TAK KUSANGKAH, AKU AKAN JATUH CINTA PADA SICULUN ITU.
Itulah yang menggambarkan, apa yang dirasakan oleh seorang milionare kaya, Zain Pratama.
Penghianatan yang dilakukan mantan kekasihnya Clara, membuat Zain berniat membalas rasa sakit hatinya, dengan menikahi adik angkat dari Clara, Ariana.
Tak disangka cinta tumbuh dihati seorang Zain. Tanpa mengakui perasaannya diam-diam, dia begitu mencintai istrinya. Lika-liku kehidupan berumah tangga mereka dimulai, dengan Clara yang ingin kembali pada mantan kekasihnya.
Jebakan yang dibuat Clara, pada Ariana? membuat Zain menggugat cerai istrinya, hingga rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian, disaat Ariana tengah mengandung.
Berpisah bertahun-tahun, dan takdir mempertemukan mereka kembali. Dengan Ariana sudah menjadi perancang kelas dunia, dan Zain sudah memiliki seorang kekasih. Ikuti kisahnya, bagaimana takdir mempersatukan cinta mereka kembali.
Dan nantikan juga penyesalam seorang Celine, yang tidak menyangkah Ariana adalah, anak yang dia cari selama ini.
IG.Popy_ yanni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon popyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekawatiran Zain.
Mendapati Ariana pingsan, membuat Zain semakin diliputi rasa takut. Menepuk pelan pipi istrinya, berusaha membangunkan wanita itu.
"Araa, bangun Araa? bangun?" Panggil Zain, dengan sedikit berteriak.
Ariana tak kunjung sadar, dengan segera Zain menggendong istrinya, membawanya keatas ranjang. Berlari leluar dari kamar, setelah menyelimuti tubuh istrinya, dengan selimut.
"Adam.., Adam...!" Teriaknya, dengan suara yang begitu mengelegar, dalam rumah mewah itu.
Para penghuni kediaman Thomson yang mendengar suara teriakan Zain, seketika berlalu dari tempat mereka masing-masing.
"Ada apa, Tuan?!" Tanya Adam dengan berlari kecil menghampiri Pria itu, dan raut wajah yang terlihat sedikit panik.
"Kau hubungi Dokter Jack, sekarang."
"Baik, Tuan?!" Jawab Adam, tanpa bertanya lagi walaupun dalam dirinya, menyimpan rasa penasaran.
Zain kembali melangkahkan kakinya kedalam kamar, dengan langkah yang begitu tergesa-gesa. Dan tentunya, kekhawatiran yang teramat sangat.
Ani yang menyaksikan itu, terlihat begitu penasaran. Dan dalam dirinya, timbul tanda tanya. "Ada apa Adam, apakah ada sesuatu yang terjadi?!"
"Ntalah Bibi, Ani? tapi Tuan memintaku, untuk menghubungi Dokter Jack, sekarang juga."
"Baiklah, aku akan langsung mencari tau kekamar mereka." Dengan berlalu menuju kamar, Zain Pratama.
Dirinya terlihat begitu panik. Menghampiri lemari pakaian, dan membukanya. Mengedarkan pandanganya dalam lemari, mencari pakaian istrinya. "Dimana pakaiannya?" Bertanya pada diri sendiri, dan tangannya terus membongkar-bangkir pakaian didalam lemari tersebut.
Ani yang baru saja masuk kedalam kamar itu, begitu terkejut saat mendapati Nonamudanya, tertidur diatas ranjang dengan wajah yang terlihat begitu pucat.
"Nona, anda kenapa?" Bertanya dengan raut wajah yang terliaht begitu khawatir, tapi wanita itu tak kunjung sadar dari pingsannya.
Melihat tubuh Ariana tak berbalut apapun, membuat Ani langsung berlalu keruang ganti.
"Tuan?" Panggilnya, saat mendapati keberadaan Zain diruang ganti.
"Bibi! dimana pakaian istriku?!" Dengan sekilas, menatap wanita itu.
Tersenyum, dan melangkahkan kaki menuju sebuah lemari kecil, yang terletak disudut ruangan.
"Apakah anda lupa Tuan, kalau andalah yang meminta Nona Ariana, menaruh pakainnya dilemari kecil ini." Jawabnya, dengan membuka lemari tersebut.
Mengusap kasar wajahnya, sebab dia sendirilah yang melarang Araa, menaruh pakaiannya dilemari pakaian miliknya. Ani meraih sebuah sweater yang terlihat begitu usang, dan dress yang akan dia pakaikan pada Nonamuadanya. Dan saat dia akan berlalu pergi, Zain langsung mencekal tangannya.
