?"
"Tinggalkan"
"Siap bos" sahut Rio semangat lebih dari 45 karena lolos dari hukuman bosnya.
Dengan cepat Rio berlari keluar ruangan bosnya untuk menuju markas mereka dari pada berlama-lama diruangan itu. Ia takut malah akan semakin patal akibat yang akan diterimanya.
Pintu diketuk oleh seseorang dari luar, saat El menyuruhnya masuk baru pintu dibuka bersamaan dengan Jack yang masuk.
"Bos, Silvi sudah didepan" ucap Jack.
"Katakan pada semua karyawan agar berkumpul di ruangan serba guna, dalam waktu 20 menit dari sekarang" ucap El sembari memeriksa berkas dimejanya.
"Siap bos"
Jack keluar lagi dari ruangan bosnya untuk memberi pengumuman itu pada semua karyawan di kantor itu.
El sendiri bangkit dari duduknya untuk melihat apa yang dilakukan oleh gadisnya didalam sana. Gadis itu tertidur disana menggunakan bantal yang sering ia gunakan untuk tidur jika tidak pulang.
Setelah memastikan gadis itu benar-benar tidur, El keluar dair kamar dan kembali duduk lagi untuk melanjutkan pekerjaannya.
Jack kembali setelah memberikan pengumuman pada semua karyawan disana. Hanya tinggal Silvi yang masih tinggal di depan ruangan Direkturnya entah untuk apa.
"Apa yang kau lakukan? cepat turun keruangan serba guna" ucap Jack.
"Siapa kau memerintahku? hanya Direktur yang bisa mengaturku" ucapnya duduk masih duduk manis di kursi kerja Jack.
"Menyingkir dari kursiku" ucap Jack tidak suka.
"Siapa kau melarang-larang aku?"
"Cih, pantatmu penuh kuman dan penyakit nanti menular padaku"
"Kau saja sudah penyakit kenapa takut kena penyakit, lagi pula aku ini cantik dan seksi juga wangi siapapun di kantor ini tergila-gila padaku"
"Bukan mereka yang tergila-gila padamu tapi kau yang gila" Jack meninggalkan Silvi yang masih santai memainkan ponselnya.
Jack berjanji pada dirinya sendiri kalau akan mengganti kursinya dengan yang baru nanti setelah selesai urusannya. Bukan tidak mau memakai yang itu lagi atau tertular penyakit tapi Jack tidak suka miliknya dipakai orang lain apa lagi jika orang itu modelan seperti Silvi yang sombong.
"Bos semua beres" lapornya pada El.
El bangkit dari duduknya lalu memakai jas yang ia letakkan di belakang kursinya. Setelahnya keduanya keluar dengan Jack dibelakang El.
Silvi yang mendengar suara pintu terbuka langsung berdiri menghadang jalan Direkturnya dengan senyuman maut yang ia miliki yang di yakininya mampu memikat siapa saja.
Namun yang terjadi malah sebaliknya, Direkturnya itu sama sekali tidak melihat atau melirik dirinya yang sudah sangat cantik.
Karena diabaikan Silvi memilih untuk jalan lebih dulu dari El. Ia berjalan didepan Direkturnya dengan berlenggak longgok. Bahkan bokonya sengaja sedikit ia tunggingkan agar terlihat berisi juga seksi.
Tapi sayang usahanya sia-sia karena El sama sekali tidak melihat apa yang ada didepan matanya. Pemandangan seperti itu malah membuatnya sangat jijik dan ingin muntah.
Kalau Jack jangan ditanya lagi, dia sudah cekikikan dibelakang tubuh bosnya juga menutup mulutnya rapat agar tawanya tidak keluar. Ia tahu mood bosnya sedang sangat buruk kali ini jadi dia menahan sendiri rasa lucunya.
Mungkin nanti dia akan berbagi cerita dengan temannya saja kejadian menggelikan yang dilihatnya. Bagaimana tidak geli dan ingin tertawa jika melihat ada yang berjalan seperti itu.
Silvi sudah seperti bebek berjalan yang pantatnya bergoyang kekiri kanan karena disengajanya. Yang alami juga tertutup lebih menggoda ya bos bahkan bikin penasaran gumam Jack dalam hati menutup mulutnya rapat-rapat.
Tiba di ruangan serba guna yang sering mereka gunakan untuk acara perayaan di kantor. Semua karyawan yang tadi berbisik langsung terdiam melihat Direktur mereka datang dengan wajah suram yang menyeramkan.
Ruangan menjadi terasa pengap dan minim udara hanya karena tatapan tajam dari El yang manatap satu persatu orang disana terutama karyawan yang mendapat jabatan tinggi.
Semua tidak luput dari mata tajam El yang bagaikan elang mencari mangsanya.
Silvi berdiri paling depan dari semua orang yang sejak tadi sudah menjadi pusat perhatian yang lainya karena berjalan didepan direktur mereka dengan menggodanya tanpa mendapat masalah apapun.
"Siapa yang mau jadi istriku?"