"Ganti sweaternya, dengan punyaku saja. Dan biarkan, aku memakaikan padanya. Sebab bagaimanapun, dia adalah istriku."
"Baik, Tuan?! kalau begitu saya akan kedapur, untuk membuatkan sesuatu buat Nona."
"Baik, pergilah?"
Setelah kepergian Ani, Zain kembali menyambangi istrinya. Tapi seketika langkah itu terhenti, dan melemparkan pandanganya kearah lemari kecil itu.
"Setelah ini aku akan memindahkan semua pakaiannya, kedalam lemariku. Gumamnya, dengan kembali melanjutkan langkahnya.
Mengenakan pakaian pada istrinya, dan tatapan matanya menatap dengan intens wanita itu.
"Kenapa kau begitu bodoh, culun?! apakah kau mau mengakhiri hidupmu dengan tindakan konyolmu, itu?!" Gumamnya, dengan raut wajah yang terlihat begitu kesal.
****
Jack melangkahkn kaki kedalam kediaman mewah itu, dan saat tiba didalam dia mendapati keberadaan Clara.
Menghampiri lelaki tampan itu, dengan raut wajah yang terlihat begitu penasaran.
"Jack? kau kemari? untuk apa kau datang, apakah Zain sedang sakit?!" Bertanya dengan nada penasaran, seraya menatap penasaran Dokter tampan itu.
"Clara? kau disini? bukankah kau, dan Zain tidak punya hubungan apa-apa lagi?!"
Raut wajahnya seketika berubah kesal, saat mendengarkan pertanyaan, apa yang ditanyakan Jack.
"Apa hakmu, bertanya seperti itu? Terserah aku
mau berada dirumah ini, atau tidak. Lagi pula, ini bukan urusanmu." Jawabnya, dengan raut wajah yang terlihat begitu kesal.
"Aku memang tidak punya hak, tapi hanya terkejut saja. Lagi pula, bukankah Zain sudah menikah dengan adikmu? setidaknya, itu berita yang aku dengar."
Pembicaraan mereka terhenti, saat kedatangan Adam tiba-tiba.
"Kau sudah datang, Dokter Jack?!"Bertanya, seraya menghampiri kedua orang dewasa itu.
"Aku baru saja datang, Adam? dan siapa yang sakit, apakah Zain? karena tadi siang aku masih menemuinya, diperusahaan."
"Ntahlah, akupun tak tau. Mungkin bisa saja, Nona. Baiklah, ayo kita kekamar sekarang." Ajak Adam, dengan berlalu begitu saja bersama Jack.
Raut wajahnya terlihat begitu kesal. Dan tak bisa dipungkiri, api kecemburuan, dan iri terhadap Ariana semakin bertambah.
"Nona..? apa mereka bilang tadi, Nona?!" Dengan seringai, diwajahnya.
Lihat saja, aku akan merebut kembali posisiku."
Celine berjalan menghampiri Clara, saat melihat keberadaan jack dirumah ini, membuat dia terlihat begitu penasaran.
"Clara..?"
"Bibi..?" Dengan menoleh, keasal suara.
"Tadi Bibi melihat keberadaan Jack, dirumah ini. Siapa yang sakit? sebab tadi dia bersama Adam, pergi kekamar Zain." Bertanya, dengan raut wajah yang begitu penasaran.
"Akupun tiadk tau, siapa yang sakit Bibi? tapi sepertinya anak pungut itu." Jawabnya, kesal.
Saat tengah berbincang, Ani melewati mereka.
"Ani..?" Panggil Celine, tiba-tiba.
Menghentikan langkahnya, seraya menatap kedua wanita beda usia itu, dengan tatapan penasaran, dengan tangan tengah memegang sebuah nampan, berisi semangkuk bubur.
"Ada apa, Nyonya?"
"Untuk siapa, bibir itu? dan siapa yang sakit?"
"Nona muda, sedang sakit Nyonya? jadi saya membawa bubur ini, untuknya." Jawabnya, dengan kembali melanjutkan langkahnya.
Clara menghampiri wanita paruhbaya itu, dan menggandeng manja Celine.
"Bibi, aku rasa Zain semakin perhatian pada Ariana."Ucapnya, dengan nada sedikit merajuk.
Menghembuskan napas, yang terasa begitu sesak didada. Dan berusaha meredam emosi, yang hampir membuncah.
"Kau tenanglah, selama masih ada Bibi kau tidak perlu khawatir, Bibi akan membantumu, untuk mendapatkan Zain, kembali. Dan ayo kita kekamar, untuk mencari tau apa yang terjadi."
